Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah
“Psikologi Dakwah”

Disusun oleh: kelompok 11
Anggitta Windi P (210315295)
Izza Amalia (210315288)
KELAS PAI.H
Dosen pengampu:
Sunartip, M.Sy.
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
MEI 2018
PENDAHULUAN
Dakwah adalah pekerjaan mengomunikasikan pesan Islam kepada manusia. Secara
lebih operasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan
yang definitif yang rumusannya bisa diambil dari Al-Qur’an, Hadits, atau
dirumuskan oleh da’i, sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya. Dakwah ditujukan
kepada manusia, sementara manusia bukan hanya telinga dan mata tetapi makhluk
yang berjiwa, yang berpikir dan merasa, yang bisa menerima dan bisa menolak
sesuai dengan persepsinya terhadap dakwah yang diterima.
Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat menimbulkan berbagai
peristiwa di tengah masyarakat, peristiwa yang harmoni, yang menegangkan, yang
kontroversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran, baik pemikiran yang
moderat maupun yang ekstrem, yang sederhana maupun yang rumit, yang parsial
maupun yang komprehensif.
Manusia sebagai objek dakwah, baik sebagai individu maupun sebgai kelompok,
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sebagaimana juga da’i, ada yang
berpikiran sempit dan ada yang berwawasan luas. Da’i tidak cukup hanya
menguasai materi dakwah, tetapi juga memahami karakteristik manusia yang
menjadi mad’u.
B. RumusanMasalah
1. ApaPengertianDakwahPersuasif?
2. BagaimanaKajianAplikasiDakwahPersuasif?
3. ApaSajaHambatandalamDakwah Persuasif?
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1.
Bahasa
a.
Inggris
Persuasif berasal dari istilah Inggris persuation. Sedang istilah persuation
itu sendiri diturunkan dari bahasa latin persuasio, sedang kata
kerjanya dalam bahasa Inggris to persuade yang dapat diartikan sebagai
membujuk, merayu, meyakinkan, dan sebagainya.[1]
b.
Arab
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berarti panggilan, seruan, atau ajakan.
Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut mashdar. Sedangkan
bentuk fi’il (kata kerja)nya adalah da’a-yad’u-da’watan yang
berarti memanggil, menyeru, atau mengajak.[2]
c.
Indonesia
Persuationdapatdiartikansebagaimembujuk,
merayu, meyakinkan,
dansebagainya.Baiksifataupunpersuasifkeduanyabertujuanmengubahperilaku,
kepercayaan, dansikap.Bedanyaialahterletakpadacarapenyampaiannya.[3]
2.
Istilah
a.
Non Islam
b.
Islam
1)
Al-Qur’an
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ
وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
Dan hendakalah
ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran:104)
2)
Hadits
Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah
(mencegahnya dengan tangannya, apabila tidak sanggup, maka dengan lisannya,
apabila tidak kuasa maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim).[5]
3.
Pendapat tokoh
Adnan Harahap memberikan pengertian
dakwah adalah suatu usaha merubah sikap dan tingkah laku orang dengan jalan
menyampaikan informasi tentang ajaran Islam, dan menciptakan kondisi serta
situasi yang diharapkan dapat mempengaruhi sasaran dakwah, sehingga terjadi
perubahan ke arah sikap dan tingkah laku positif menurut norma-norma agama.[6]
Dakwah persuasif bisa didefinisikan
sebagai suatu kegiatan untuk menyebarkan ajaran Islam dengan menggunakan data
dan fakata psikologis dari mad’u, sehingga mereka menemukan kebenaran dan
kesadaran yang menjadikan sikap dan tingkah lakunya terpengaruh dan terarah
untuk menerimaserta melaksanakan ajaran-ajaran Islam.[7]
Jadi dakwah persuasif adalah proses
mempengaruhi mad’u dengan pendekatan psikologis, sehingga mad’u mengikuti
ajakan da’i tetapi merasa melakukan sesuatu atas kehendak sendiri.
B. Aplikasi Dakwah Persuasif
Dakwah persuasif menekankan bahwa
aktivitas yang dilakukan dalam bentuk meyakinkan dan menyadarkan mad’u untuk
menerima serta melaksanakan pesan-pesan dakwah, bukan memaksa mad’u untuk
melaksanakan pesan dakwah. Dakwah persuasif merupakan penyampaian informasi
agama melalui proses komunikasi, yang didalamnya ada proses memotivasi dan
mempersuasi mad’u supaya menerima pesan dakwah. Dakwah yang dilakukan diharapkan
dapat mengarahkan dan membentuk perilaku tertentu.[8]
Dakwahpersuasifakanefektifapabila message yang
disampaikansesuaidengankebutuhanmad’u. menurut Otto Lerbingerdan Albert J.
Sullivan dalamkaryanya yang berjudul Information, Influence, and
Communication, kebutuhanmanusiasecaraumum, meliputi:
1. Affilative needs, yaitu the need to belong ataukebutuhanuntukditerimasebagaianggotasuatukelompokatauanggotamasyarakat.
2. Status needs,
yaitukebutuhanakan kekuasaanataukekuatanpopularitas,
prestige(gengsi), dansebagainya (Oemi Abdurrahman: 1986,62)
Kebutuhan
afiliasi juga telah disyaratkan Allah lewat Firmannya.
وَلِكُلّٖ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ
ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ
ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ١٤٨
Dan bagitiap-tiap orang adatujuan (sendiri) yang diarahnya.
Makaberlomba-lombalahkamu (dalamberbuat) kebajikan... (QS. Al-Bqarah: 148)[9]
Dari sekian banyak da’I yang berada di muka bumi
ini pasti memeiliki caratersendiri dalam mengolah materi untuk berdakwah, akan
tetapi dengan teknik dakwah persuasive memiliki pendekatan tersendiri
menurut, Drs, Sunaryo (1983, 36-39), antara lain:
1. Cognitive
Dissonance
Teknikinimengambilgejala-gejalahidupdarimanusia.Dimanamanusiaseringperilakunyatidaksesuaidenganpendapatsertasikapnyaatauapa yang
dilakukannyaseringbertentangandengankeyakinanatauhatinuraninya.
Jikaseseorangmelakukankesalahan, sang da’iakanmembenarkandalamartimeluruskan.
Iniadalahmetode “bilhikmah” yang dikehendakidalam (QS. An Nahl: 125)
2. Pay off and Fear Hearing
Pay of idea adalahusahaterhadapseseorangdenganmemberi reward (hadiah,
ganjaranbahkanharapan) yang baik. Sedangkan fear rousing yaitumenyajikansesuatumessage yang
dapatmenimbulkan rasa khawatiratautakutbilatidakmematuhiinformasi yang dikemukakan. Al-Qur’an
jugamenerapkanjanjidanancamanuntukmemotivasiumatnya, seperti:
بَلَىٰۚ مَن كَسَبَ سَيِّئَةٗ وَأَحَٰطَتۡ بِهِۦ خَطِيَٓٔتُهُۥ
فَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٨١
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ
ٱلۡجَنَّةِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٨٢
(Bukandemikian) yang benarialah:barangsiapa yang
berbuatdosadantelahdiliputioelehdosanya, merekaitulahpenghunineraka, merekakekal di dalamnya.Dan
orang-orang yang berimansertaberamasalah, merekaitupenghunisurgamerekakekaldidalamna.(QS. Al-Baqarah:
81-82)
DalamayatdiatasAllohmenggarisbawahibahwakemungkarandankemaksiatanakandibalasdengansiksasedang
yang berbuatma’rufakandiganjardengansurga.
3. Emphati
Empatiadalahseseorang
yang memproyeksikanperasaannyadanemosinyakedalamobjekpengalamannya, dengan kata
lain empatimerupakankemampuanseseoranguntukmendapatkandiripadasituasi orang
lain. Sehinggaseorangda’Iharusmengenalsituasidankondisi yang
beradapadamad’u.Memahamikondisimad’umerupakankemutlakandalamdakwah. Sebabdakwah
yang tidaksesuaidengankebutuhandankondisimad’umerupakanperbuatan yang sia-sia.
Sepertidakwahterhadapkalanganpetaniterpencildisuguhidenganteknologiluarangkasa.
4. Packing
Dalamistilahkomunikasidiartikansebagaisuatukomunikasi
yang
dalampenyajiannyadibuatsedemikianrupasehinggasangatmenarikdansangatmenawanhatisehinggamemberikankesan
yang tidakmudahdilupakan ,lebihmenonjoldaripada yang lain. Dakwahsemacamini bias diselipkankedalamnyanyian-nyanyiansepertiEbiet G.
Ade. Sehinggatanpadisadarimasyarakattelahmenerimaajaran Islam.
5. Read Hearing
Merupakanteknikmengelakkanargumentasidaribagian-bagian
yang lemahkemudiandialihkankemudiansedikit demi sedikitkepadabagian-bagian yang
dapatdikuasaiolehda’i.metodeatauteknikiniseringditerapkandalamdiskusi.
6. TeknikAsosisi
Artinyapenyampaiansesuatugagasandengancaramenempelkanataumenggabungkandenganobjek
yang sedang actual danmenarik.Metodeinijugadiistilahkandenganbuild in technique. Jadi,
materidakwahitudikaitkandengansuatuperistiwa yang menarikdanaktual.Dalm
Al-Qur’an jugamenjelaskanbahwadakwahdapatmemanfaatkanperistiwapentingsebagaipelajaran.
Denganmemanfaatkanperistiwapentinguntukmembangkitkanperasaandanperhatianmad’u-nya.[10]
C. Hambatan dan Solusi Dakwa Persuasive
Didalamsuatutindakan yang bersifatpositifmaupun negative sekalipunpastimemilikikekurangandankelebihan,
sepertijugahambatandidapatdipungkiribahwadakwahpersuasifjugamemilikihambatansebagamanaawalmuladatangnya
agama islamini, memilikihambatandancobaandalammelakukandakwahkeberbagaitempat
yang memilikikeadaanlatarbelakangyang berbeda-beda. Dalamhaliniadabeberapahal
yang menghambatdakwah persuasive, antara lain: Noice factor, Semantic factor, kepentingan, motivasi, Prejudice.[11]
1. Noice Factor
Hambatan yang berupa suara baik disengaja maupun tidak
disengaja seperti handphone berbunyi, atauseseorangsedangceramah,
kemudianlewatsepasukandrum bandataumungkinpesawatterbang.
2.
Semantic Factor
Pemakaiankosakata yang tidakdimengertiolehmad’u.Disinilahpentingnyada’Imemahamiframe
of referencedariobyekdakwah.
3. Kepentingan(Interest)
Dakwah harus menyodorkan message yang mampu membangkitkan Interest dari mad’u, bagaimana seorang da’i mampu mengepek materi dakwah sehingga mad’u
tertarik untuk menyimaknya.Kalaupadaawalnyasajamad’utidakinterest,
niscayafeedbackdalamdakwahakanbersifatnegatif.
4. Motivasi
Motivasi
ini dilihat dari sudut pandang mad’u bukan pada da’i, jika motivasi mad’u mendatangi aktivitas dakwah
bersifat negatif, apabila isi komunikasi bertentangan dengan komunikasi yang seharusnya
ada, misalnya salah singgung akan mengakibatkan kekecewaan-jelas sekali bahwa
mengenali medan adalah persyaratan utama tercapainya tujuan dakwah persuasif
5.
Prejudice
Prasangkaadalahhambatan
paling beratterhadapkegiatandakwahpersuasif, prasangkasosialmerupakansikapperasaan
orang-orang terhadapgolonganmanusiatertentu, golonganrasataukebudayaan, yang
berlainandengangolonganorang
yangberprasangkaitu.[12]
KESIMPULAN
1. Pengertian dakwah persuasif
adalah Dakwah persuasif bisa didefinisikan sebagai sutu kegiatan untuk menyebarkan
ajaran Islam dengan menggunakan data dan fakata psikologis dari mad’u, sehingga
mereka menemukan kebenaran dan kesadaran yang menjadikan sikap dan tingkah
lakunya terpengaruh dan terarah untuk menerimaserta melaksanakan ajaran-ajaran
Islam.
2. Aplikasidakwahpersuasif:
a. Cognitive Dissonance
b. Pay off and Fear Hearing
c. Emphaty
d. Packing
e. Read Hearing
f. TeknikAsosisi
3. Hambatandalamdakwahpersuasif
1. Cognitive
Dissonance
2. Pay off and Fear
Hearing
3. Emphaty
4. Packing
5. Read Hearing
AchmadMubarok, PsikologiDakwah,
Malang: Madani Press, 2014.
Adnan Harahap, DakwahDalamTeoridanPraktek, Yogyakarta:
Sumbangsih, 1980.
Ahmad Atabik, “Konsep Komunikasi Dakwah Persuasif dalam
Perspektif Al-Qur’an”: At-Tabsyir Jurnal komunikasi Penyiaran Islam Vol.
2, No. 2 Juli-Desember 2014.
Onong U. Effendy, Komunikasi: TeoridanPraktek, Bandung:
RemajaRosdakarya, 2004.
Totok Jumantoro, Psikologi Dakwah dengan Aspek-Aspek
Kejiwaan yang Qur’ani Wonosobo: Amzah, 2001.
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
[1]Totok Jumantoro, Psikologi Dakwah dengan
Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani (Wonosobo: Amzah, 2001), 148.
[3]AchmadMubarok, PsikologiDakwah, (Malang: Madani Press, 2014),
hal. 167
[6] Adnan Harahap, DakwahDalamTeoridanPraktek,
(Yogyakarta: Sumbangsih, 1980), hal. 15.
[7]Ahmad Atabik, “Konsep
Komunikasi Dakwah Persuasif dalam Perspektif Al-Qur’an”: At-Tabsyir Jurnal
komunikasi Penyiaran Islam Vol. 2, No. 2 (Juli-Desember 2014), 122.
[11]Onong U. Effendy, Komunikasi: TeoridanPraktek,
(Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), hal. 21








Tidak ada komentar:
Posting Komentar