Blog masa kini yang berisi kontent inspiratif

MAKALAH 7 - TIK - Teori E-Learning




TEORI E-LEARNING
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
PEMBELAJARAN PAI BERBASIS TIK


Disusun oleh : Kelompok 7 PAI.H
1.      Afidhatul Imaniah                NIM. 210315261
2.      Dhofatul Hidayah                 NIM. 210315294
3.      Sulton Toriq Firdaus            NIM. 210315279

Dosen Pengampu
Nurul Malikah, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
MEI 2018

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Paradigma sistem pendidikan yang awalnya berbasis tradisional yang mengandalkan tatap muka (terbatas oleh ruang dan waktu), beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau biasa disebut e-learning. Dengan adanya e-learning tersebut untuk mengantisipasi sistem pendidikan yang tradisional.
Dengan adanya e-learning tersebut, dalam proses pembelajaran pun akan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu hubungan antara pengajar dan peserta didik pun dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga materi yang diajarkan oleh guru menjadi lebih menarik, tidak membosankan dan peserta didik lebih termotivasi untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan dibahas tentang teori e-learning, meliputi pengertian, karakteristik, sejarah dan perkembangan, fungsi, teknologi, aplikasi TIK untuk e-learning dan kelebihan dan kekurangan e-learning.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.         Apa pengertian dan karakteristik e-learning?
2.         Bagaimana sejarah dan perkembangan e-learning?
3.         Apa saja fungsi e-learning dalam pembelajaran?
4.         Teknologi seperti apa yang termasuk e-learning?
5.         Apa saja aplikasi TIK untuk e-learning?
6.         Apa saja kelebihan dan kekurangan e-learning?
1
 

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian dan Karakteristik E-learning
1.      Pengertian E-learning
Istilah e-learning sangat populer beberapa tahun belakangan ini, meskipun konsepnya sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. Istilah ini sendiri memiliki definisi yang sangat luas. Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Huruf e pada e-learning berarti elektronik. Sedangkan kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan atau pelatihan. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. Dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan e-learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet. Dengan e-learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif.[1]
2
E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi internet. E-learning memungkinkan siswa untuk belajar melalui komputer di tempat masing-masing tanpa harus secara fisik mengikuti pelajaran di kelas. Beberapa pengertian yang berkaitan dengan e-learning adalah pembelajaran jarak jauh, pembelajaran dengan perangkat komputer, pembelajaran formal dan informal, dan pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli.[2]
a.       Pembelajaran Jarak Jauh
E-learning memungkinkan siswa untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik mengikuti pelajaran di kelas. Interaksi dalam e-learning dapat dijalankan secara online. Siswa dapat belajar dari rumah dengan memanfaatkan teknologi internet. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di sekolah atau kampus. Siswa dapat mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat mengakses pelajaran.
b.      Pembelajaran dengan Perangkat Komputer
E-learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, CD drive dan teknologi internet. Jumlah siswa yang ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar tergantung pada kondisi dari pengajar.
c.       Pembelajaran Formal dan Informal
E-learning secara formal adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati. E-learning secara informal melalui sarana mailing list, website, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas.
d.      Pembelajaran yang Ditunjang Oleh Para Ahli
Walaupun e-learning hanya diberikan melalui perangkat komputer, ternyata e-learning disiapkan, ditunjang oleh para ahli dan dikelola oleh subject matter expert, instructional designer, graphic designer, dan learning management system yang ahli pada masing-masing bidang.[3]
1)        Subject Matter Expert (SME) atau narasumber dari pelatihan yang disampaikan.
2)        Instructional Designer (ID) bertugas untuk mendesain materi dari SME menjadi materi dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar menjadi lebih mudah, interaktif, dan menarik untuk dipelajari.
3)        Graphic Designer (GD) mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang menarik, efektif, dan menarik untuk dipelajari.
4)        Learning Management System (LMS) mengelola sistem di website dengan mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya. Siswa dapat melihat modul-modul yang ditawarkan, mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan.[4]
2.      Karakteristik E-learning dalam Proses Pembelajaran
a.         Komunikasi antar pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik dan sesama pendidik dapat berjalan cepat dan mudah karena manfaat teknologi ICT.
b.        Menggunakan keunggulan media digital dan jaringan komputer (LAN, MAN, dan WAN).
c.         Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (misalnya, modul) yang telah diunggah (upload) dalam perangkat lunak e-learning (dalam bentuk website), sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan dan di mana saja bila diperlukan.
d.        Jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan juga diunggah dalam perangkat lunak e-learning, sehingga dapat dilihat setiap saat oleh pendidik dan peserta didik.
e.         Bahan ajar disiapkan oleh para profesional (misalnya, dosen atau guru) dalam bidangnya dan dengan penyajian online akan memudahkan dalam revisi dan penyempurnaan substansi bahan ajar.[5]

B.     Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem Computer Assisted Instruction (CAI) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan e-learning dari masa ke masa dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Tahun 1990. Computer Based Training (CBT) mulai bermunculan dengan aplikasi e-learning yang berjalan pada PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam pembelajaran dibuat dalam bentuk tulisan maupun audio dan video.
2.      Tahun 1994. Setelah CBT banyak digunakan oleh masyarakat, selanjutnya sejak tahun 1994 CBT dikembangkan dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.[6]
3.      Tahun 1997. Learning Management System (LSM) dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang harus diperoleh dengan cepat.  Hal ini dapat dilakukan karena perkembangan teknologi internet memungkinkan masyarakat mulai berhubungan dengan internet tanpa kendala jarak dan lokasi.
4.      Tahun 1999. Aplikasi e-learning berbasis web mulai muncul. Perkembangan LSM menuju aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total, baik untuk siswa maupun administrasi pembelajarannya. LSM mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, surat kabar, dan lainnya. Pada saat itu e-learning mulai diperkaya dengan konten multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.[7]

C.    Fungsi E-learning dalam Pembelajaran
1.      Suplemen (tambahan), yaitu apabila siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan.
2.      Komplemen (pelengkap), yaitu untuk melengkapi materi pengayaan atau remidial. Dikatakan sebagai pengayaan apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat menguasai materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai remidial, apabila siswa yang mengalami kesulitan memahami materi diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar siswa semakin mudah memahami materi yang disajikan di kelas.
3.      Substitusi (pengganti), yaitu apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 alternatif model yang dapat dipilih, yakni sepenuhnya secara tatap muka, sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet dan sepenuhnya melalui internet.[8]





D.    Teknologi E-learning
Beberapa produk teknologi e-learning meliputi:
1.      Audio Conreferencing
Merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif paling sederhana dan relatif murah untuk penyelenggaraan distance learning. Audio conreferencing adalah interaksi atau konferensi langsung dalam bentuk audio (suara) antar dua orang atau lebih yang berada pada tempat berbeda, bahkan dapat melibatkan peserta yang banyak pada lokasi yang tersebar dan berbeda. Teknologi yang digunakan adalah sarana telepon. Dalam pelaksanaan audio conreferencing dibutuhkan perangkat tambahan yang dapat mengurangi gangguan maupun interaksi pada sistem.
2.      Videobroadcasting
Merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif yang bersifat satu arah. Penggunaan program e-learning dengan program videobroadcasting lebih banyak digunakan dibandingkan dengan audio conreferencing. Hal ini terjadi karena sifat videobroadcasting yang audio visual. Dalam prinsip belajar diungkapkan bahwa belajar akan lebih berhasil jika melibatkan banyak indera. Sasaran pesertanya dalam jumlah yang besar dan menyebar. Sebagai media transaksi pada umumnya menggunakan media satelit. Peserta mengikuti program pembelajaran melalui videobroadcasting dengan cara melihat dan mendengar pesawat televisi yang terhubung ke stasiun tertentu melalui antena penerima biasa atau antena parabola yang dilengkapi decoder khusus.
3.      Videoconferencing
Teknologi multimedia videoconreferencing dapat memungkinkan seluruh peserta didik melihat, mendengar, dan bekerja sama secara langsung. Fungsinya yaitu memberikan visualisasi secara langsung dan lengkap kepada seluruh peserta didik dengan menggunakan multimedia (video, audio dan data).[9]

4.      Jenis Aplikasi E-learning Berbasis Open Source
a.      Moodle
Adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet. Website moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dogiamas yang mempertahankan moodle sebagai paket software e-learning dengan free dan open source. Moodle terus mengembangkan rancangan sistem dan desain user interface setiap minggunya. Oleh karena itu moodle tersedia dan dapat digunakan secara bebas sebagai produk open source.
b.      Atutor
Adalah Web-based Open Source Learning Control Management System (LCMS) yang didesain dengan aksessibilitas dan kemampuan adaptasi. Atutor merupakan paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website, administrator dapat meng-install atau meng-update dengan cepat dan singkat. Pengajar dapat dengan cepat memasang, memaketkan, mendistribusikan materi pembelajaran, dan mengadakan kursus online-nya sendiri. peserta didik belajar dalam lingkungan yang berbeda-beda. Atutor bisa di download secara gratis.[10]
5.      E-learning dan Intelligent Tutoring System (ITS)
Adalah strategi pembelajaran yang menerangkan urutan isi materi pembelajaran, umpan balik yang diterima dan bahan ajar yang diberikan atau dijelaskan, e-learning diharapkan dapat digunakan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran yang dapat mengatasi berbagai masalah dalam pendidikan hendaknya terus dikembangkan, antara lain dengan adanya sarana pendukung bagi sistem pendidikan yaitu pembuatan perangkat lunak untuk menghasilkan sebuah sistem e-learning yang mengimplementasikan penerapan ITS. Pengembangan sistem e-learning dengan mengimplementasikan penerapan (ITS) dapat membuat proses pembelajaran jauh lebih efektif dan mudah untuk disesuaikan dengan perkembangan proses pembelajaran. Meningkatnya penampilan belajar peserta didik akan mendukung perolehan pengetahuan atau keterampilan baru, melalui pemanfaatan waktu yang efisien.[11]

E.     Aplikasi TIK untuk E-learning
1.      Situs Pembelajaran
Penerapan e-learning melalui jaringan internet menempatkan materi pada situs pembelajaran tertentu. Berbagai fasilitas situs pembelajaran pada internet dapat diakses oleh peserta didik secara mandiri untuk keperluan pembelajaran karena di dalamnya memuat tujuan, materi, metode, sumber daya web, perpustakaan digital, pengajar, peserta didik, atau informasi lainnya seperti jadwal pelajaran atau ujian, peta konsep pembelajaran dan yang lainnya. Website e-learning dan web lainnya harus dapat di akses kapan saja dan dimana saja.[12]
2.      Electronic-mail (e-mail) atau surat elektronik
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan e-mail akan memungkinkan peserta didik untuk dapat berkomunikasi dan selalu mentransfer informasi dengan orang-orang di seluruh dunia. Melalui e-mail peserta didik mempunyai kesempatan mendapatkan informasi dan berkomunikasi lebih luas. Pengajar pun bisa menggunakan e-mail untuk berkomunikasi dengan peserta didik sebagai jurnal dialog dan juga dengan pengajar lainnya.
Melalui jaringan internet, e-mail yang dapat dimanfaatkan untuk berkorespondensi antara pengajar dengan peserta didik, pengajar dengan pengajar lainnya, atau peserta didik dengan peserta didik. Pengajar bisa memberikan informasi, menerima tugas atau pekerjaan, atau mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik tanpa harus bertatap muka. Komunikasi antara peserta didik menjadi lebih mudah tanpa terkendala oleh tempat, ruang dan waktu. Peserta didik bisa membaca dan menulis sesuai dengan minat dan kebutuhannya, kepada siapa saja dan sumber mana saja yang diperlukannya.
3.      Silabus Online
Panduan proses pembelajaran antara pengajar dan peserta didik telah disediakan dalam silabus online. Seluruh peserta didik dan orang tua bisa memantaunya di silabus online. Dengan silabus online diharapkan dapat terjalin hubungan yang serasi dan kontrol yang baik antara sekolah, masyarakat dan dunia kerja.[13]

F.     Kelebihan dan Kekurangan E-learning
1.         Kelebihan
Pembelajaran dengan e-learning memiliki banyak kelebihan antara lain:
a.       Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna, mudah dipahami, diingat, dan mudah untuk diungkapkan kembali.
b.      Dapat memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat seseorang yang disampaikan, karena konten yang bervariasi, interaksi yang menarik perhatian, immediate adanya interaksi dengan e-learner dan e-instructor lain.
c.       Adanya kerja sama dalam komunitas online, sehingga memudahkan berlangsungnya proses transfer informasi dan komunikasi, sehingga setiap elemen tidak akan kekurangan sumber atau bahan belajar.
d.      Administrasi dan pengurusan yang terpusat, sehingga memudahkan dilakukannya akses dalam operasionalnya.
e.       Menghemat atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar pengajar atau biaya akomodasi dan transportasi peserta didik ke tempat belajar.
f.       Pembelajaran dengan dukungan teknologi internet membuat pusat perhatian dalam pembelajaran tertuju pada peserta didik. Ini berarti dalam pembelajaran peserta didik tidak bergantung sepenuhnya kepada pengajar. Peserta didik belajar dengan mandiri untuk menggali ilmu pengetahuan melalui internet dan media teknologi informasi lainnya.[14]
2.         Kekurangan
Sedangkan berberapa kekurangan yang dimiliki dalam pemanfaatan e-learning untuk proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.         Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar, atau bahkan antar pelajar itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.
b.        Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial, dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.
c.         Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
d.        Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran menggunakan ICT.
e.         Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan tentang internet.[15]
Kekurangan yang lainnya antara lain:
a.         Masalah kesiapan institusi, penerapan e-learning menuntut kesiapan institusi atas segala konsekuensinya. Institusi harus menyiapkan perangkat kebijakan dan peraturan untuk penerapan, termasuk biaya.
b.        Masalah kesiapan instuktur, permasalahan pada instruktur bukan hanya terletak pada kesiapan untuk mengubah sistem pembelajaran konvensional ke e-learning. Instruktur harus siap untuk bekerja lebih keras karena harus mengelola dan memelihara. Masalah lainya adalah kemampuan pemanfaatan ICT yang belum merata.
c.         Masalah kesiapan siswa, siswa dituntut mampu memotivasi diri sendiri agar mau belajar mandiri.
d.        Masalah biaya investasi, institusi harus mengeluarkan biaya investasi awal yang cukup besar untuk menerapkan e-learning. Biaya investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program LMS, biaya pembuatan materi dan biaya yang lainnya.
e.         Masalah teknologi, karena teknologi bisa beragam, maka ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada, sehingga e-learning tidak berjalan dengan baik.
f.         Masalah infrastruktur, infrastruktur jaringan internet belum menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, akibatnya belum semua orang atau wilayah dapat merasakan e-learning dengan internet.
g.        Masalah materi pembelajaran, walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada sejumlah materi yang tidak dapat diajarkan, seperti praktik perakitan hardware.
h.        Belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap penerapan pembelajaran terbuka dan jarak jauh melalui internet.[16]






BAB III
KESIMPULAN
1.            E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan), sehingga bahan ajar yang disampaikan kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet. Karakteristik: Komunikasi antar pendidik-peserta didik dapat berjalan cepat dan mudah, menggunakan keunggulan media digital dan jaringan komputer, bahan ajar bersifat mandiri dan disiapkan oleh para profesional, jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar diunggah dalam perangkat lunak e-learning.
2.            Sejarah dan perkembangan e-learning: Tahun 1990 CBT mulai bermunculan dengan aplikasi e-learning yang berjalan pada PC standlone atau berbentuk kemasan CD-ROM, tahun 1994 dikembangkan dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal, tahun 1997 LSM dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang harus diperoleh dengan cepat, tahun 1999 aplikasi e-learning berbasis web mulai muncul.
3.            Fungsi e-learning dalam pembelajaran: suplemen, komplemen dan substitusi.
4.            Teknologi e-learning: a. Audio Conreferencing. b. Videobroadcasting. c. Videoconferencing. d. Aplikasi e-learning berbasis open source : Moodle dan Atutor. e. E-learning dan Intelligent Tutoring System (ITS)


5.            Aplikasi TIK untuk e-learning: situs pembelajaran, e-mail, dan silabus online.
6.           
13
Kelebihan e-learning: a. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik. b. Dapat memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat seseorang yang disampaikan. c. Adanya kerja sama dalam komunitas online. d. Administrasi dan pengurusan yang terpusat. e. Menghemat biaya pendidikan. f. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran tertuju pada peserta didik. Kekurangan e-learning: masalah kesiapan institusi, instuktur, siswa, biaya investasi, teknologi, infrastruktur, materi pembelajaran dan belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap penerapan pembelajaran terbuka dan jarak jauh melalui internet.

DAFTAR PUSTAKA
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta, 2010.
Prasojo, Lantip Diat. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gaya Media, 2011.
Sutanta, Edhy. “Konsep dan Implementasi E-learning (Studi Kasus Pengembangan E-learning di SMA N 1 Sentolo Yogyakarta).” (Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND).
Sutopo, Ariesto Hadi. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Yakub. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.




[1] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: Alfabeta, 2010), 202-203.
[2] Yakub, Pengantar Sistem Informasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 134.
[3] Ibid., 135.
[4] Ibid., 135-136.
[5]  Lantip Diat Prasojo, Teknologi Informasi Pendidikan (Yogyakarta: Gaya Media, 2011), 221-222.
[6] Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 145.
[7] Ibid., 146.
[8] Edhy Sutanta, “Konsep dan Implementasi E-learning (Studi Kasus Pengembangan E-learning di SMA N 1 Sentolo Yogyakarta,” (Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND), 2.
[9] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi, 210-211.
[10] Ibid., 211-212.
[11] Ibid., 213.
[12] Ibid.
[13] Ibid., 215.
[14] Ibid., 205.
[15] Prasojo, Teknologi Informasi Pendidikan, 222.
[16] Sutanta, “Konsep dan Implementasi E-learning”, 13-14.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Popular Posts

Blog Archive

PAI.H

PAI.H
Kita lebih dari sekedar teman, we are family