Blog masa kini yang berisi kontent inspiratif

MAKALAH 4 - TIK - Penerapan TIK dalam Pembelajaran PAI



PENERAPAN TIK DALAM PEMBELAJARAN PAI
Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas mata kuliah
“Pembelajaran PAI Berbasis TIK”


Disusun oleh:
1.      Habib Rumpoko               (210315265)
2.      Anis Faridatul                (210315263)
3.      Puji Astuti                       (210315280)
4.      Ratna Wulandari           (210315264)
KELAS PAI.H
Dosen Pengampu
Nurul Malikah, M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
MARET 2018

A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu model pengembangan pengetahuan manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan bimbingan berkelanjutan, tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi manusia khususnya potensi intelektual. Potensi ini dididik untuk dikembangkan kearah keahlian dan keterampilan. Proses pengembangan pembelajaran PAI berbasis TIK melalui beberapa langkah yakni (1) identifikasi kebutuhan awal yakni melakukan survey/need assesment; (2) perencanaan model PAI TIK; (3) Menyiapkan dan mengembangkan model PAI TIK yakni buku model, perangkat pembelajaran PAI; (4) Melakukan uji coba; (5) merevisi produk hasil uji coba.
Penerapan TIK memiliki keunggulan tersedianya informasi secara luas, cepat dan tepat, adanya kemudahan dalam proses pembelajaran dan dukungan teknologi untuk memudahkan proses belajar mengajar. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengharuskan pengembangan TIK dalam dunia pendidikan di Indonesia. Agar kualitas sumber daya manusia Indonesia yang merupakan produk dari pendidikan itu semakin baik dan dapat bersaing dalam dunia yang berbasiskan teknologi. Oleh sebab itu Departemen Pendidikan Nasional melalui PUSTEKKOM melakukan pengembangan terus menerus terhadap TIK untuk dunia pendidikan. Untuk melihat lebih luas lagi, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang penggunaan TIK dalam dunia pembelajaran di Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Hakikat Pembelajaran TIK?
2.    Bagaimana Penerapan TIK dalam Pembelajaran?
3.    Bagaimana Implementasi Landasan Geografis Kegunaan TIK dalam Pendidikan?
4.    Bagaimana Model Pembelajaran PAI Berbasis TIK?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Pembelajaran TIK
Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.[1]
Secara singkat teknologi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar.[2]
Teknologi informasi dan komunikasi adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yakni teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke lainnya.[3]
Ta’lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan istilah yang paling tepat sebagai alih bahasa kata pedagogik. Ta’lim lebih luas jangkauannya dan lebih universal sifatnya dibanding tarbiyah. Hal ini ditujuk oleh ta’lim Rasulullah Saw, yang tidak terbatas kepada mengajar Al-Qur’an tetapi juga mengusahakan pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah yang menjadikan mereka suci dan dapat menerima hikmah dan mengembangkan terus pengetahuan yang sebelumnya tidak dikuasai.
Jadi, pembelajaran adalah suatu bentuk proses sistematis belajar mengajar yang dirancang secara khusus untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki.[4]
B.     Penerapan TIK dalam Pembelajaran
Khusus dalam dunia pendidikan dan latihan bahwa penerapan teknologi komunikasi ini sangat mendukung untuk mengembangkan suatu inovasi-inovasi khususnya yang berhubungan dengan : (a) virtual learning; (b) distance learning; (c) mailing and telephone;(d) computer mediated communication; (e) computer based training; (f) e-learning; (g) tutorial electronic.
Sebagai misal untuk kepentingan telecoference ini maka faktor dari penguasaan terhadap teknologi komunikasi merupakan prioritas yang harus dipikirkan. Berikut penulis dapat menunjukkan bagaimana secara visual proses teleconference dilakukan dengan tempat atau lembaga pendidikan yang berada. Pesan yang dikemas dengan pesan yang diterima tidak berbeda, demikian juga dari aspek kecepatan waktu, kebenaran informasi serta kepercayaan secara visua dan audio bisa dijamin keasliannya. Dengan demikian pembelajaran modern yang didukung oleh kelengkapan insfraktruktur yang memadai dapat lebih memberikan dampak terhadap kualitas pembelajaran serta pembeljaran pun lebih bermakna. Berikut adalah visualisasi bagaimana keutuhan pesan pembelajaran yang ditransfer melalui insfraktuktur teknologi komunikasi komunikasi yang lengkap sehingga pesan tidak mengalami kerusakan ditenggah jalan.
Beberapa penerapan sistem ICT dalam proses komunikasi, seperti dalam bidang ekonomi, perdagangan, pendidikan bahkan pertahanan dan keamanan, semuanya tidak akan terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri. Sebagaimana pula divisualisasikan dibawah ini, bagaimana suatu sistem pembelajaran telah bergeser pada apa yang disebut dengan Mobile Learning. Model pembelajaran ini menuntun pada upaya adopsi setiap langkah perubahan dan perkembangan teknologi komunikasi, khususnya Mobile Phone. Dengan memasyarakatkan Hand Phone hingga ke desa-desa, maka segala bentuk dan proses komunikasi dapat dilakukan termasuk daam penyelenggaraan pembelajaran.[5]
1.    E-Learning (Thomson, 2000)
Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, khususnya mengenai dampak dalam transformasi pesan maka proses pembelajaran pun mengalami perubahan. Adanya media internet memudahkan warga belajar untuk mengakses ke berbagai sumber informasi, termasuk halaman web. Proses pertukaran informasi di dunia maya dapat juga diterapkan pada proses belajar mengajar dimana berbagai kekurangan pertemuan tatap muka dikelas biasa dapat dibangun dalam aplikasi e-learning. Gagasan yang muncul dalam penerapan sistem e-learning ini adalah untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran itu sendiri dengan menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terus berkembang dengan cepat.
2.    Tutorial Electronic (Open University)
Dewasa ini keterbatasan dalam memberikan perkuliahan secara terbuka dan jarak jauh yang biasanya menggunakan model ternyata bisa diatasi dengan adanya adopsi hasil teknologi komunikasi. Keterbatasan jumlah tutorial, batas ruang, waktu dan jarak yang harus ditempuh oleh seseorang tutor dalam pembelajarn jarak secara terbuka ternyata bisa diatasi dengan penerapan konsep Tutorial Electronic.
3.    Adopsi dan Penerapan Teknologi Komunikasi
Berbicara mengenai penerapan dari konsep dan pengetahuan bahkan ketrampilan dari Teknologi Komunikasi cukup banyak, salah satunya yang bisa penulis sampaikan pada bagian ini, yaitu mengenai adanya inisiatif individu yang terbuka cakrawalanya dalam bentuk komunikasi yang harus disetting, kemudian harus mendefinisikan kembali ilmu yang diterima, melakukan restrukturisasi, penyederhanaan, dan rutinitas secara otomatis. Misalnya dalam bidang pembelajaran, maka bentuk konkret dari hasil adopsi dan implementasi ini, maka akan berhubungan dengan mengembangkan kursus, pendirian komputer center, komputer pembimbing siswa dalam pelajaran tertentu, melatih guru, memperluas kelas secara virtual dengan memanfaatkan pusat komputer. [6]
C.    Implementasi Landasan Penggunaan TIK dalam pendidikan
Proses informatisasi yang cepat karena kemajuan tenologi semakin membuat horison kehidupan dunia semakin luas, dan membuat belahan dunia menjadi tanpa batas. Dalam artian berbagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian dibelahan bumi yang lain, baik politik, ekonomi, maupun sosial. Dalam menyikapi masalah demi masalah yang terus bergulir akibat perkembangan dunia yang semakin pesat, pendidikan akan memberikan pencerahan terhadap kekalutan akibat masalah tersebut. Dengan modal pendidikan masyarakat akan menyadari tanggung jawab mereka terhadap kelanjutan hidupnya, bukan hanya terhadap lingkungan masyarakat dan negaranya, tetapi juga terhadap seluruh umat manusia. Peningkatan rasa tanggung jawab global ini memerlukan informasi yang cepat dan tepat serta kecerdasan yang memadai.
Di era globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas pendidikan harus diprioritaskan sehubungan dengan persaingan antar sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas dapat berimbas pada peningkatan kualitas pendidikan suatu negara yang kemudian memberikan kontribusi pada peningkatan taraf hidup bangsa. Bangsa Indonesia saat ini sedang berencana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui proses industrialisasi. Masyarakat industri adalah masyarakat masa depan yang member peluang bagi pengembangan manusia. Ciri-ciri masyarakat industri adalah sebagai berikut.
1.    Mementingkan kualitas.
2.    Sangat mengutamakan persaingan untuk mencapai kualitas yang semakin meningkat.
3.    Sejalan dengan munculnya nilai untuk mencapai yang terbaik (the search for excellence), menghilangkan nilai-nilai primer paguyuban, dan seiring dengan itu munculnya nilai-nilai yang megapolis, munculnya nilai-nilai suburbanit yang elitis dan merosotnya nilai-nilai spiritual.
4.    Kehidupan politik berdasarkan nilai-nilai pancasila yang lebih matang.
5.    Meningkatnya kualitas hidup yang lebih merata dengan terpenuhinya kebutuhan dasar.
6.    Munculnya nilai-nilai baru seperti intelektualisme kreatif, juga hedonisme dan individualisme yang menyertai masyarakat industri.[7]
Dengan adanya gambaran diatas kita dapat mengatakan bahwa masyarakat industri adalah masyarakat terbuka. Keterbukaan itu ditunjang oleh kemajuan ilmu  pengetahuan dan teknologi dan kemudahan-kemudahan komunikasi yang dilahirkannya.
Keterbukaan serta penyebaran pembangunan di segala bidang khususnya dalam bidang pendidikan di Indonesia yang memiliki kawasan geografis yang sangat luas merupakan kendala yang sangat besar dalam pemerataan mutu pendidikan. Dalam kondisi seperti ini, teknologi komunikasi dan informasi dengan  segala aplikasinya adalah jawaban yang akan sangat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Karena dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi aka nada dorongan untuk mengadopsi atau mentransfer ide-ide yang berasal dari Negara-negara yang sudah maju atau Negara yang sedang berkembang. Dengan kata lain, teknologi komunikasi dan informasi dapat membantu peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia yang saat ini masih sangat rendah dibandingkan Negara-negara asia tenggara. Menurut kadir (2003) peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, akan melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Sistem pengajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video). Guru dapat menyajikan materi pelajaran dengan :
1.    Lebih menarik
2.    Tidak monoton
3.    Memudahkan dalam menyampaikan.
Disamping itu, melalui teknologi komunikasi dan informasi kita dapat mentransfer ide serta mengadopsi sistem pendidikan di negara-negara yang maju pendidikannya. Hal ini akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia dimata dunia internasional.
Seperti yang telah diulas sebelumnya bahwa masalah pendidikan  akan dapat dijawab oleh penerapan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Melalui kemajuan teknologi dalam pendidikan, daya jangkau pendidikan seakan tanpa batas hingga memberi peluang bagi semua warga negara unutk memproleh pendidikan sebagai hak dasarnya. Karena itu, teknologi pendidikan mensyaratkan kesuksesan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Uno (2006) kecenderungan yang terjadi saat ini pada penggunaan teknologi dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a.    Perubahan  kearah pendekatan sistem belajar berorientasi kepada siswa (student centred approach) seperti sistem kurikulum saat ini yang lebih menekan pada pencapaian kompetensi siswa.
b.    Inovasi yang terus menerus yang lebih edukatif dalam mengajar yang ditandai dengan adanya perbaikan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan anak didik yang semakin hari semakin kritis terhadap pemerolehan pendidikan.
c.    Peningkatan pengguna teknologi informasi baru (penggunaan media elektronik seperti komputer, televisi, radio, dan lain-lain dalam pembelajaran).
Selain itu, melalui teknologi pendidikan, terjadi evolusi metedologi pembelajaran yang memungkinkan pelaksanaan pendidikan tidak terikat pada lokasi dan dapat dilaksanakan secara sentral. Hal ini dapat dibuktikan dengan dilaksanakannya pendidikan jarak jauh oleh pemerintah telah dilegalisasi melalui penerbitkan Undang-undang pasal 31 Tahun 2003 tentang sistem pembelajaran jarak jauh. Pasal ini secara khusus menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh diselenggrakan diberbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, menggunakan berbagai bentuk dan modus, yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai standar nasional pendidikan.[8]
Berdasarkan gambaran diatas dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran, komputer merupakan media untuk proses pembelajaran yang dikenal dengan istilah Computer based on learning atau computer assisted learning. Berbagai variasi pembelajaran dapat dilakukan dengan media komputer yang jelas akan berimbas pada meningkatnya motivasi siswa mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, fasilitas komputer menjadi hal yang biasa dan populer dikalangan peserta didik. Menurut soekartawi (dalam Pramudilaga, 2004) perkembangan teknologi pembelajaran dibagi atas dua yaitu:
1.    Technology based on learning terdiri atas
a.      Audio Information Technologies (radio, audio tape, dan Telephone)
b.      Video Information Technologies (video tape, video text, video massaging)
2.    Technology based Web-learning terdiri dari Data Information Technologies (bulletin board, internet, e-mail, tele-collaboration).[9]
Disamping itu menurut Idris (dalam Pramudilaga, 2004) sistem informasi dan komunikasi yang mendidik dalah sesuatu yang dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan kerja, meningkatkan kekerabatan sosial, menumbuh proses kerjasama dan kepekaan akan nilai-nilai sosia, budaya, etika dan moral.[10]
Dengan demikian, jelaslah bahwa landasan geogrfis yang merupakan landasan dari berbagai ilmu didunia ini dapat menerbitkan peralatan yang mutakhir dalam teknologi komunikasi dan informasi yang dirancang oleh sumber daya manusia yang berkualitas pula. Hal ini disadari bahwa tanpa sumber daya manusia yang berpendidikan, segala apa yang ada didunia ini tidak dapat diolah dan dimanfaatkan sesuai dengan tuntutan keinginan untuk memakmurkan serta mensejahterakan umat manusia.[11]
D.    Model Pembelajaran PAI berbasis TIK
Robbins (1996:25) mendefinisikan ”A model is an abstraction of reality, a simplified representation of some real word phenomeon”. Maksudnya, model merupakan representasi dari beberapa fenomena yang ada didunia nyata. Pandangan serupa juga diungkapkan oleh miarso (2008:12), yang mendefinisikan model sebagai berikut: “model adalah representasi suatu proses dalam bentuk grafis dan garing atau naratif, dengan menunjukkan unsur-unsur utama serta strukturnya. Dalam hal ini dimngkinkan penafsiran model naratif kedalam bentuk grafis, atau sebaliknya”.
Pentingnya model dalam pembelajaran dijelaskan gustavson dan brand (2002:1), bahwa model membantu kita mengkonseptualkan representasi dari kenyataan, menyederhanakan realitas karena kerap kali kondisi nyata terlalu kompleks untuk dipotret.
Penilaian kualitas model pembelajaran merujuk pada kriteria kualitas kurikulum yang dikemukakan oleh niven (1999:127-128) yakni (a) validitas : dan (b) kepraktisan. Untuk menilai validitas model dapat digunakan dua kriteria, yaitu: (a) model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat dan (b) model memiliki konsistensi secara internal. Sedangkan kriteria kepraktisan model ada dua yakni (a) model yang dikembangkan dapat diterapkan menurut penilaian para ahli atau praktisi dan (b) model yang dikembangkan dapat diterapkan secara real dilapangan.[12]
Kerangka model pembelajaran PAI berbasis TIK ini terdiri atas syntac, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional dan dampak pengiring.
a.    Syntac merupakan fase-fase atau langkah-langkah kegiatan dalam suatu model yang diwujudkan dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Syntac ini dirancang dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan guru, kegiatan pembelajarn yang logis, mencirikan adanya kemampuan yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik, serta memuat dengan jelas peran guru dan siswa.
b.    Sistem sosial, merupakan kondisi atau sistuasi atau aturan yang berlaku dalam suatu model pembelajaran. Pola hubungan antara guru dan siswa menunjukkan pola interaksi dalam pembelajaran dapat berbentuk satu arah, dua arah, atau multi arah. Dalam komunikasi dua arah, guru dan siswa dapat berperan sama, yakni masing-masing sebagai pemberi dan penerima aksi. Hal ini dapat lebih menghidupkan suasana kegiatan beajar siswa. Dalam komunikasi transaksi (multi arah), proses pembelajaran lebih memungkinkan siswa berkembang secara optimal dalam kegiatan belajarnya. Diskusi dan simulasi merupakan metode yang sesuai dengan situasi ini. Syah (2000) mengemukakan perlunya komunikasi multi arah dalam situasi pembelajaran dengan harapan untuk mengalakkan/student active learning. Dalam konteks ini proses pembelajaran selayaknya dipandang sebagai kegiatan sebuah sistem yang memproses siswa sebagai “Input” agar mereka terdorong secara intrinsik untuk melakukan aktivitas belajar khususnya didalam kelas. Hasil yang diharapkan adalah output yang tercermin pada perubahan positif dalam diri siswa, baik dalam dimensi ranah cipta, rasa maupun karsanya.
c.    Prinsip reaksi, merupakan pola kegiatan yang mengambarkan respon guru yang wajar terhadap siswa, baik secara individu dan kelompok, maupun secara keseluruhan. Prinsip reaksi juga berkaitan dengan teknik yang diterapkan guru dalam memberi reaksi terhadap perilaku-perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran, seperti bertanya, menjawab, menanggapi, mengkritik dan sebagainya. Joyce, weil dan shower (2009) secara garis besar mengemukakan bahwa prinsip reaksi merupakan pedoman bagi guru dalam mengahargai dalam respon simulus berupa perilaku-perilaku siswa dalam proses pembelajarn. Beberapa perilaku guru yang diterapkan dalam pembelajaran PAI adalah (1) menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, misalnya dengan menyiapkan siswa untuk belajar (menenangkan siswa dan menyempaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar; (2) menyediakan dan mengelola sumber-sumber belajar yang relevan yang dapat mendukung kelncrn proses pembelajaran PAI seperti buku siswa, LKS, dan slide presentation; (3) mendemonstrsikan atau mengarahkan siswa untuk mengkontruksi pengetahuan melalui internet, program, modele ; (4) meminta siswa untuk merefleksikan hasil pembelajaran melalui internet program modele dan mengaplikasikannya dalamkehidupan sehari-hari; (5) menghargai segala aktivitas siswa yang mendukung proses pembelajaran (penguatan positif) dan mengarahkan aktivitas siswa yang menghambat proses pembelajaran (penguatan negatif).
d.   Sistem pendukung suatu model pembelajaran adalah hal-hal yang dapat mendukung terciptanya tujuan pembelajaran dalam menerpakn model itu (Suparno, 2000). Hal-hal yang dimaksud berupa sarana, bahan, perangkat, dan alat bantu atau media. Untuk model PAI TIK ini dibutuhkan sarana pendukung seperti silabus, RPP, Buku materi PAI, slide presentation, LKS, lembar evaluasi, dan internet program modele.
e.    Dampak instuksional dan dampak pengiring. Joyce, weil dan shower (2009) menegaskan bahwa penerapan suatu model pembelajaran diarahkan untuk menopang pencapaian secara optimal sasaran atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya pengguna model harus berupaya mensinergikan semua komponen model itu dalam rangka mencapai tujuan pembelajran. Tujuan pembelajaran terbagi atas tujuan utama yang bersifat segera/ mendesak untuk dicapai (instructional effect) dan tujuan pengikut/pengiring yaitu tujuan yang tidak segera dicapai atau hasilnya tidak segera dipetik setelah pembelajaran berlangsung, tetapi diharapkan dalam waktu yang relatif lama (Nurturant effect) dampak instruksional untuk model PAI TIK ini adalah tercapainya penguasaan bahan ajar pendidikan agama islam khususnya aspek Al-Qur’an yang berkenaan dengan pencapaian kompetensi dasar dan indikator hasil belajar PAI yang direncanakan dalam RPP. Sedangakan dampak penggiring dalam model PAI TIK ini adalah adanya kemandirian siswa dalam belajar PAI, keaktifan belajar dan sikap positif terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.[13]




BAB III
KESIMPULAN
A.    Hakikat Pembelajaran TIK
Pembelajaran adalah suatu bentuk proses sistematis belajar mengajar yang dirancang secara khusus untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki mengenai dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
B.     Penerapan TIK dalam Pembelajaran
Khusus dalam dunia pendidikan dan latihan bahwa penerapan teknologi komunikasi ini sangat mendukung untuk mengembangkan suatu inovasi-inovasi khususnya yang berhubungan dengan : (a) virtual learning; (b) distance learning; (c) mailing and telephone;(d) computer mediated communication; (e) computer based training; (f) e-learning; (g) tutorial electronic.
C.    Implementasi Landasan Penggunaan TIK dalam pendidikan
Melalui teknologi komunikasi dan informasi kita dapat mentransfer ide serta mengadopsi sistem pendidikan di negara-negara yang maju pendidikannya. Hal ini akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia dimata dunia internasional.
D.    Model Pembelajaran PAI berbasis TIK
Pentingnya model dalam pembelajaran dijelaskan gustavson dan brand (2002:1), bahwa model membantu kita mengkonseptualkan representasi dari kenyataan, menyederhanakan realitas karena kerap kali kondisi nyata terlalu kompleks untuk dipotret.


DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni. Pendidikan Tegnologi Informasi dan Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya, 2013.
Fitrianingrum, Nurlaili. “Penggunaan Media Komputer Dalam Pembelajaran PAI,” Di SMPN 40 Jakarta. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.
M, Zulkifli. “Model Pembelajaran PAI Berbasis TIK yang Valid & Praktis,” Al-Ta’dib 6, no. 2 (2013): 159-179.
Pulungan, Sahmiar. “Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran PAI,” Query: Jurnal Sistem Informasi 1, no.1 (2017): 19-24.
 Uno,  Hamzah B. Dan Lamatenggo, Nina. Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran.  Jakarta :  Bumi Aksara, 2014.



[1] Zulkifli M, “Model Pembelajaran PAI Berbasis TIK yang Valid & Praktis,” Al-Ta’dib 6, no. 2 (2013): 159-179. Hlm. 165.
[2] Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014), 16.
[3] Sahmiar Pulungan, “Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran PAI,” Query: Jurnal Sistem Informasi 1, no.1 (2017): 19-24. Hlm. 19.
[4] Nurlaili Fitrianingrum, “Penggunaan Media Komputer Dalam Pembelajaran PAI,” Di SMPN 40 Jakarta, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
[5] Deni Darmawan, Pendidikan Tegnologi Informasi dan Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 270-271.
[6] Ibid., 272-276
[7] Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, 105-106
[8] Ibid., 108
[9]   Ibid., 110
[10]  Ibid., 112
[11] Ibid.,115
[12] Zulkifly M, ”Model Pembelajarn PAI Berbasis TIK yang Valid dan Praktis” . 167. 

[13] Ibid.,168-169.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Popular Posts

Blog Archive

PAI.H

PAI.H
Kita lebih dari sekedar teman, we are family