SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA
Makalah ini dibuat Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“
Perbandingan Pendidikan ”

Disusun
oleh : kelompok 2
M. Zidna Yaqina (210315286)
Nilas Sa’adah (210315277)
Puji Astuti (210315280)
KELAS PAI.H
Dosen pengampu
Zainur
Rofik
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
PONOROGO
MARET 2018
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting baik negara yang
sudah maju maupun negara yang sedang
berkembang. Bagi negara maju, pendidikan digunakan sebagai upaya untuk terus
meningkatkan kualitas hidup para warga negaranya. Sedangkan bagi negara
berkembang, pendidikan dilaksanakan sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan
mereka dikancah Internasionalk sehingga mereka dapat disejajarkan dengan negara
maju.
Namun pendidikan di negara maju dan negara berkembang
juga masih memiliki masalah mengenai pendidikan yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Melalui perbadingna pendidikan dapat kita ketahui apa sebenarnya
masalah-masalah yang membelit dunia pendidikan, baik di negara maju maupun
negara berkembang.
Salah sau negara berkembang anggota ASEAN adalah
Malaysia. Malaysia merupakan tetangga serumpun dengan Indonesia, namun
perkembangannya sangat pesat, mulai dari sektor ekonomi sampai pendidikan. Pendidikan
di Malaysia jauh melampaui pendidikan di Indonesia. Beberapa kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah sangat mendukung tercapainya pendidikan yang lebih
maju.
Hal tersebut menjadikan kami tertarik untuk mengulas
lebih dalam tentang pendidikan di Malaysia. Oleh karena itu, kami menyusun
makalah mengenai “Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Malaysia”.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sistem pendidikan di Malaysia ?
2.
Bagaimana kebijakan pendidikan di Malaysia ?
3.
Bagaimana pengembangan kurikulum di Malaysia ?
|
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Pendidikan di Malaysia
Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian
Pendidikan Malaysia (KPM). Pendidikan formal yang ada di Malaysia dimulai dari
pra-sekolah. Pendidikan rendah, pendidikan menengah, pendidikan pra-universiti
dan pengajian tinggi. Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah federal.
Sistem pendidikan nasional meliputi pendidikan pra sekolah hingga perguruan
tinggi. Pada tahun 2004 pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah berada
dibawah yuridis Kementerian Pendidikan. Sedangkan pendidikan tinggi merupakan
tanggung jawab Kementerian Pendidikan Tinggi.
Semua bentuk penyelenggaraan pendidikan didasarkan
pada visi dan misi. Adapun visi dan misi utama pemerintahan Malaysia adalah
menjadikan negerinya sebagai pusat pendidikan berkualitas dan siap bersaing
dangan lembaga pendidikan tinggi di negara lain seperti Singapura dan
Australia.
Di
Malaysia, warga negaranya dapat menempuh pendidikan dari sekolah milik
kerajaan, sekolah swasta maupun secara individu. Sistem pendidikan yang wajib
ditempuh yakni sekolah rendah dan sekolah menengah. Meskipun, bentuk
pemerintahan adalah kerajaan, namun kerajaan tidak memiliki hak untuk menentukan kurikulum
atau cara pengajaran yang harus diterapkan. Semua kewenangan tersebut telah
sepenuhnya dilimpahkan kepada Kementrian Pelajaran Malaysia, sementara untuk
peraturan pendidikan tinggi diatur oleh Kementrian Pengajian Tinggi Malaysia
yang didirikan tahun 2004. Mulai dari tahun 2003 hingga saat ini, Malaysia
telah menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mata pelajaran
tertentu sepeti sains dan matematika.[1]
Malaysia memiliki beberapa jenjang dalam
pendidikannya yakni:
1.
Pendidikan Prasekolah (Bila di Indonesia TK / PAUD)
|
2.
Pendidikan Rendah (Bila di Indonesia SD sederajat)
Sama halnya SD di Indonesia, Pendidikan Rendah di
Malaysia ditempuh selama 6 tahun pada usia 7 hingga 12 tahun. Dengan jenjang
tingkatan sebagai berikut: (a). Darjah 1 / kelas 1 SD, (b) Darjah 2 / kelas 2
SD, (c) Darjah 3 / kelas 3 SD, (d) Darjah 4 / kelas 4 SD, (e) Darjah 5 / kelas
5 SD, ( f) Darjah 6 / kelas 6 SD
3.
Pendidikan Menengah (Bila di Indonesia SMP – SMA
sederajat)
Sekolah Menengah di Malaysia dibagi 2 yaitu Sekolah
Mengah Rendah dan Sekolah Menengah Tinggi yang berlangsung selama 5 tahun.
Sekolah Menengah Rendah / SMP ditempuh selama 3
tahun, dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 1 / kelas VII (1 SMP), (b)
Tingkatan 2 / kelas VIII (2 SMP) (c) Tingkatan 3 / kelas IX (3 SMP)
Sekolah Menengah Tinggi / SMA hanya ditempuh selama
2 tahun, dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 4 / kelas X (1 SMA) (b)
Tingkatan 5 / kelas XI (2 SMA)
Berbeda dengan SMA di Indonesia Sekolah Menengah
Tinggi di Malaysia hanya ditempuh selama 2 tahun saja, berarti hanya sampai
kelas 2 SMA.
4.
Pendidikan Pra-Universiti (Bila di Indonesia kelas
XII /3 SMA
Di Malaysia ada jenjang pendidikan setelah SMA dan
sebelum perguruan tinggi, jenjang pendidikan ini disebut pendidikan pra
Universiti setingkat dengan kelas XII/3 SMA.
5.
Pengajian
Tinggi
Pengajian tinggi adalah Perguruan Tinggi, merupakan
program pendidikan tinggi yang ada di Malaysia. Jenis-jenis Pengajian Tinggi
meliputi: Universiti, Politeknik, Kolej, Diploma, Ijazah, Ijazah kehormat dan Kedoktoran.[2]
Perhatian pemerintah Malaysia terhadap masalah
pendidikan memang sangat ketat dan sistematis, tenaga pengajar saja harus
dimasukkan dahulu ke universitas khusus bagi Guru. Dan jangan ditanya tentang
gaji para guru di Malaysia beserta tunjangan-tunjangannya, sangat jauh lebih
besar dibandingkan gaji guru PNS di Indonesia. Ketatnya perhatian pemerintah
Malaysia terhadap sistem pendidikan mereka dapat diukur dari tidak hanya dalam
pembangunan fisik pendidikan mereka saja, tetapi dari banyaknya
perubahan-perubahan sistem yang mereka lakukan, dan perubahan tersebut selalu
berdampak positif bagi manajemen sistem pendidikan mereka juga. Tugas dan tanggung jawab guru di Malaysia hari ini
bukan saja banyak berbeda dari masa yang lalu, tetapi juga lebih berat serta
kompleks. Ini adalah akibat dari perkembangan dan kemajuan pendidikan negara
yang pesat.
Sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab, guru
harus menyadari tugas dan amanah yang diserahkan kepadanya untuk mendidik
generasi yang akan menjadi dewasa nanti. Perubahan sistem pendidikan di
Malaysia besar, khusunya reformasi pendidikan dalam decade 80-an dengan
perkenalan program KBSR dan KSSR, memerlukan perlengkapan diri dengan ilmu
pengetahuan dan kemahiran mengajar yang canggih, demi meningkatkan upaya dan
prestasinya dalam bidang kerja yang kian menjabar.
Perubahan peranan guru pada hari ini diiringi dengan
perubahan strategi pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah. Ini
bermakna, sistem latihan perguruuan dahulu telah dianggap kurang sesuai dengan
matlamat pendidikan yang baru. Untuk menghadapi cobaan dan tuntunan dari
perubahan strategi pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah supaya
memainkan peranannya yang lebih berkesan, guru hendaklah senantiasa berusaha
melengkapi diri dengan ilmu pengetahuan dan kemahiran mengajar dari masa ke
masa.[3]
B.
Kebijakan Pendidikan di Malaysia
Globalisasi merupakan sebuah ide atau gagasan yang
membantu menjelaskan perubahan baru bagi kebijakan pendidikan di Malaysia yang
menurut Alexander dan Rivzi sebagai internasionalisasi pendidikan. Malaysia
memiliki tuntutan yang besar terhadap perguruan tinggi. Hal ini menggambarkan
pertumbuhan ekonomi negara yang cepat dan orang-orang Malaysia merasa penting
terhadap pendidikan tinggi. Namun, tempat yang tersedia di dalam negeri tidak
memenuhi kebutuhan, sehingga 50% siswanya belajar di luar negeri. Kebanyakan
mahasiswa ingin belajar di luar negeri karena ada anggapan bahwa gelar dari
Barat itu lebih berharga dan dibutuhkan oleh pasar kerja baik di Malaysia dan
Internasional. Karena alasan tersebut, lebih dari ¾ mahasiswa memilih jurusan
perdagangan, manajemen ekonomi, dan bisnis di mana hampir semua pekerjaan
dibutuhkan. Dengan semakin majunya ekonomi Malaysia, maka Malaysia menjadi
lebih global dan pendidikan Internasional menjadi lebih menarik terutama bagi
mahasiswa yang membutuhkkan pendidikan.[4]
Organisasi
pendidikan di pusat terdiri atas Menteri Pendidikan. Kementerian yang dikepalai
oleh sekretaris tetap pendidikan bertanggung jawab langsung untuk pendidikan
Sekolah Menengah dan Purna Sekolah Menengah, Sekolah Teknik dan pengawasan
grant atau pemberian dana kepada negara–negara bagian. Kementerian Pendidikan
ini terdiri atas dua bagian: Bagian Administrasi yang mengurus perencanaan
keuangan, administrasi, personil dan pelajaran terpadu dan pengawasan terhadap
pelajaran agama Islam. Adapun bagian kedua berada di bawah pimpinan Penasehat
Kepala Bagian Pendidikan yang terdiri atas inspektorat federal, pendidikan
guru, bagian sekolah, sindikat ujian, pendidikan teknis, regristrasi guru,
serta perencanaan pendidikan dan penelitian. Kepala pendidikan di tiap negara
bagian bertanggung jawab atas pengadministrasian sekolah rendah dan menengah di
tingkat wilayah dan mereka mareka bertanggung jawab kepada kepala kementrian
yang tetap yaitu, sekretaris.
Pada
tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan kabinet yang bertugas mengkaji semua
pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia mengadakan perubahan
kebijakan pendidikanya secara berarti diantaranya sebagai berikut :
1.
Memperkenalkan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah
2.
Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi murid
yang cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah menjadi 7 tahun bagi
murid yang lambat.
3.
Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu
belajar mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat
sekolah menengah.
4.
Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir
dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.[5]
Pada dasarnya sekolah di Malaysia dan Indonesia tidak
jauh berbeda. Perbedaan yang menonjol dari pendidikan kedua negara tersebut
pada nama jenjang kedua negara. Nagara Malaysia cenderung lebih maju di bidang
pendidikan karena kurikulum yang dipakai baku dan tidak sering ada pergantian
kurikulum. Berbeda dengan Indonesia yang sering terjadi pergantian kebijakan
serta kurikulum sehingga pelaksana teknis di Indonesia lambat untuk berkembang.[6]
C.
Pengembangan Kurikulum Di Malaysia
Kita tidak akan dapat
memahami perkembangan kurikulum di Malaysia
sepenuhnya dan rasional
pembentukannya sekiranya kita tidak
menyoroti sejarah pendidikan dan sejarah negara ini sendiri. Untuk memahami di
mana kita berdiri sekarang kita harus melihat kembali
perjalanan yang telah kita tempuh. Demikian juga halnya
dengan kurikulum Malaysia pada masa kini yang
diasaskan oleh zaman sebelum
merdeka dan selepas merdeka.[7]
1. Kurikulum Sebelum merdeka
Sebelum
kedatangan British, sistem pendidikan formal tidak ditekankan di Tanah Melayu dan lebih menumpukan kepada pendidikan agama
di sekolah-sekolah pondok. Tenaga
pengajar pula adalah terdiri daripadagolongan-golongan agama seperti para ulama
dan ustadz. Selepas kedatangan Inggris pula, Inggris telah membawa masuk kaum pendatang dari China dan India untuk dijadikan pekerja-
pekerja ladang dan sebagainya. Ini telah menyebabkan berlakunya perkembangan
sekolah persendirian pelbagai kaum seperti sekolah Cina, sekolah India dan
sekolah Melayu yang masing-masing mempunyai isi pelajaran yang berorientasikan
negara asal dan kepada budaya dan bahasa masing-masing.
Sistem
pendidikan di sekolah Melayu, pendidikan bermula dari darjah 1 hingga darjah 6.
Hanya sebahagian sahaja daripada pelajar-pelajar sekolah Melayu yang dapat
melanjutkan pelajaran ke sekolah Inggeris. Sebahagian daripada orang Melayu
juga menghantar anak-anak mereka ke sekolah-sekolah agama yang terdiri daripada
rumah, pondok masjid dan surau. Dengan
cara ini, nilai serta pendidikan Islam adalah
kukuh di kalangan rakyat Melayu pada masa
itu.
Sekolah Cina
pula mengambil kurikulum dari
negara China. Buku-buku dan bahan-bahan juga diambil dari negara asal. Sekolah Cina yang pertama adalah didirikan oleh Persatuan Mubaligh London di Malaka pada1815. Tahap pendidikan di sekolah Cina juga hanya sampai di tahap rendah sahaja. Sistem
persekolahan Tamil juga adalah lebih menjurus kepada kurikulum pendidikan dari
negara India. Buku teks dan
guru-guru adalah didatangkan khas
dari Sri Lanka.
Kesimpulan
bahawa sistem pendidikan yang terdapat di Tanah melayu semasa penjajahan Inggris
adalah tidak bersifat nasionalis dan sekadar untuk membolehkan setiap anggota masyarakat
untuk menjalankan fungsinya yang memang sudah tersedia dalam masyarakat. Contohnya
anak-anak Melayu hanya dididik supaya mereka boleh menjadi petani yang lebih
baik daripada ibu bapa mereka tetapi masih mengekalkan slot atau tempat mereka
di dalam masyarakat. Sistem pendidikan ini tidak menggalakkan pemikiran yang
keluar dari pada kepompong pada masa tersebut. Pelajaran-pelajaran seperti
sastera, sejarah dan ilmu kemanusiaan tidak ditekankan untuk mengelakkan rakyat
Tanah Melayu pada masa tersebut terdedah kepada pemikiran-pemikiran yang boleh
menyoal keadaan-keadaan mereka dan menyedari keadaan sosial dan ekonomi pada masa
itu. Keadaan ini membawa kelebihan kepada Inggris untuk mengekalkan status quo masyaakat dan keamanan tanpa persoalan dan
pemberontakan.[8]
2. Kurikulum selepas kemerdekaan
Perubahan dalam bidang latihan
perguruan di Malaysia dapat ditinjau dari beberapa tempo, seperti :
1.
Tempo Razak (1955-1957), mempersiapkan usul-usul
bagi sistem pendidikan Malaysia. Di antara usul tersebut bahwa bahasa Melayu dan inggris dijadikan
sebagai bahasa wajib bagi semua murid-murid di sekolah-sekolah, selain bahasa
Tamil dan Cina.
2.
Tempo Rahman Talib (1960-1965), menumbuhkan pusat latihan harian supaya
melatih lebih ramai guru yang diperlukan, khususnya guru bahasa Malaysia bagi
sekolah rendah. Beberapa sekolah perguruan
ditumbuhkan pula untuk melatih
guru-guru sekolah menengah rendah.
3.
Tempo Aminuddin (1965-1970), memperkenalkan pusat latihan perguruan
daerah dalam setiap negeri untuk melatih lebih ramai guru selaras dengan
pengenalan sistem pendidikan aneka jurusan di peringkat sekolah menengah
rendah.
4.
Tempo sain dan matematik (1971-1981), mengintegrasikan institusi latihan
perguruan sekolah rendah dan sekolah menengah rendah dengan memberi keutamaan
kepada pengajar matematik dan sain paduan.
5.
Tempo reformasi (1982-1992), menstruktur semua sistem latihan perguruan
termasuk perubahan kurikulumnya selaras dengan pelaksanaan program KBSR di
sekolah rendah dan program KSSR di sekolah rendah.
a.
KBSR,
Singkatan dari Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah. KBSR diganti dari pada
Kurikulum Baru Sekolah Rendah iaitu pada tahun 1993. Berdasarkan Laporan
Jawatankuasa Kabinet yang mengkaji perlaksanaan Dasar PelajaranKebangsaan
(1979), Rancangan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) mula dilaksanakan di
semua sekolah rendah di seluruh negara mulai tahun1983.
Konsep Bersepadu Unsur pengetahuan,
kemahiran dan nilai digabungkan supaya wujud kesepaduan dari segi intelek,
rohani, emosi dan jasmani. Merangkumi aspek teori dan amali serta nilai murni
guna melahirkan insan yang seimbang.
b.
KSSR, Satu
usaha penambahbaikan dalam sistem pendidikan negara terutamanya di peringkat
sekolah rendah yang dilaksanakan supaya kurikulum persekolahan memenuhi
keperluan dan cabaran semasa serta akan datang. KPM
membangunkan Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) berasaskan
prinsip-prinsip Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR) dan berlandaskan
Falsafah Pendidikan Kebangsaan. Kementerian Pelajaran Malaysia
(KPM) telah melaksanakan satu kajian dan mendapati wujudnya keperluan untuk
melakukan transformasi kurikulum sekolah rendah. Merupakan penyusunan semula
dan penambahbaikan kurikulum persekolahan rendah sedia ada. Tujuan transformasi
adalah untuk memastikan murid dibekalkan dengan pengetahuan, kemahiran dan
nilai yang relevan dengan keperluan semasa bagi menghadapi cabaran abad ke-21.[9]
Program latihan
perguruan sering diperhatikan perubahan dari masa ke masa di negara-negara yang
mengikuti pelancaran program reformasi pendidikan karena tuntunan masa.
Pada awal
kemerdekaan, kurikulum latihan perguruan di negara-negara ASEAN lazim berorientasi
pada latihan kemahiran mengajar dan ilmu pengetahuan semata-mata. Ekor dari
perkembangan sistem pendidikan serantau, kurikulum itu disusun dan
diorganisasikan semula
kearah menyediakan guru, bukan saja melengkapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan
berkaitan dengan mata pelajaran yang akan diajar, tetapi juga menguasai
berbagai teknik dan kaidah mengajar yang sesuai dengan aliran masa.
Dalam decade 80-an,
kurikulum latihan perguruan distrukturkan lagi mengikuti reformasi pendidikan
yang berlaku dikebanyakan negara asia pasifik. Keutamaan perubahan kurikulum
ini ialah melatih guru-guru yang berupaya melatih anak-anak supaya mereka
menjadi rakyat yang berakhlak mulia serta sanggup memberi sumbangan kepada kemajuan
dan perkembangan negara. Untuk melatih guru-guru yang cakap, berkualitas serta
bertanggung jawab, kelayakan masuk institusi latihan perguruan ditingkatkan.
Dewasa ini calon yang akan diterima masuk institusi latihan perguruan bukan
saja perlu memperoleh pencapaian akademik yang baik, tetapi juga dikehendaki
lulus ujian kelayakan pendidikan guru (UKLEG), sebelum dipertimbangkan untuk
menghadiri temuduga.[10]
KESIMPULAN
A.
Sistem Pendidikan di Malaysia
Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian
Pendidikan Malaysia (KPM). Pendidikan
formal yang ada di Malaysia dimulai dari pra-sekolah. Pendidikan rendah,
pendidikan menengah, pendidikan pra-universiti dan pengajian tinggi. Pendidikan
merupakan tanggung jawab pemerintah federal. System pendidikan nasional meliputi
pendidikan pra sekolah hingga perguruan tinggi.
Di
Malaysia, warga negaranya dapat menempuh pendidikan dari sekolah milik
kerajaan, sekolah swasta maupun secara individu. Sistem pendidikan yang wajib
ditempuh yakni sekolah rendah dan sekolah menengah. Meskipun, bentuk
pemerintahan adalah kerajaan, namun kerajaan tak memiliki hak untuk menentukan
kurikulum atau cara pengajaran yang harus diterapkan.
B.
Kebijakan Pendidikan di Malaysia
Pada
tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan kabinet yang bertugas mengkaji semua
pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia mengadakan perubahan
kebijakan pendidikanya secara berarti diantaranya sebagai berikut :
1. Memperkenalkan
pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah
2.
Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi murid
yang cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah menjadi 7 tahun bagi
murid yang lambat.
3.
Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu
belajar mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat
sekolah menengah.
4.
Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir
dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.
|
C. Pengembangan
Kurikulum Di Malaysia
1. Kurikulum Sebelum merdeka
Bahawa sistem
pendidikan yang terdapat di Tanah melayu semasa penjajahan Inggeris adalah
tidak bersifat nasionalis dan sekadar untuk membolehkan setiap anggota masyarakat
untuk menjalankan fungsinya yang memang sudah tersedia dalam masyarakat.
2. Kurikulum Selepas Merdeka
Perubahan dalam bidang latihan
perguruan di Malaysia dapat ditinjau dari beberapa tempo, seperti : Tempo Razak (1955-1957), Tempo Rahman Talib (1960-1965), Tempo Aminuddin (1965-1970), Tempo sain dan matematik (1971-1981), Tempo reformasi (1982-1992).
Abdul Hayyi, al-Kattani. Study in Islamic Countries. Jakarta: Gema
insani, 2009.
Assegaf, Abdurrahman.
Internasionalisasi pendidikan. Yogyakarta : Gama Media, 2003.
Fattah, Nanang. Analisis
Kebijakan Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2014.
Hasan, Chalidjah. Kajian
Perbadingan Pendidikan. Surabaya :
Al-Ikhlas, 1995.
Misol, Falinah.
Falsafah dan Perkembangan Kurikulum
Malaysia.
Putra , Armansyah. Mengkaji
dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang,
Amerika, dan Finlandia). Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar, 2017.
[1] Armansyah Putra, Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara
(Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia), (Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar,
2017).
[6] Armansyah Putra, Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara
(Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia), (Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar,
2017).








Terima kasih
BalasHapus