HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Disusun oleh : Kelompok 1
1.
April
Hadiansyah (210315266)
2.
Diva Savitri (210315273)
3.
Nibar
Destian Arkianto (210315270)
4.
Oktiya
Hayyu Liyandani (210315292)
5.
Siti
Khasanah (210315287)
KELAS PAI.H
Dosen pengampu
Medina Nur Asyifah Purnama, M.Pd.I.
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
PONOROGO
MARET
2018
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lancar tidaknya sebuah proses pembelajaran sangat bergantung pada
bagaimana guru mengelola kelas tersebut. Guru yang kreatif dan inovatif, pasti
akan berusaha semaksimal mungkin supaya peserta didik merasa nyaman dan betah
berada di kelasnya. Dengan membuat peserta didik merasa nyaman dan betah berada
di kelas, secara otomatis peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang
telah disampaikan oleh guru yang bersangkutan.
Untuk mengetahui apakah efektif atau tidak proses pembelajaran yang
dilaksanakan, maka guru seharusnya melakukan sebuah penelitian, yaitu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru, dengan harapan melalui kegiatan
ini guru mampu mengetahui kelemahan maupun kelebihan dari proses pembelajaran
yang dilakukan. Sehingga dari kelebihan yang sudah diketahui tersebut, guru
bisa terus menerapkannya dalam proses pembelajaran, dan kelemahan yang muncul,
guru mampu mencari solusi dari munculnya kelemahan tersebut agar dikemudian
hari kelemahan ini tidak muncul kembali.
Maka, untuk mengetahui lebih jelas mengenai penjelasan tentang hakikat
PTK ini, penulis akan mengulasnya dalam makalah ini, dengan harapan melalui
tulisan sederhana ini mampu membantu berbagai pihak yang membacanya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja tujuan dari Penelitian Tindakan
Kelas?
2.
Apa saja manfaat dari Penelitian Tindakan
Kelas?
3.
Bagaimana urgensi dari Penelitian Tindakan
Kelas?
4.
Apa saja bidang kajian dari Penelitian Tindakan
Kelas?
5.
|
1
|
PEMBAHASAN
A.
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action
research (CAR) adalah meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran
yang dilakukan oleh seorang guru. W.R. Borg, menyebutkan bahwa tujuan utama PTK
adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan persoalan-persoalan
pembelajaran yang dihadapi guru di kelasnya, dan bukan bertujuan untuk
pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Berkenaan dengan tujuan, PTK merupakan salah satu cara strategis
bagi guru untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan. McNiff,
menyebutkan bahwa dasar utama dilaksanakan penelitian tindakan kelas adalah
untuk perbaikan.
Tujuan PTK dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan
alternatif dalam memecahkan persoalan pembelajaran di kelas. PTK harus
difokuskan pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh seorang
guru, kemudian dicoba dan dievaluasi, apakah tindakan-tindakan alternatif
tersebut dapat digunakan problem solving atau tidak terhadap masalah
yang sedang dihadapinya dalam kegiatan pembelajaran. [1]
Menurut Grundy dan Kemmis, tujuan penelitian tindakan kelas ialah:
1.
Peningkatan
Praktik
Masalah yang dikaji oleh peneliti adalah masalah yang dirasakan
oleh para praktisi misalnya, oleh guru ketika melakukan proses pembelajaran di
dalam kelas dan tujuan yang ingin dicapai oleh PTK adalah untuk meningkatkan
kualitas praktik di lapangan. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya guru
terlibat secara langsung dari mulai merancang sampai melaksanakan PTK itu
sendiri, terlepas siapa yang melaksanakan PTK itu.
|
2
|
2.
Pengembangan
Profesional
PTK adalah salah satu sarana yang dapat mengembangkan sikap
profesional guru. Melalui PTK guru akan selalu berupaya meningkatkan
kemampuannya dalam pengelolaan proses pembelajaran. Guru akan selalu dituntut
untuk mencoba hal-hal yang dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh
perubahan dan perkembangan sosial.
3.
Peningkatan
Situasi Tempat Praktik Berlangsung
Borg menyebutkan bahwa tugas utama dalam PTK adalah pengembangan
keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk menanggulangi
berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat aktual di dalam kelasnya atau
di sekolahnya sendiri dengan atau tanpa adanya program latihan secara khusus.[2]
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari adanya PTK
ini adalah untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang
bersangkutan. Melalui PTK ini, akhirnya guru mampu mengetahui kelebihan maupun
kekurangan yang ada. Sehingga dari kekurangan proses pembelajaran tersebut,
guru mampu melakukan perbaikan serta melalui PTK ini pula guru mampu
meningkatkan profesionalismenya, karena terus-menerus berupaya untuk melakukan
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakannya.
B.
Manfaat
Penelitian Tindakan Kelas
Menurut
Kunandar manfaat PTK dapat dilihat dari dua
aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktis:
1.
Manfaat aspek
akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan
relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka
pendek.
2.
Manfaat praktis
dari pelaksanaan PTK antara lain:
a.
Merupakan
pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan
proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana
pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba
untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya
pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi dan karakteristik kelas.
b.
Pengembangan
kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan PTK, maka guru
telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum
itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum
dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.[3]
Sementara itu,
menurut Mahmud manfaat dari PTK adalah:
1.
Membuat guru
peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
2.
Guru menjadi
reflektif dan kritis terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya dan siswanya.
3.
Meningkatkan
kinerja guru.
4.
Dengan
tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajarannya melalui
kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas (aktual maupun faktual).
5.
PTK tidak
mengganggu tugas pokok karena terintegrasi antara tugas pokok dalam proses
pembelajaran dan kerja penelitian.
6.
PTK membuat
guru lebih kreatif, dan inovatif. Selalu memerhatikan kelemahan dan berupaya
mencari solusi.[4]
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, manfaat dari PTK antara lain:
1.
Manfaat untuk
Guru
a.
PTK dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
b.
Melalui
perbaikan dan peningkatan kinerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa percaya
diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara terus-menerus meningkatkan
kemampuan dan kinerjanya.
c.
Keberhasilan
PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain. Mereka dapat mencoba hasil penelitian
tindakan atau lebih dari itu mereka dapat mencoba ide-ide baru seperti yang
telah dilakukan oleh guru pelaksana PTK.
d.
PTK juga dapat
mendorong guru untuk memiliki sikap profesional. Ia akan dapat mendeteksi
kelemahan dalam mengajar, menemukan berbagai permasalahan yang dapat mengganggu
kualitas proses pembelajaran, serta berusaha untuk mencari alternatif
pemecahannya.
e.
Guru akan
selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui PTK guru akan
tanggap terhadap perubahan baik sosial maupun psikologi yang dapat memberikan
alternatif baru yang lebih baik dalam pengelolaan pembelajaran.[5]
2.
Manfaat untuk
Siswa
a.
Melalui PTK
dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran. Melalui PTK guru mencoba hal-hal baru yang tidak seperti
biasanya. Dengan demikian, PTK dapat menciptakan suasana baru yang dapat
meningkatkan gairah belajar siswa.
b.
PTK dapat
berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Tujuan akhir dari
pelaksanaan PTK adalah hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, kemampuan
siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik akan menjadi bidikan akhir
dari setiap guru yang melaksanakan PTK.
3.
Manfaat PTK
untuk Sekolah
Guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan selalu berupaya
meningkatkan hasil belajar siswa, secara langsung akan membantu sekolah yang
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya.
4.
Manfaat untuk
Perkembangan Teori Pendidikan
PTK dapat menjembatani antara teori dan praktik. Teori sebagai
hasil proses berpikir deduktif-induktif, penuh dengan pembahasan abstrak yang
tidak semua orang dapat memahaminya sehingga sulit untuk dipraktikkan oleh para
praktisi di lapangan. PTK yang bersifat kolaboratif antara setiap unsur yang
berkepentingan termasuk kolaborasi antara guru dan pihak lain, memiliki potensi
untuk menerjemahkan teori yang bersifat konseptual ke dalam hal-hal yang
bersifat riil dan praktis.[6]
Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa manfaat dari adanya
PTK ini pada dasarnya dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik itu guru,
siswa, sekolah, maupun pihak-pihak lain. Maka dari itu, melalui PTK ini
diharapkan semua pihak akan berusaha untuk meningkatkan proses pembelajaran,
sehingga ketika proses pembelajaran ini terus mengalami perbaikan, maka tujuan
akhir dari proses pembelajaran yaitu mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik dapat tercapai pula.
C.
Urgensi
Penelitian Tindakan Kelas
Urgensi PTK dalam menyahuti kebutuhan guru untuk meningkatkan
profesionalitasnya juga dinyatakan Mega dan Dewi sebagai berikut:
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap
apa yang guru dan siswa lakukan.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional.
Guru tidak lagi bertindak hanya sebagai seorang praktisi saja yang sudah merasa
puas terhadap apa yang dikerjakannya selama bertahun-tahun tanpa ada upaya
perbaikan dan inovasi, namun guru juga bertindak sebagai peneliti di bidangnya.
3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi
dikelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah
aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena
dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian
yang terintegrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK, guru menjadi kreatif karena selalu
dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi
berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6. Penerapan dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik mengajar guru dalam sebuah
pembelajaran serta berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi,
meningkatkan efisiensi pengelolaan pembelajaran serta menumbuhkan budaya
meneliti pada komunitas guru.[7]
Adapun beberapa alasan penting mengapa guru harus melaksanakan PTK,
yaitu:
1.
Hubungannya
dengan tugas profesional guru
Guru yang profesional tidak akan merasa puas dengan hasil yang
telah dicapainya. Untuk itu guru yang profesional akan secara terus menerus
menambah dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya yakni mengajar. Meningkatkan kualitas pembelajaran hanya akan dapat
dilaksanakan oleh guru, ketika guru tersebut menyadari adanya masalah yang
dihadapi. Berdasarkan masalah tersebut, guru mencari dan merencanakan program
pembelajaran yang dapat memperbaiki dan memecahkan masalah, yang selanjutnya
melaksanakan program tersebut secara sistematis dan empiris. Semua kegiatan
ini, sangatlah berkaitan dengan PTK. Dengan demikian, PTK merupakan bagian yang
harus dilakukan oleh setiap guru sebagai upaya memperbaiki kinerjanya sendiri.
2.
Berkaitan
dengan otonomi guru dalam pengelolaan kelas
Guru memiliki tanggung jawab yang penuh untuk keberhasilan
pembelajaran siswa. Dengan kata lain, apa yang akan dilakukan guru dalam kelas
sangat tergantung pada guru itu sendiri. Dengan demikian, guru memiliki
kesempatan yang luas untuk berimprovisasi dan mencoba sesuatu yang dianggapnya
bermanfaat dan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Hal ini berarti guru
memiliki peran penting sebagai inovator dan seorang researcher.
3.
Berkenaan
dengan pemanfaatan hasil penelitian[8]
D.
Bidang Kajian
Penelitian Tindakan Kelas
1.
Masalah belajar siswa sekolah, temanya
belajar di kelas, kesalahan pembelajaran dan miskonsepsi.
2. Desain
dan strategi pembelajaran di kelas, temanya masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran dan interaksi dalam kelas.
3. Alat
bantu media dan sumber belajar, temanya masalah penggunaan media perpustakaan
dan sumber belajar di dalam/luar kelas.
4. Sistem
evaluasi, temanya evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen
evaluasi berbasis kompetensi.
5. Masalah
kurikulum, temanya masalah implementasi kurikulum, interaksi guru-siswa bahan
ajar dan lingkungan pembelajaran.[9]
E.
Tipe/Bentuk
Penelitian Tindakan Kelas
Oja dan Smulyan, menyebutkan empat bentuk PTK, yaitu:
1.
Guru sebagai
Peneliti
Dalam PTK, tujuan utama bentuk ini adalah meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas dan guru terlibat secara langsung dalam
proses perencanaan, aksi (tindakan), dan refleksi.
Dalam PTK bentuk ini, guru mencoba mencari masalah sendiri untuk
dipecahkan melalui penelitian tindakan. Kalaupun melibatkan pihak lain pada
penelitian seperti ini, peranan pihak tersebut tidak dominan. Keterlibatan
pihak lain dari luar, hanya bersifat konsultatif dalam mencari dan mempertajam
persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru yang dipandang layak untuk
dipecahkan melalui PTK.
2.
PTK Kolaboratif
Dalam PTK bentuk kolaboratif, penelitian melibatkan beberapa pihak,
baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan tujuan
meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang perkembangan teori, dan
peningkatan karier guru. Model penelitian tindakan seperti ini dirancang dan
dilaksanakan oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah.
Dalam PTK kolaboratif, hubungan guru sebagai peneliti dengan dosen
bersifat kemitraan sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan
persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Dalam
proses PTK Kolaboratif, bukan hanya pihak luar yang bertindak sebagai inovator.
Guru juga dapat melakukannya melalui kerja sama dengan dosen perguruan tinggi.
Dengan suasana bekerja seperti itu, guru dan dosen PGMI umpamanya, dapat saling
belajar dan saling mengisi terhadap proses peningkatan profesionalisme
masing-masing.[10]
3.
PTK Simultan
Terintegrasi
PTK simultan terintegrasi memiliki dua tujuan utama sekaligus,
yaitu memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran dan menghasilkan
pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam bentuk
penelitian tindakan yang demikian, guru dilibatkan pada proses penelitian di
kelasnya, terutama aspek aksi dan refleksi terhadap praktik-praktik
pembelajaran di kelas. Meskipun demikian, persoalan-persoalan pembelajaran yang
diteliti datang dan diidentifikasi oleh peneliti dari luar. Jadi, dalam bentuk
ini, guru bukan pencetus gagasan terhadap persoalan yang harus diteliti dalam
kelasnya. Guru bukan inovator dalam penelitian ini. Adapun posisi inovator
ditempati oleh peneliti lain di luar guru.
4.
PTK
Administrasi Sosial Eksperimental
PTK administrasi sosial eksperimental adalah PTK yang lebih
menekankan pada dampak kebijakan dan praktik. Dalam PTK bentuk ini, guru tidak
dilibatkan dalam perencanaan, aksi, dan refleksi terhadap praktik
pembelajarannya di dalam kelas. Jadi, guru tidak banyak memberikan masukan pada
proses penelitian yang berbentuk seperti ini. Tanggung jawab penuh penelitian
tindakan terletak pada pihak luar, meskipun objek penelitian terletak di dalam
kelas guru tertentu.[11]
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan:
1.
Tujuan dari
adanya PTK ini adalah untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan
oleh guru yang bersangkutan. Melalui PTK ini, akhirnya guru mampu mengetahui
kelebihan maupun kekurangan yang ada. Sehingga dari kekurangan proses
pembelajaran tersebut, guru mampu melakukan perbaikan serta melalui PTK ini
pula guru mampu meningkatkan profesionalismenya, karena terus-menerus berupaya
untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakannya.
2.
Manfaat dari
adanya PTK ini pada dasarnya dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik itu
guru, siswa, sekolah, maupun pihak-pihak lain. Maka dari itu, melalui PTK ini
diharapkan semua pihak akan berusaha untuk meningkatkan proses pembelajaran,
sehingga ketika proses pembelajaran ini terus mengalami perbaikan, maka tujuan
akhir dari proses pembelajaran yaitu mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik dapat tercapai pula.
3.
Urgensi PTK,
yang lebih berkaitan pada guru yaitu:
a.
Hubungannya
dengan tugas profesional guru.
b.
Berkaitan
dengan otonomi guru dalam pengelolaan kelas.
c.
Berkenaan
dengan pemanfaatan hasil penelitian.
4.
Bidang kajian
PTK, yaitu
a.
Masalah belajar siswa sekolah
b.
Desain dan strategi pembelajaran di
kelas
c.
Alat bantu media dan sumber belajar
d.
Sistem evaluasi
e.
Masalah kurikulum
5.
Tipe/bentuk
dari PTK, yaitu:
a.
Guru sebagai
Peneliti
b.
PTK Kolaboratif
c.
PTK Simultan
Terintegrasi
d.
|
11
|
Ananda,
Rusydi, Tien Rafida, dan Syahrum Syahrum. Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Citapustaka Media, 2015.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2011.
Purba, Supian.
“Penelitian Tindakan Kelas Meningkatkan Propesionalisme Guru.” Jurnal Title,
2011.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kencana, 2012.
[1] Mahmud, Metode
Penelitian Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), 204-205.
[2] Wina Sanjaya, Penelitian
Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana, 2012), 31-33.
[3] Kunandar,
Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru
(Jakarta: Rajawali Press, 2009), 68.
[4] Mahmud, Metode
Penelitian, 205-206.
[5] Wina Sanjaya, Penelitian
Tindakan Kelas, 34-35.
[6] Wina Sanjaya, Penelitian
Tindakan Kelas, 35-37.
[7] Rusydi Ananda, Tien Rafida, dan Syahrum Syahrum, Penelitian
Tindakan Kelas (Bandung: Citapustaka Media, 2015), 5.
[8] Wina Sanjaya, Penelitian
Tindakan Kelas, 16-17.
[9] Supian Purba, “Penelitian Tindakan Kelas Meningkatkan
Propesionalisme Guru,” Jurnal Title, 2011.
[10]
Mahmud, Metode
Penelitian, 209.









MGM Grand hotel in Las Vegas (Vegas): Review, January 2021
BalasHapusI've spent many years in 광명 출장마사지 Vegas, 의정부 출장샵 and MGM 대전광역 출장안마 Grand is the best casino on earth. Wynn Las Vegas, 오산 출장안마 formerly known as Wynn Las Vegas, is one of the best casinos in the 전라남도 출장샵 world.