Blog masa kini yang berisi kontent inspiratif

KELOMPOK 2 - Perbandingan Pendidikan - SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA


SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA
Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“ Perbandingan Pendidikan

Disusun oleh : kelompok 2
M.  Zidna Yaqina                  (210315286)
Nilas Sa’adah                        (210315277)
Puji Astuti                              (210315280)

KELAS PAI.H

Dosen pengampu
Zainur Rofik


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
MARET 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting baik negara yang sudah  maju maupun negara yang sedang berkembang. Bagi negara maju, pendidikan digunakan sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas hidup para warga negaranya. Sedangkan bagi negara berkembang, pendidikan dilaksanakan sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan mereka dikancah Internasionalk sehingga mereka dapat disejajarkan dengan negara maju.
Namun pendidikan di negara maju dan negara berkembang juga masih memiliki masalah mengenai pendidikan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Melalui perbadingna pendidikan dapat kita ketahui apa sebenarnya masalah-masalah yang membelit dunia pendidikan, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Salah sau negara berkembang anggota ASEAN adalah Malaysia. Malaysia merupakan tetangga serumpun dengan Indonesia, namun perkembangannya sangat pesat, mulai dari sektor ekonomi sampai pendidikan. Pendidikan di Malaysia jauh melampaui pendidikan di Indonesia. Beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah sangat mendukung tercapainya pendidikan yang lebih maju.
Hal tersebut menjadikan kami tertarik untuk mengulas lebih dalam tentang pendidikan di Malaysia. Oleh karena itu, kami menyusun makalah mengenai “Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Malaysia”.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sistem pendidikan di Malaysia ?
2.      Bagaimana kebijakan pendidikan di Malaysia ?
3.      Bagaimana pengembangan kurikulum di Malaysia ?



1
 
 

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Sistem Pendidikan di Malaysia
Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM). Pendidikan formal yang ada di Malaysia dimulai dari pra-sekolah. Pendidikan rendah, pendidikan menengah, pendidikan pra-universiti dan pengajian tinggi. Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah federal. Sistem pendidikan nasional meliputi pendidikan pra sekolah hingga perguruan tinggi. Pada tahun 2004 pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah berada dibawah yuridis Kementerian Pendidikan. Sedangkan pendidikan tinggi merupakan tanggung jawab Kementerian Pendidikan Tinggi.
Semua bentuk penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada visi dan misi. Adapun visi dan misi utama pemerintahan Malaysia adalah menjadikan negerinya sebagai pusat pendidikan berkualitas dan siap bersaing dangan lembaga pendidikan tinggi di negara lain seperti Singapura dan Australia.
Di Malaysia, warga negaranya dapat menempuh pendidikan dari sekolah milik kerajaan, sekolah swasta maupun secara individu. Sistem pendidikan yang wajib ditempuh yakni sekolah rendah dan sekolah menengah. Meskipun, bentuk pemerintahan adalah kerajaan, namun kerajaan tidak memiliki hak untuk menentukan kurikulum atau cara pengajaran yang harus diterapkan. Semua kewenangan tersebut telah sepenuhnya dilimpahkan kepada Kementrian Pelajaran Malaysia, sementara untuk peraturan pendidikan tinggi diatur oleh Kementrian Pengajian Tinggi Malaysia yang didirikan tahun 2004. Mulai dari tahun 2003 hingga saat ini, Malaysia telah menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mata pelajaran tertentu sepeti sains dan matematika.[1]
Malaysia memiliki beberapa jenjang dalam pendidikannya yakni:
1.      Pendidikan Prasekolah (Bila di Indonesia TK / PAUD)
2
 
Pendidikan prasekolah atau disebut dengan “TADIKA” mengajar anak mulai usia 4-6 tahun.
2.      Pendidikan Rendah (Bila di Indonesia SD sederajat)
Sama halnya SD di Indonesia, Pendidikan Rendah di Malaysia ditempuh selama 6 tahun pada usia 7 hingga 12 tahun. Dengan jenjang tingkatan sebagai berikut: (a). Darjah 1 / kelas 1 SD, (b) Darjah 2 / kelas 2 SD, (c) Darjah 3 / kelas 3 SD, (d) Darjah 4 / kelas 4 SD, (e) Darjah 5 / kelas 5 SD, ( f) Darjah 6 / kelas 6 SD
3.      Pendidikan Menengah (Bila di Indonesia SMP – SMA sederajat)
Sekolah Menengah di Malaysia dibagi 2 yaitu Sekolah Mengah Rendah dan Sekolah Menengah Tinggi yang berlangsung selama 5 tahun.
Sekolah Menengah Rendah / SMP ditempuh selama 3 tahun, dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 1 / kelas VII (1 SMP), (b) Tingkatan 2 / kelas VIII (2 SMP) (c) Tingkatan 3 / kelas IX (3 SMP)
Sekolah Menengah Tinggi / SMA hanya ditempuh selama 2 tahun, dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 4 / kelas X (1 SMA) (b) Tingkatan 5 / kelas XI (2 SMA)
Berbeda dengan SMA di Indonesia Sekolah Menengah Tinggi di Malaysia hanya ditempuh selama 2 tahun saja, berarti hanya sampai kelas 2 SMA.
4.      Pendidikan Pra-Universiti (Bila di Indonesia kelas XII /3 SMA
Di Malaysia ada jenjang pendidikan setelah SMA dan sebelum perguruan tinggi, jenjang pendidikan ini disebut pendidikan pra Universiti setingkat dengan kelas XII/3 SMA.
5.      Pengajian Tinggi
Pengajian tinggi adalah Perguruan Tinggi, merupakan program pendidikan tinggi yang ada di Malaysia. Jenis-jenis Pengajian Tinggi meliputi: Universiti, Politeknik, Kolej, Diploma,  Ijazah, Ijazah kehormat dan Kedoktoran.[2]
Perhatian pemerintah Malaysia terhadap masalah pendidikan memang sangat ketat dan sistematis, tenaga pengajar saja harus dimasukkan dahulu ke universitas khusus bagi Guru. Dan jangan ditanya tentang gaji para guru di Malaysia beserta tunjangan-tunjangannya, sangat jauh lebih besar dibandingkan gaji guru PNS di Indonesia. Ketatnya perhatian pemerintah Malaysia terhadap sistem pendidikan mereka dapat diukur dari tidak hanya dalam pembangunan fisik pendidikan mereka saja, tetapi dari banyaknya perubahan-perubahan sistem yang mereka lakukan, dan perubahan tersebut selalu berdampak positif bagi manajemen sistem pendidikan mereka juga. Tugas dan tanggung jawab guru di Malaysia hari ini bukan saja banyak berbeda dari masa yang lalu, tetapi juga lebih berat serta kompleks. Ini adalah akibat dari perkembangan dan kemajuan pendidikan negara yang pesat.
Sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab, guru harus menyadari tugas dan amanah yang diserahkan kepadanya untuk mendidik generasi yang akan menjadi dewasa nanti. Perubahan sistem pendidikan di Malaysia besar, khusunya reformasi pendidikan dalam decade 80-an dengan perkenalan program KBSR dan KSSR, memerlukan perlengkapan diri dengan ilmu pengetahuan dan kemahiran mengajar yang canggih, demi meningkatkan upaya dan prestasinya dalam bidang kerja yang kian menjabar.
Perubahan peranan guru pada hari ini diiringi dengan perubahan strategi pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah. Ini bermakna, sistem latihan perguruuan dahulu telah dianggap kurang sesuai dengan matlamat pendidikan yang baru. Untuk menghadapi cobaan dan tuntunan dari perubahan strategi pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah supaya memainkan peranannya yang lebih berkesan, guru hendaklah senantiasa berusaha melengkapi diri dengan ilmu pengetahuan dan kemahiran mengajar dari masa ke masa.[3]

B.       Kebijakan Pendidikan di Malaysia
Globalisasi merupakan sebuah ide atau gagasan yang membantu menjelaskan perubahan baru bagi kebijakan pendidikan di Malaysia yang menurut Alexander dan Rivzi sebagai internasionalisasi pendidikan. Malaysia memiliki tuntutan yang besar terhadap perguruan tinggi. Hal ini menggambarkan pertumbuhan ekonomi negara yang cepat dan orang-orang Malaysia merasa penting terhadap pendidikan tinggi. Namun, tempat yang tersedia di dalam negeri tidak memenuhi kebutuhan, sehingga 50% siswanya belajar di luar negeri. Kebanyakan mahasiswa ingin belajar di luar negeri karena ada anggapan bahwa gelar dari Barat itu lebih berharga dan dibutuhkan oleh pasar kerja baik di Malaysia dan Internasional. Karena alasan tersebut, lebih dari ¾ mahasiswa memilih jurusan perdagangan, manajemen ekonomi, dan bisnis di mana hampir semua pekerjaan dibutuhkan. Dengan semakin majunya ekonomi Malaysia, maka Malaysia menjadi lebih global dan pendidikan Internasional menjadi lebih menarik terutama bagi mahasiswa yang membutuhkkan pendidikan.[4]
Organisasi pendidikan di pusat terdiri atas Menteri Pendidikan. Kementerian yang dikepalai oleh sekretaris tetap pendidikan bertanggung jawab langsung untuk pendidikan Sekolah Menengah dan Purna Sekolah Menengah, Sekolah Teknik dan pengawasan grant atau pemberian dana kepada negara–negara bagian. Kementerian Pendidikan ini terdiri atas dua bagian: Bagian Administrasi yang mengurus perencanaan keuangan, administrasi, personil dan pelajaran terpadu dan pengawasan terhadap pelajaran agama Islam. Adapun bagian kedua berada di bawah pimpinan Penasehat Kepala Bagian Pendidikan yang terdiri atas inspektorat federal, pendidikan guru, bagian sekolah, sindikat ujian, pendidikan teknis, regristrasi guru, serta perencanaan pendidikan dan penelitian. Kepala pendidikan di tiap negara bagian bertanggung jawab atas pengadministrasian sekolah rendah dan menengah di tingkat wilayah dan mereka mareka bertanggung jawab kepada kepala kementrian yang tetap yaitu, sekretaris.
Pada tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan kabinet yang bertugas mengkaji semua pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia mengadakan perubahan kebijakan pendidikanya secara berarti diantaranya sebagai berikut :
1. Memperkenalkan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah
2. Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi murid yang cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah menjadi 7 tahun bagi murid yang lambat.
3. Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu belajar mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah menengah.
4. Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.[5]
Pada dasarnya sekolah di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda. Perbedaan yang menonjol dari pendidikan kedua negara tersebut pada nama jenjang kedua negara. Nagara Malaysia cenderung lebih maju di bidang pendidikan karena kurikulum yang dipakai baku dan tidak sering ada pergantian kurikulum. Berbeda dengan Indonesia yang sering terjadi pergantian kebijakan serta kurikulum sehingga pelaksana teknis di Indonesia lambat untuk berkembang.[6]

C.      Pengembangan Kurikulum Di Malaysia
Kita tidak akan dapat memahami perkembangan kurikulum di Malaysia sepenuhnya dan rasional pembentukannya sekiranya kita tidak menyoroti sejarah pendidikan dan sejarah negara ini sendiri. Untuk memahami di mana kita berdiri sekarang kita harus melihat kembali perjalanan yang telah kita tempuh. Demikian juga halnya dengan kurikulum Malaysia pada masa kini yang diasaskan oleh zaman sebelum merdeka dan selepas merdeka.[7]
1.    Kurikulum Sebelum merdeka
Sebelum kedatangan British, sistem pendidikan formal tidak ditekankan di Tanah Melayu dan lebih menumpukan kepada pendidikan agama di sekolah-sekolah pondok. Tenaga pengajar pula adalah terdiri daripadagolongan-golongan agama seperti para ulama dan ustadz. Selepas kedatangan Inggris pula, Inggris telah membawa masuk kaum pendatang dari China dan India untuk dijadikan pekerja- pekerja ladang dan sebagainya. Ini telah menyebabkan berlakunya perkembangan sekolah persendirian pelbagai kaum seperti sekolah Cina, sekolah India dan sekolah Melayu yang masing-masing mempunyai isi pelajaran yang berorientasikan negara asal dan kepada budaya dan bahasa masing-masing.
Sistem pendidikan di sekolah Melayu, pendidikan bermula dari darjah 1 hingga darjah 6. Hanya sebahagian sahaja daripada pelajar-pelajar sekolah Melayu yang dapat melanjutkan pelajaran ke sekolah Inggeris. Sebahagian daripada orang Melayu juga menghantar anak-anak mereka ke sekolah-sekolah agama yang terdiri daripada rumah, pondok masjid dan surau. Dengan cara ini, nilai serta pendidikan Islam adalah kukuh di kalangan rakyat Melayu pada masa itu.
Sekolah Cina pula mengambil kurikulum dari negara China. Buku-buku dan bahan-bahan juga diambil dari negara asal. Sekolah Cina yang pertama adalah didirikan oleh Persatuan Mubaligh London di Malaka pada1815. Tahap pendidikan di sekolah Cina juga hanya sampai di tahap rendah sahaja. Sistem persekolahan Tamil juga adalah lebih menjurus kepada kurikulum pendidikan dari negara India. Buku teks dan guru-guru adalah didatangkan khas dari Sri Lanka.
Kesimpulan bahawa sistem pendidikan yang terdapat di Tanah melayu semasa penjajahan Inggris adalah tidak bersifat nasionalis dan sekadar untuk membolehkan setiap anggota masyarakat untuk menjalankan fungsinya yang memang sudah tersedia dalam masyarakat. Contohnya anak-anak Melayu hanya dididik supaya mereka boleh menjadi petani yang lebih baik daripada ibu bapa mereka tetapi masih mengekalkan slot atau tempat mereka di dalam masyarakat. Sistem pendidikan ini tidak menggalakkan pemikiran yang keluar dari pada kepompong pada masa tersebut. Pelajaran-pelajaran seperti sastera, sejarah dan ilmu kemanusiaan tidak ditekankan untuk mengelakkan rakyat Tanah Melayu pada masa tersebut terdedah kepada pemikiran-pemikiran yang boleh menyoal keadaan-keadaan mereka dan menyedari keadaan sosial dan ekonomi pada masa itu. Keadaan ini membawa kelebihan kepada Inggris untuk mengekalkan status quo  masyaakat dan keamanan tanpa persoalan dan pemberontakan.[8]
2.    Kurikulum selepas kemerdekaan
Perubahan dalam bidang latihan perguruan di Malaysia dapat ditinjau dari beberapa tempo, seperti :
1.      Tempo Razak (1955-1957), mempersiapkan usul-usul bagi sistem pendidikan Malaysia. Di antara usul tersebut  bahwa bahasa Melayu dan inggris dijadikan sebagai bahasa wajib bagi semua murid-murid di sekolah-sekolah, selain bahasa Tamil dan Cina.
2.      Tempo Rahman Talib (1960-1965), menumbuhkan pusat latihan harian supaya melatih lebih ramai guru yang diperlukan, khususnya guru bahasa Malaysia bagi sekolah rendah. Beberapa sekolah perguruan ditumbuhkan pula untuk melatih guru-guru sekolah menengah rendah.
3.      Tempo Aminuddin (1965-1970), memperkenalkan pusat latihan perguruan daerah dalam setiap negeri untuk melatih lebih ramai guru selaras dengan pengenalan sistem pendidikan aneka jurusan di peringkat sekolah menengah rendah.
4.      Tempo sain dan matematik (1971-1981), mengintegrasikan institusi latihan perguruan sekolah rendah dan sekolah menengah rendah dengan memberi keutamaan kepada pengajar matematik dan sain paduan.
5.      Tempo reformasi (1982-1992), menstruktur semua sistem latihan perguruan termasuk perubahan kurikulumnya selaras dengan pelaksanaan program KBSR di sekolah rendah dan program KSSR di sekolah rendah.
a.       KBSR, Singkatan dari Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah. KBSR diganti dari pada Kurikulum Baru Sekolah Rendah iaitu pada tahun 1993. Berdasarkan Laporan Jawatankuasa Kabinet yang mengkaji perlaksanaan Dasar PelajaranKebangsaan (1979), Rancangan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) mula dilaksanakan di semua sekolah rendah di seluruh negara mulai tahun1983.
Konsep Bersepadu Unsur pengetahuan, kemahiran dan nilai digabungkan supaya wujud kesepaduan dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani. Merangkumi aspek teori dan amali serta nilai murni guna melahirkan insan yang seimbang.
b.      KSSR, Satu usaha penambahbaikan dalam sistem pendidikan negara terutamanya di peringkat sekolah rendah yang dilaksanakan supaya kurikulum persekolahan memenuhi keperluan dan cabaran semasa serta akan datang. KPM membangunkan Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) berasaskan prinsip-prinsip Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR) dan berlandaskan Falsafah Pendidikan Kebangsaan. Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM) telah melaksanakan satu kajian dan mendapati wujudnya keperluan untuk melakukan transformasi kurikulum sekolah rendah. Merupakan penyusunan semula dan penambahbaikan kurikulum persekolahan rendah sedia ada. Tujuan transformasi adalah untuk memastikan murid dibekalkan dengan pengetahuan, kemahiran dan nilai yang relevan dengan keperluan semasa bagi menghadapi cabaran abad ke-21.[9]
Program latihan perguruan sering diperhatikan perubahan dari masa ke masa di negara-negara yang mengikuti pelancaran program reformasi pendidikan karena tuntunan masa.
Pada awal kemerdekaan, kurikulum latihan perguruan di negara-negara ASEAN lazim berorientasi pada latihan kemahiran mengajar dan ilmu pengetahuan semata-mata. Ekor dari perkembangan sistem pendidikan serantau, kurikulum itu disusun dan diorganisasikan semula kearah menyediakan guru, bukan saja melengkapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan berkaitan dengan mata pelajaran yang akan diajar, tetapi juga menguasai berbagai teknik dan kaidah mengajar yang sesuai dengan aliran masa.
Dalam decade 80-an, kurikulum latihan perguruan distrukturkan lagi mengikuti reformasi pendidikan yang berlaku dikebanyakan negara asia pasifik. Keutamaan perubahan kurikulum ini ialah melatih guru-guru yang berupaya melatih anak-anak supaya mereka menjadi rakyat yang berakhlak mulia serta sanggup memberi sumbangan kepada kemajuan dan perkembangan negara. Untuk melatih guru-guru yang cakap, berkualitas serta bertanggung jawab, kelayakan masuk institusi latihan perguruan ditingkatkan. Dewasa ini calon yang akan diterima masuk institusi latihan perguruan bukan saja perlu memperoleh pencapaian akademik yang baik, tetapi juga dikehendaki lulus ujian kelayakan pendidikan guru (UKLEG), sebelum dipertimbangkan untuk menghadiri temuduga.[10]













BAB III
KESIMPULAN

A.      Sistem Pendidikan di Malaysia
Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM). Pendidikan formal yang ada di Malaysia dimulai dari pra-sekolah. Pendidikan rendah, pendidikan menengah, pendidikan pra-universiti dan pengajian tinggi. Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah federal. System pendidikan nasional meliputi pendidikan pra sekolah hingga perguruan tinggi.
Di Malaysia, warga negaranya dapat menempuh pendidikan dari sekolah milik kerajaan, sekolah swasta maupun secara individu. Sistem pendidikan yang wajib ditempuh yakni sekolah rendah dan sekolah menengah. Meskipun, bentuk pemerintahan adalah kerajaan, namun kerajaan tak memiliki hak untuk menentukan kurikulum atau cara pengajaran yang harus diterapkan.

B.       Kebijakan Pendidikan di Malaysia
Pada tahun 1974, Malaysia membentuk jawatan kabinet yang bertugas mengkaji semua pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia mengadakan perubahan kebijakan pendidikanya secara berarti diantaranya sebagai berikut :
1. Memperkenalkan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah
2. Mengurangi tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi murid yang cerdas dan sebaliknya menambah tahun lama sekolah menjadi 7 tahun bagi murid yang lambat.
3. Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu belajar mereka dari 9 hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah menengah.
4. Mengutamakan pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.



10
 
 

C.  Pengembangan Kurikulum Di Malaysia
1. Kurikulum Sebelum merdeka
Bahawa sistem pendidikan yang terdapat di Tanah melayu semasa penjajahan Inggeris adalah tidak bersifat nasionalis dan sekadar untuk membolehkan setiap anggota masyarakat untuk menjalankan fungsinya yang memang sudah tersedia dalam masyarakat.
2. Kurikulum Selepas Merdeka
Perubahan dalam bidang latihan perguruan di Malaysia dapat ditinjau dari beberapa tempo, seperti : Tempo Razak (1955-1957), Tempo Rahman Talib (1960-1965), Tempo Aminuddin (1965-1970), Tempo sain dan matematik (1971-1981), Tempo reformasi (1982-1992).





















DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hayyi, al-Kattani. Study in Islamic Countries. Jakarta: Gema insani, 2009.

Assegaf, Abdurrahman. Internasionalisasi pendidikan. Yogyakarta : Gama Media, 2003.

Fattah, Nanang.  Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014.

Hasan, Chalidjah. Kajian Perbadingan Pendidikan. Surabaya : Al-Ikhlas, 1995.

Misol, Falinah. Falsafah dan Perkembangan Kurikulum Malaysia.  

Putra , Armansyah.  Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia). Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar, 2017.




[1] Armansyah Putra, Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia), (Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar, 2017).
[2] al-Kattani, Abdul Hayyi. Study in Islamic Countries (Jakarta: Gema insani, 2009) 161-164.
[3] Chalidjah Hasan, Kajian Perbadingan Pendidikan, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1995), 139.
[4] Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014), 147.
[5] Abdurrahman Assegaf, Internasionalisasi pendidikan, (Yogyakarta : Gama Media, 2003), 116 – 117.
[6] Armansyah Putra, Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia), (Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar, 2017).
[7] Falinah Misol, Falsafah Dan Perkembangan Kurikulum Di Malaysia, 2.
[8] Ibid., 3.
[9] Chalidjah Hasan, Kajian Perbadingan Pendidikan, 137-138.
[10] Ibid.,

Share:

1 komentar:

Cari Blog Ini

Popular Posts

Blog Archive

PAI.H

PAI.H
Kita lebih dari sekedar teman, we are family