INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Makalah ini
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Disusun Oleh :
1.
Yuni
Lailatus Sya’diyah (210315274)
2.
Jannatunna’im (210315283)
3.
Hawing Cahya
PM. (210315271)
4.
Puji Astuti (210315280)
5.
I’san
Baidowi (210315296)
Kelompok:6
PAI.H
Dosen Pengampu
Medina Nur Asyifah Purnama, M.Pd.I
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
MARET 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal perlu diadakan peningkatan
kualitas pembelajaran secara berkesinambungan. Upaya peningkatan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi kepribadian dan profesionalisme guru.
Salah satu upaya peningkatannya adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas, karena melalui PTK masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat
dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan sehingga proses pendidikan dan
pembelajaran dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik dan inovatif.
Dalam sebuah
PTK diperlukan adanya alat atau instrumen untuk mengumpulkan data terkait
kegiatan pembelajaran. Alat tersebut hendaknya dapat mencerminkan cara
pelaksanaan pembelajaran. Instrumen ini menjadi sesuatu yang vital dalam penelitian,
karena tanpa adanya instrumen tidak akan dapat tercapai tujuan yang diinginkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Instrumen dalam PTK?
2. Bagaimana jenis-jenis Instrumen dalam PTK?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Instrumen dalam PTK
Instrumen
penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,
dan disebut juga dengan teknik penelitian. Karena instrumen atau alat
tersebut mencerminkan cara pelaksanaannya. Penelitian Tindakan Kelas adalah
suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah pembelajaran yang memerlukan sebuah
instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan suatu data yang
diharapkan. Karena sebuah penelitian memerlukan data-data empiris.[1]
Ciri khas
dari Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pengamatan yang melibatkan peran
serta seorang guru, dimana seorang guru selain mengajar juga melakukan
penelitian. Guru sebagai penentu skenario penelitian, bertindak sebagai
instrumen pokok atau kunci dalam Penelitian Tindakan Kelas dan berpartisipasi
penuh dalam pengumpulan data. Sehingga instrumen lain hanya menjadi instrumen
penunjang. Teknik pengumpulan data dilaksanakan guru ketika proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung, namun tidak boleh mengganggu kegiatan
pembelajaran, karena guru dalam konteks PTK berperan ganda sebagai pengajar dan
peneliti.[2]
Jadi, instumen dalam PTK adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian pada penelitian tindakan kelas.
B.
Jenis-jenis Instrumen Dalam PTK
1. Observasi
Observasi
atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap
kejadian yang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang
hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi tindakan kelas berfungsi
untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan dan prosesnya. Observasi itu
berorientasi ke depan, tetapi juga memberikan dasar bagi refleksi sekarang,
lebih-lebih lagi ketika siklus terkait masih berlangsung. Sehubungan dengan
itu, pengamat (baik oleh peneliti sendiri maupun oleh teman sejawat) perlu
menjaga agar observasi dapat dilaksanakan secara terencana, dilakukan secara
cermat, dan bersifat responsif.
Ada empat
metode observasi yang dapat diterapkan, yaitu terbuka, terfokus, terstruktur
dan sistematis :
a) Observasi terbuka dimulai dengan pemikiran netral,
kosong, dan pengamat merekam hal-hal penting. Tujuannya agar pengamat dapat
merekonstruksi proses penerapan tindakan perbaikan dalam kerangka diskusi
balikan.
b) Observasi terfokus adalah observasi yang dilakukan
secara spesifik.
c) Observasi terstrukrur adalah observasi yang ditandai
dengan perekam data yang sederhana, tetapi dengan format lebih rinci.
d) Observasi sistematis adalah bentuk observasi yang
diarahkan pada pengkategorian bentuk dan jenis data amatan yang disusun secara
rinci.[3]
Instrumen observasi pada
PTK merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati hal-hal yang diamati. Macam
instrument observasi antara lain: chekc list, anecdotal record, dan rating
scale.
a)
Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan
diobservasi, sehingga observer tinggal memberikan tanda ada atau tidak adanya
dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi. Ini merupakan alat yang
praktis sebab semua aspek yang akan diteliti
sudah ditentukan terlebih dahulu. Ada dua macam check list bentuk individual
yang diguankan mencatat kegiatan individual dan kelompok untuk mencatat
kegiatan individu dalam kelompok.
b)
Adecdotal record adalah
alat observasi untuk mencatat kejadian yang bersifat luar biasa sehingga
dianggap penting. Dalam PTK catatan anekdotal diperlukan untuk mencatat
kejadian selama proses yang dianggap tidak biasanya.
c)
Rating scale atau skala penilaian pada dasarnya mirip daftar cek,
hanya aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala atau kriteria
tertentu. Sehingga data yang diperoleh lebih halus sebab tidak hanya mencatat
ada atau tidak ada. Skala dapat dibuat dalam 3 bentuk yaitu katagori, numerik,
dan grafis. (1) katagori skala dibuat dalam bentuk kualitatif seperti selalu,
kadang-kadang, tidak pernah. Observer tinggal pilih. Skala Numerik dalam bentuk
angka seperti 2 (selalu), 1 ( kadangkadang), 0 (tidak pernah). Skala dalam
grafis dapat dibuat dalam bentuk grafis vertikal atau horisontal.[4]
Adapun kelebihan dan
kekurangan observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
a)
Kelebihan observasi dalam PTK
1)
Observasi memungkinkan menangkap semua aspek, bahkan yang paling
detail sekalipun dari topik PTK anda.
2)
Observasi memberi data tangan-pertama.
3)
Observasi mengajari bagaimana meneliti dalam jarak yang sedekat
mungkin dengan objek penelitian.
b)
Kekurangan observasi dalam PTK
1)
Observasi memberi informasi terlampau banyak, sehingga akan
kesulitan dalam analisis.
2)
Obervasi sering terkendala masalah kelembagaan.
3)
Kebisingan, gangguan luar, atau hal-hal yang tak terduga bisa
membuat pengamatan anda berantakan.[5]
2. Wawancara
Wawancara
atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan
baik secara tatap muka ataupun melalui media tertentu. Oleh karena itu, teknik
ini cocok diterapkan untuk mengungkap persoalan-persoalan yang sedang dijajaki.
Fungsi wawancara dalam penelitian kelas adalah:
a) Membantu guru untuk fokus pada salah satu
aspek pengajaran atau kehidupan kelas secara detail.
b) Menyediakan informasi diagnostik awal
melalui diskusi antara guru-siswa di kelas.
c) Meningkatkan iklim positif ruang kelas.[6]
Wawancara
pada penetian tindakan kelas dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
a) Tak terencana: misalnya, omong-omong
informal diantara pelaku penelitian atau pelaku penelitian dan subjek
penelitian.
b) Terencana, tetapi tidak terstruktur: satu
atau dua pertanyaan pembukaan dari pewawancara, tetapi setelah itu pewawancara
memberikan kesempatan bagi responden untuk memilah apa yang akan dibicarakan.
c) Terstruktur: pewawancara telah menyusun
serentetan pertanyaan yang akan diajukan dan mengendalikan percakapan sesuai
dengan arah pertanyaan.[7]
Adapun kelebihan
dan kekurangan wawancara dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
a)
Kebihan wawancara dalam PTK
1)
Transkip wawancara bisa menjadi petunjuk yang lengkap dan kaya
untuk analisis.
2)
Wawancara memungkinkan anda lebih santai dalam menjajaki informan.
3)
Anda bisa mengendalikan diskusi sejauh anda mampu dan mengontrol
suasana.
b)
Kekurangan wawancara dalam PTK
1)
Melaksanakan wawancara jelas membutuhkan lebih banyak waktu.
2)
Mentranskip hasil wawancara juga butuh waktu yang tidak sebentar.
3)
Wawancara mungkin tidak cocok bagi mereka yang pendiam, pemalu,
tidak aktif berbicara, atau mempunyai kendala bahasa.[8]
3. Angket (Kuesioner)
Angket
adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan
respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket
ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa
merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisisan daftar pertanyaan. Angket dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a)
Angket
terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk
sederhana sehingga responden dapat memberikan isian dengan kehendak dan
keadaannya.
b)
Angket
tertutup ( angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang
sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x)
atan tanda checklist (√).[9]
Adapun
kelebihan dan kekurangan Angket (Kuesioner) dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
a)
Kelebihan Angket (Kuesioner) dalam PTK
1)
Memungkinkan anda mengumpulkan informasi awal dengan sangat mudah.
2)
Membantu dalam mengumpulkan sejumlah data yang logis dalam waktu
singkat.
3)
Memberikan informasi yang bisa ditindak lanjuti untuk keperluan
apapun.
b)
Kekurangan Angket (Kuesioner) dalam PTK
1)
Merancang kuesioner butuh keterampilan yang tidak mudah.
2)
Validitas jawaban kuesioner dapat dipertanyakan yang berasal dari
responden yang diluar lembaga.
3)
Responden mudah terjebak pada kepercayaan seolah-olah jawaban dari
kuesioner itu sesuai dengan keinginan.[10]
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.
Fungsi dokumentasi beberapa diantaranya:
a) Mengilustrasikan
peristiwa-peristiwa yang penting.
b) Informasi yang spesifik
dan feed back.
c) Menyediakan konteks dan
informasi.[11]
Adapun
kelebihan dan kekurangan dokumentasi dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
a)
Kebihan dokumentasi dalam
PTK
1)
Menyediakan konteks, latar belakang, dan pemahaman.
2)
Cara mudah memperoleh presepsi orang lain.
3)
Bisa mendukung bukti-bukti lain yang dikumpulkan.
4)
Dalam
banyak kasus memberi informasi tanpa menguras energi.
b)
Kekurangan dokumentasi dalam PTK
1)
Beberapa dokumen tertentu sulit diperoleh.
2)
Memperoleh dokumen bisa jadi menyita waktu.
3)
Bukti dokumenter sering menampilkan data dalam jumlah besar.
5. Catatan Lapangan
Teknik
ini mencakup kesan dan penafsiran subjektif, setra perhatian diarahkan pada
persolan yang dianngap menarik. Deskripsi boleh mencakup rujukan atau pendapat,
misalnya materi pelajaran yang menarik siswa, tindakan guru yang kurang
terkontrol, kecerobohan guru, perilku siswa yang menganggu situasi kelas dan
sebagainya. Fungsi catatan lapangan, yaitu:
a) Dapat fokus pada isu atau praktik
pengajaran sepanjang periode tertentu.
b) Dapat merefleksikan kesan-kesan umum
tentang ruang kelas dan iklimnya.
c) Dapat merekam perkembangan kita sebagai
guru.
Adapun
kelebihan dan kekurangan catatan lapangan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
a)
Kelebihan catatan lapangan dalam PTK
1)
Sangat mudah dibawa; tidak memerlukan orang luar.
2)
Menyajikan catatan dan rekaman yang berkelanjutan.
3)
Membantu menghbungkan peristiwa, mengeksplorasi tren yang sedang
muncul.
b)
Kekurangan catatan lapangan dalam PTK
1)
Masih membutuhkan perangkat-perangkat lain.
2)
Percakapan tidak mungkin direkam dengan catatan lapangan.
3)
Bisa sangat subjektif.[13]
6. Catatan Harian
Catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa
yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru atau siswa. Catatan
harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa
dalam melakukan proses pembelajaran.
Ada dua jenis yaitu catatan yang dilakukan guru dan catatan yang
dilakukan siswa. Misalnya catatan tentang jenis tindakan yang diberikan guru
pada siklus tertentu, catatan berbagai respon siswa terhadap perlakuan yang
diberikan, kekeliruan guru dalam melaksanakan tindakan, dan sebagianya. Catatan
harian siswa berisi tentang tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan
guru. Catatan siswa penting untuk umpan balik bagi bagi guru. Beberapa hal perlu diperhatikan:
a)
Catatan harian ditulis dengan segera setelah suatu proses tindakan
berlangsung, untuk menjaga objektifitas fakta yang ditemukan.
b)
Hal-hal yang ditulis adalah yang bersentuhan langsung dengan fokus
masalah
c)
Catatan harian ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai
fokus dan sasaran penelitian.[14]
Adapun
kelebihan dan kekurangan catatan harian dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
a) Kelebihan catatan
harian dalam PTK
1)
Memberikan feedback dari
perspektif guru atau siswa.
2)
Dapat fokus pada periode pengajaran tertentu.
3)
Dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah individu siswa.
b) Kekurangan catatan
harian dalam PTK
1)
Relatif tidak bisa dipraktikan secara teratur disekolah.
2)
Sulit bagi anak-anak kecil mencatat pemikiran dan perasaanya
sendiri.
7.
Video tape recorder dan kamera Digital
Video tape recorder sering digunakan guru sebagai
perangkat untuk mengumpulkan informasi tentang pengajaran mereka. Video tape
recorder memungkinkan guru mengobservasi berbagai aspek pembelajaran mereka
dengan cepat, dan menyajikan informasi akurat untuk diagnosis.[16]misalnya
merekam berbagai peristiwa seperti pelajaran rapat diskusi, seminar, loka
karya.[17]
Kamera digital, juga menjadi perangkat utama untuk
merekanm peristiwa-peristiwa penting diruang kelas atau menggambarkan episode
pengajaran tertentu. Kamera digital juga dapat digunakan untuk mendukung
metode-metode penggumpulan data yang lain (seperti, wawancara, atau catatan
lapangan). Adapun fungsi dari Video tape recorder dan kamera Digital, yaitu :
(1) memperoleh materi visual tentang situasi pengajaran secara keseluruhan (2)
berfungsi sebagai perangakat diagnosis (3) sebagai metode untuk menguji episode
pengajaran tertentu secara detail.[18]
Adapun
kelebihan dan kekurangan dari Video tape recorder dan kamera Digital,
diantaranya:
a.
Kelebihan :
(1)
memungkinkan semua situasi, baik suara maupun visual,
terekam secara keseluruhan.
(2)
Manfaatnya dapat diperoleh dengan melihat gamabar
anak-anak yang sedang bekerja, atau hasil kerja mereka, atas stimulus diskusi.
b.
Kekurangan :
(1)
Bisa sangat mencolok dan mengalihkan perhatian
(2)
Gambar atau foto bisa jadi tidak melukiskan kegiatan
siswa, kecuali jika fotografernya sangat selektif.[19]
8.
Audio Tape
Merekam melalui Audiotape merupakan
salah satu metode guru yang paling popular, transkrip- transkrip yang
semacam ini penting karena guru sangat
membutuhkan rekaman yang sangat spesifik dan akurat untuk meneliti aspek
tertentu dalam pengajarannya. Audio tape ini juga merupakan salah satu metode
pengumpulan data untuk mendukung bentuk- bentuk evaluasi yang lain.
Fungsi audiotape diantaranya yaitu :(1) Sebagai perangkat diagnosnik umum
untuk mengidentifikasi aspek- aspek pengajaran. (2)Hasil
transkripnya bisa membeikan bukti detail tentang aspek- aspek tertentu dalam
pengajaran (3) Sebagai sumber bukti tambahan untuk penilaian kelas. Kelebihan: (1) sangat mampu memonitor seluruh percakapan dalam berbagai
rekaman (2) dapat mendukung asesement kelas. Kekurangan: (1) transkipnya
terlalu sulit karena biaya dan waktu (2) terlalu banyak materi berpotensi
menampilkan informasi yang kurang relevan.[20]
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan
pembahasan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1.
Instrumen
penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,
dan disebut juga dengan teknik penelitian. Karena instrumen atau alat
tersebut mencerminkan cara pelaksanaannya. Penelitian Tindakan Kelas adalah
suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah pembelajaran yang memerlukan sebuah
instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan suatu data yang
diharapkan. Karena sebuah penelitian memerlukan data-data empiris. Jadi,
instumen dalam PTK adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian pada penelitian tindakan kelas.
2.
Jenis-jenis
instrumen dalam PTK, antara lain:
a.
Observasi.
b.
Wawancara.
c.
Angket
(kuesioner)
d.
Dokumentasi.
e.
Catatan
lapangan.
f.
Catatan
harian.
g.
Video tape recorder dan kamera Digital
h.
Audio tape
DAFTAR
PUSTAKA
Basuki. Desain
Pembelajaran Berbasis Penelitian Tinadakan Kelas. Ponorogo: STAIN Ponorogo
Press, 2009.
Hopkins,David. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011.
Huda, Miftahul. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Muslich, Masnur. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
Sanjaya,Wina. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011.
Tim Redaksi UNSIQ.
Teknik Pengumpulan Data PTK. Jurnal Kependidikan
Al-Qalam.Vol. iX TH.2012.
![]() |
[1]Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:
Kencana Predana Media Group, 2011), 84-85.
[2]Basuki, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian
Tinadakan Kelas (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), 40.
[3]Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), 58-59.
[4]Tim Redaksi UNSIQ, Teknik Pengumpulan Data PTK, Jurnal Kependidikan
Al-Qalam.Vol. iX TH.2012, 44.
[5]Miftahul Huda, Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), 180-181.
[7]Masnur, Melaksanakan, 63.
[8]Miftahul, Penelitian, 160-161.
[10]Miftahul, Penelitian, 160-161.
[11] David, Panduan, 219.
[12]Ibid.
[13] Ibid., 181-182.
[14]Tim, Redaksi, 45.
[15]David, Panduan, 184.










Tidak ada komentar:
Posting Komentar