Makalah ini
dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Metodologi
Penelitian Tindakan kelas”
Disusun oleh:
Miftakhul Huda (210315282)
Nining Masruroh (210315262)
Ratna Wulandari (210315264)
Yuliana Afifah (210315278)
KELAS PAI.H-KELOMPOK
5
Dosen pengampu
Medina Nur
Asyifah Purnama, M.Pd.I
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
APRIL 2018
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu cara alternatife yang dapat
dilakukan oleh sejumlah manusia dalam mengatasi beberapa masalah dan pembuktian
dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan menjadi salah satu ajang obyek yang
dapat di teliti oleh para peneliti dalam pembuktian beberapa kasus yang di
alami oleh lembaga pendidikan dari berbagai jenjang yang ada.
Dalam penelitian apa pun itu tidak lepas dari yang namanya masalah,
karena adanya penelitian karena adanya masalah yang ada untuk di pecahkan dan
di cari jalan keluarnya. Sedangkan dalam pendidikan formal di kelas yang dihuni
oleh para siswa dan guru tak akan lepasakan berbagai masalah yang di alaminya.
Dengan hal itu pemakalah menyajikan makalah yang berjudul
Menemukan Masalah dan Judul Penelitian Tindakan Kelas, dengan tujuan agar
pembaca mampu mengetahui dengan jelas apa permasalahan yang dihadapi dalam
suatu penelitian tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara menemukan masalah dan judul PTK?
2.
Bagaimana contoh alur menemukan masalah dan judul PTK?
|
PEMBAHASAN
A.
Menemukan Masalah dan Judul PTK
Penelitian tindakan kelas yang efektif dan berhasil guna, menuntut
guru untuk mampu merumuskan dan memilih masalah dengan tepat. Sebelum
melaksanakan PTK, seorang guru/ peneliti harus melalui tujuh langkah berikut,
yaitu:
1.
Merasakan adanya masalah
Pada tahap awal ini peneliti/ guru menemukan banyak fenomena yang
terjadi pada objek yang akan diteliti,[1] dalam
pembelajaran guru sering dihadapkan pada berbagai masalah yang perlu dicarikan
solusinya. Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa masalah pembelajaran terjadi
apabila ada kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang
terjadi di kelas, bahwa yang terjadi di kelas tidak sesuai dengan Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).[2]
Jadi, tidak selalu sama apa yang telah di rencanakan oleh guru atau
pendidikan dalam Silabus ataupun RPP yang telah dibuat dengan kenyataan yang
ada dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk merasakan adanya masalah adalah
bertanya kepada diri sendiri mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan dan
kualitas hasilnya. Misalnya,
a.
Apakah intens peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang cukup
tinggi?
b.
Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?
c.
Apakah peserta didik terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran?
d.
Apakah sumber belajar dan daya dukung
cukup memadai? Apakah perolehan hasil belajar cukup tinggi?
|
e.
Apakah peserta didik dapat mencapai Standar Kompetensi minimal?
f.
Apakah ada unsur kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran?
g.
Apakah penilaian hasil belajar yang dilakukan telah memuaskan peserta
didik?
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dapat dilakukan untuk
memancing dan memunculkan masalah yang dapat dijadikan topik dalam PenelitianTindakan
Kelas.[3]
2.
Melakukan identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan kegiatan untuk mendeteksi, melacak,
dan menjelaskan berbagai aspek permasalahan yang berkaitan dengan topik penelitian
dan masalah yang diteliti.[4]
Apabila peristiwa-pristiwa yang terjadi pada objek yang akan diteliti (kelas
yang diajar) jumlahnya banyak, peneliti harus melakukan identifikasi masalah.
Dalam bagian ini, semua masalah/ peristiwa pada objek penelitian harus
dikemukakan, baik masalah-peristiwa yang diteliti maupun yang tidak diteliti.[5]
Terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam
identifikasi masalah PTK sebagai berikut:
a.
Masalah yang akan dijadikan topik PTK benar-benar muncul dalam
pembelajaran.
b.
Penting dan bermanfaat untuk memecahkan masalah dan meningkatkan
mutu pembelajaran.
c.
Penting bagi guru sebagai peneliti dan sejalan dengan Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS).
d.
Dapat dipecahkan dengan mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya
yang ada.
e.
Mengungkap berbagai aspek fundamental mengenai sebab dan akibat
sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal yang fundamental.
f.
Adanya alasan rasional, logis, dan sistematis yang mendasari
perlunya penelitian tersebut dilakukan.
g.
Adanya metode dan prosedur yang jelas untuk menemukan jawaban
terhadap masalah tersebut.
h.
Masalah tersebut berada dalam jangkauan tugas guru yang dapat
dihadapi secara proporsional dan professional.
i.
Masalah tersebut riil dan problematika yang memerlukan pemecahan
dengan segera.[6]
3.
Menganalisis masalah
Setelah teridentifikasi sejumlah masalah yang akan dijadikan topik
PTK, selanjutnya dianalisis untuk menentukan tingkat kepentingannya dan
dampaknya terhadap pembelajaran. Analisis masalah melibatkan berbagai jenis
kegiatan, termasuk diskusi antara guru sebagai peneliti dengan teman sejawat
untuk menentuka masalah secara tepat, dan mengetahui tindak lanjut perbaikan
atau pemecahan yang diperlukan.[7]
Sebagai acuan dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a.
Konteks, situasi atau iklim dimana masalah itu terjadi.
b.
Kondisi-kondisi prasyarat untuk terjadinya masalah.
c.
Keterlibatan komponen, aktor dalam terjadinya masalah.
d.
Kemungkinan adanya alternatif solusi yang dapat diajukan.
e.
Ketepatan waktu, lama yang diperlukan untuk pemecahan masalah.[8]
4.
Memilih masalah
Memilih masalah merupakan kegiatan untuk menentukan atau menetapkan
masalah yang layak diangkat menjadi topik PTK. Untuk kepentingan tersebut
terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah.
a.
Masalah yang dipilih harus faktual, fundamental, dan benar-benar
terjadi dalam pembelajaran.
b.
Masalah yang dipilih harus priblematis, belum ada yang membahas,
dan perlu ditangani atau dipecahkan dengan segera.
c.
Masalah yang dipilih harus dapat dicari dan diidentifikasi faktor
penyebabnya, sebagai dasar untuk mennetukan alternatif tindakan.
d.
Masalah yang dipilih berada dibawah kewenangan dan tanggung jawab
guru.
e.
Masalah yang dipilih harus memiliki nilai strategis bagi perbaikan
dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran.
5.
Merumuskan Masalah
Masalah PTK yang telah dipilih perlu dirumuskan secara
komperhensif, jelas, spesifik, dan operasional, sehingga memungkinkan peneliti
untuk memilih tindakan yang tepat. Perumusan masalah dapat dilkukan dalam
kalimat pernyataan, pertanyaan, atau menggabungkan keduamya. Sagor mengemukakan
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a.
Siapakah yang terkena dampak dari masalah tersebut?
b.
Apakah yang menjadi penyebab masalah tersebut?
c.
Apakah masalah sebenarnya (pokok masalahnya)?
d.
Siapakah yang menjadi tujuan perbaikan?
e.
Apakah yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?[9]
6.
Merumuskan hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan mengenai perubahan yang mungkin
terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan merupakan jawaban
sementara terhadap masalah yang dihadapi. Hipotesis tindakan pada hakikatnya
merupakan jawaban sementara yang menyatakan bahwa: “jika dilakukan suatu
tindakan tertentu, maka masalah yang sedang dihadapi dapat dipecahkan.”[10]
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis
tindakan, yaitu:
a.
Diskusikan rumusan masalah hipotesis tindakan dengan teman sejawat.
b.
Pelajari hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan
oleh para peneliti terdahulu.
c.
Identifikasi berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah yang
diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
d.
Pilih tindakan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, dan dapat dilakukan oleh guru.
e.
Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan secara tepat.[11]
7.
Merumuskan judul PTK
Judul PTK harus tegas tertulis, masalah apa yang akan dicari
solusinya. Setelah itu tindakan akan dilakukan sebagai solusi.[12]
Judul PTK harus dirumuskan secara singkat, padat, spesifik dan tidak memberi
kemungkinan penafsiran yang beragam, serta mencerminkan permasalahn pokok yang
akan dipecahkan. Judul harus memberikan gambaran tentang apa yang
dipermasalahkan dalam PTK.
Lebih jelasnya perhatikan skema proses menemukan judul yaitu,
sebagai berikut:[13]
|
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
B.
Contoh Alur Menemukan Masalah dan Judul PTK
1.
|
Merasakan Masalah
|
§ Dari hasil
ulangan mingguan pertama tanggal 7 oktober 2012 ditemukan 75% dari 34 siswa
kelas Xa MA Jakarta nilai matematika materi logaritma (55) dibawah standar
minimal.
§ Dari hasil
absen dan pengamatan tanggal 29 oktober 2012 terdapat 30% dan 34 siswa kelas
Xa MA Jakarta pulang sebelum waktunya (jam 10 WIB).
|
2.
|
Melakukan identifikasi masalah
|
Prestasi belajar, kedisiplinan
|
3.
|
Menganalisis masalah
|
Keluarga kurang mendukung, lingkungan sekolah tidak kondusif,
minat belajar kurang, metode pembelajaran monoton.
|
4.
|
Memilih masalah
|
Prestasi belajar
|
5.
|
Merumuskan masalah
|
Kerjasama dengan keluarga, menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, memotivasi siswa, menggunakan Cooperative Learning.
|
6.
|
Merumuskan hipotesis tindakan
|
Cooperative Learning.
|
7.
|
Merumuskan judul PTK
|
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAHASAN
LOGARITMA MELALUI COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS XA MA JAKARTA
2012-2013.
|
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sebelum melaksanakan PTK, seorang guru/ peneliti harus melalui
tujuh langkah berikut, yaitu: merasakan adanya masalah, melakukan
identifikasi masalah, menganalisis masalah, memilih masalah, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis tindakan, merumuskan judul PTK.
|
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
2.
Adapun contoh alur menemukan masalah dan judul PTK mulai dari
merasakan adanya masalah sampai pada merumuskan judul sudah dituliskan secara
bertahap dan sampai pada penemuan judul PTK. Dengan adanya tujuh hal berikut
kita akan mengetahui dan memudahkan seorang peneliti dalam menentukan judul
yang akan di jadikan bahan atau objek pembahasan dalam penelitian.
B.
Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam
makalah ini masih belumlah sempurna. Untuk itu pemakalah sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari Ibu Dosen dan pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.
|
Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas.
Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009.
Ghony, Djunaidy. Penelitian Tindakan kelas. Malang: Malang
Press, 2008.
Mulyasa. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Suyadi. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva
Press, 2012.
[1] Basuki, Desain
Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas (Ponorogo: STAIN Ponorogo
Press, 2009), 26.
[2] Mulyasa, Praktik
Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 99.
[3] Ibid.,
99.
[4] Mulyasa, Praktik
Penelitian Tindakan Kelas, 61.
[5] Basuki, Desain
Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas, 26.
[6] Mulyasa, Praktik
Penelitian Tindakan Kelas, 100-101.
[7] Ibid.,
102.
[8] Djunaidy
Ghony, Penelitian Tindakan kelas (Malang: Malang Press, 2008), 39-40.
[10] Mulyasa, Penelitian
Tindakan Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 148.
[11] Mulyasa, Praktik
Penelitian Tindakan Kelas, 106.
[12] Basuki, Desain
Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas, 27.
[13] Suyadi, Panduan
Penelitian Tindakan Kelas (Jogjakarta: Diva Press, 2012).
















Tidak ada komentar:
Posting Komentar