Makalah ini dibuat
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Manajemen Pemasaran Pendidikan”
Disusun oleh :
1. Ali Ma’sum (210315285)
2. Oktiya Hayyu Liyandani (210315292)
3.
Yenni Maghfirah Nur Rohmah (210315269)
KELAS PAI.H-KELOMPOK 7
Dosen pengampu
:
Mella Mardayanti, S.Pd., M.Pd.
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
JUNI 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai salah satu komponen
utama dalam sistem pendidikan, lembaga pendidikan sudah selayaknya memberikan
kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Apabila lembaga pendidikan dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas
output akan ditentukan oleh kualitas mesin tersebut. Artinya, pengelolaan
pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen secara umum
yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan
(Directing) dan Pengendalian (Controlling). Fungsi-fungsi manajerial tersebut
hendaknya dilakukan oleh setiap pengelola lembaga pendidikan secara efektif dan
efisien, dan secara khusus pimpinan atau kepala merupakan orang yang paling
bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya lembaga pendidikan.
Pendidikan yang bermutu
merupakan standar kesesuain tampilan (performance) terhadap atribut-atribut
yang dianggap penting oleh para pelanggan/pengguna jasa pendidikan.
Atribut-atribut mutu tersebut hendaknya diketahui oleh penyelenggara lembaga
pendidikan, sehingga dalam operasional kegiatan dapat mengacu pada kepentingan
mutu pelanggan. Karena kegiatan pendidikan di sekolah adalah sebagai salah satu
bentuk pelayanan jasa (service) yang memiliki bentuk proses yang sirkuler bukan
linier atau sekedar jual beli.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanan peran penting sumber daya manusia (SDM) dalam pemasaran
jasa pendidikan?
2. Bagaimanan pemasaran internal jasa
pendidikan SDM?
3.
Bagaimana layanan konsumen jasa pendidikan?
4.
Bagaimana dasar layanan konsumen jasa pendidikan?
5.
Bagaimana proses manajemen sumber daya manusia (SDM)
dalam operasi jasa pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peran Penting Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam Pemasaran Jasa
Pendidikan
Menurut Payne, peran SDM di dalam organisasi jasa didalam
oragnisasi jasa perlu dibedakan sehingga dapat dikelola lebih baik. Secara umum,
SDM jasa pendidikan dikelompokkan atas beberapa kelompok, yaitu sebagai
berikut:
1.
Penghubung (contactor), yaitu SDM jasa pendidikan yang berhubungan
intensif dengan pelanggan jasa pendidikan dan memilih aktivitas pemasaran jasa
pendidikan secara konvensional.
2.
Pemodifikasi (modifier), yaitu SDM jasa pendidikan yang
terlibat dalam aktivitas pemasaran jasa pendidikan.
3.
Pemberi pengaruh (influencer) yaitu SDM jasa jasa pendidikan.
berfokus pada pelaksanaan strategi pemasaran riset pemasaran.
4.
Pemisah (isolated), yaitu SDM jasa pendidikan yang akan
sulit berhasil jika tidak mendapat dukungan yang memadai dari pemimpin sekolah,
terutama dukungan motivasi.
Menurut Lockhart, Sumber daya manusia jasa pendidikan merupakan
orang-orang yang telah atau memiliki dampak terhadap sekolah. Selanjutnya, SDM jasa pendidikan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok berikut.
1.
Siswa. Siswa memainkan peran penting dalam penilaian kinerja
sekolah. Oleh karena itu, kita dapat menilai prestasi, pendaftaran, kepuasan,
dan kebutuhan siswa. Akan tetapi, kita juga perlu menyadari bahwa selain
merupakan produk jasa pendidikan, siswa juga merupakan pelanggan jasa
pendidikan.[1]
2.
Guru dan Karyawan Sekolah. Kualitas guru dan karyawan sekolah harus
diperhatikan apabila kita akan menilai sekolah. Jika sekolah memiliki guru dan
karyawan sekolah yang produktif serta bekerja dalam jangka panjang, kedudukan
mereka sebagai guru dan karyawan sekolah bisa menunjukkan loyalitas, kelancaran
serta stabilitas sekolah.
3.
Orangtua siswa dan wali siswa. Orangtua siswa dan wali siswa akan
memiliki tingkat kepuasan yang tinggi jika mereka memiliki kepuasan, aktif,
serta menyetujui seluruh hag dilakukan sekolah. Oleh karena itu, orangtua dan
wali siswa perlu mengetahui keterlibatannya dalam proses pendaftaran siswa, pembelajaran
yang mereka ajarkan kepada siswa di rumah, hubungan mereka dengan siswa, aktivitas
ekstrakurikuler siswa dan program pembelajaran jarak jauh mereka sarankan untuk
siswa, serta aktivitas sosial lainnya.
B. Pemasaran Internal Jasa Pendidikan SDM
Pemasaran internal jasa pendidikan
harus dilakukan menggunakan pendekatan keputusan dan strategi SDM
jasa Pendidikan. Adapun tujuan pemasaran internal jasa
pendidikan adalah memotivasi dan memungkinkan karyawan
sekolah untuk memenuhi janji yang ditetapkan sekolah.
Menurut Zeithaml dan Bitner, agar
membangun budaya sekolah yang berorientasi pada pelanggan jasa pendidikan dan
karyawan sekolah yang berorientasi melayani, sekolah harus mengikuti empat
strategi utama:
1.
Mempekerjakan karyawan yang tepat.
a.
Bersaing mencari karyawan sekolah terbaik, dengan menemukan calon
karyawan sekolah terbaik dan bersaing dengan sekolah lainnya untuk merekrutnya,
mewawancarai calon karyawan sekolah pada setiap posisi yang diperlukan. dan
meningkatkan standar perekrutan karyawan sekolah.[2]
b.
Mempekerjakan karyawan sekolah yang mempunyai kompeten dan
kecenderungan melayani pelanggan jasa pendidikan. Calon karyawan
sekolah harus memiliki dua kemampuan utama, yaitu kompetensi
untuk melayani pelanggan dan kecenderungan untuk melayani pelanggan.
c.
Berusaha menjadi atasan yang disukai karyawan sekolah, yaitu
menjadi atasan yang disukai oleh karyawan sekolah, memberi pelatihan, peluang
kerja dan peningkatan karier, dukungan internal yang memadai.
2.
Mengembangkan karyawan untuk menyampaikan kualitas jasa. Terdapat
tiga hal penting yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:
a.
Melatih karyawan sekolah agar mempunyai ketrampilan teknis dan
interaksi, dengan merancang pelatihan tentang ketrampilan, pengetahuan teknis,
serta ketrampilan interaksi.
b.
Memberdayakan karyawan sekolah dengan memberikan keterampilan,
peralatan, serta otoritas kepada karyawan sekolah untuk melayani pelanggan jasa
pendidikan, bergantung pada strategi pemasaran jasa pendidikan.
c.
Memajukan kerja tim disekolah, dengan mensosialisasikan slogan “setiap
orang disekolah adalah pelanggan jasa pendidikan”, serta menentukan sasaran
tim dengan penghargaan yang akan diterima tim berdasarkan prestasi dan kinerja.
3.
Menyediakan sistem pendukungan yang dibutuhkan. Ada tiga strategi
penting yang perlu diperhatikan untuk dapat menjalankan sistem dukungan
internal berbasis pelanggan jasa pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a.
Mengukur kualitas jasa pendidikan secara internal.
b.
Menyediakan tekhnologi dan peralatan pendukung.
c.
Mengembangkan proses internal berbasis jasa pendidikan.[3]
4.
Mempertahankan karyawan terbaik. Sekolah perlu menerapkan strategi
pemasaran internal jasa pendidikan untuk memelihara karyawan terbaiknya, yaitu
sebagai berikut:
a.
Melibatkan karyawan sekolah di dalam aktivitas penyusunan visi
sekolah
b.
Memperlakukan karyawan sekolah sebagai pelanggan jasa pendidikan,
dengan melakukan riset pemasaran internal jasa pendidikan secara berkala.
c.
Mengukur dan memberikan penghargaan bagi pelaku jasa pendidikan
terbaik, dengan menyususn sistem remunerasi sejalan dengan visi sekolah dan
hasil kerja yang dicapai karyawan sekolah.
C.
Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Salah satu caranya adalah merangkul pelanggan jasa pendidikan
(siswa). Strategi ini dikenal dengan strategi manajemen hubungan pelanggan
(Customer Relationship Management-CRM). CRM dikenal dengan sebutan “Manajemen
Pelanggan,” yaitu pendekatan bisnis yang bertujuan untuk menciptakan,
mengembangkan, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan sasaran secara
saksama agar dapat meningkatkan nilai
pelanggan dan profitabilitas perusahaan sehingga memaksimalkan nilai pemilik.
CRM sebagai suatu praktik yang menyediakan dapat pelanggan secara terpadu
dan tergabung di seluruh bidang bisnis sehingga bisa dipastikan bahwa setiap
pelanggan mendapatkan pelayanan terbaik.
Berdasarkan sudut pandang siswa sebagai pelanggan jasa pendidikan, CRM jasa
pendidikan dapat menyediakan interaksi antar bidang yang terkait dengan siswa,
seperti penerimaan siswa, pendaftaran siswa, bantuan keuangan siswa, dan
sebagainya melalui sistem tunggal sehinggamenghasilkan pemahaman mendalam bagi
setiap siswa yang memilikikeunikan tersendiri.[4]
Bagi guru dan karyawan sekolah, CRM jasa pendidikan mengoptimalkan interaksi
antar bagian sekolah berkaitan dengan manfaat, pembayaran, pelatihan,
teknologi informasi, atau fasilitas sekolah.
Berdasarkan sudut pandang sekolah, CRM jasa pendidikan dapat menghasilkan gambaran setiap pelanggan jasa pendidikan yang
ada di sekolah serta segala aktivitasnya secara jelas dan lengkap.
Menurut
Campbell dan Robert bahwa
CRM jasa pendidikan terdiri dari tiga tahap penting, yaitu:
1.
Manajemen Hubungan (Contact Management). Merupakan filosofi
yang menyebabkan sekolah dapat melacak aktivitas dan interaksi setiap pelanggan
jasa pendidikan secara elektronik. Fokus manajemen hubungan adalah kedisiplinan
memasukkan setiap poin penting yang perlu ditekankan dengan unsur-unsur sekolah
secara konsisten ke database sekolah,
sehingga menyebabkan seluruh informasi menjadi acuan atas interaksi tersebut
dan dapat dibagikan kepada pihak lain yang berada di sekolah.
2.
Manajemen Kampanye (Campaign Manageement). Merupakan proses
perancangan dan pengotomatisasian strategi sekolah dan menjadi alat sekolah
yang sangat ampuh untuk membangun, menjadwalkan, serta melacak aktivitas
pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan. Manajemen kampanye dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu:
a.
Kampanye reaktif, yang dilakukan berdasarkan pada perilaku
pelanggan jasa pendidikan.[5]
b.
Kampanye proaktif. yang digunakan untuk membantu sekolah dalam
mencapai tujuan khususnya yang tidak akan tercapai tanpamelakukan pemasaran
jasa pendidikan.
3.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data (Data-Driven Decision
Making) CRM jasa pendidikan bertujuan untuk mengetahui cara sekolah dalam
mengambil keputusan secara cerdas berdasarkan data yang berkualitas. Ada tiga
unsur dari lembaga Pendidikan berdasarkan data, yaitu a)Komitmen untuk
memperoleh data. b)Meningkatkan penggunaan data. c)Menganalisis data.
Adapun keuntungan
penerapan CRM jasa pendidikan secara khusus yaitu sebagai berikut:
1.
Mempercepat dan memperlancar komunikasi antara siswa, guru dan
karyawan sekolah, pemangku kepentingan sekolah lainnya.
2.
Mempermudah akses terhadap data siswa, guru, karyawan sekolah serta
pemangku kepentingan sekolah lainnya.
3.
Mempermudah proses penilaian kinerja sekolah.
4.
Memiliki basis data alumni dan menjaga hubungan dengannya melalui
komunikasi yang baik.
5.
Memperlancar komunikasi antara siswa dengan guru ketika mengikuti
program belajar jarak jauh.
6.
Meningkatkan efisiensi pekerjaan administrasi sekolah.[6]
Dalam menerapkan CRM jasa pendidikan,
sekolah dihadapkan dengan beberapa tantangan sebagai berikut:
1.
Melakukan surat-menyurat dengan pasar sasaran jasa pendidikan. Cara
mengatasinya ialah membuat program administrasi sekolah sehingga sekolah dapat
berkomunikasi secara cepat dan melaksanakan kampanye pemasaran jasa pendidikan kepada
guru, orangtua siswa, dan sebagainya.
2.
Perekrutan tenaga kerja di sekolah serta program retensinya. Cara
mengatasinya ialah memperbaiki sistem perekrutan guru untuk memenuhi
kualifikasi yang baik dan peraturan pemerintah, berkomunikasi dengan guru, serta
melakukan penilaian kinerja guru.
3.
Pengelolaan siswa. Cara mengatasinya ialah mengelola data siswa
sehingga mudah diakses apabila diperlukan oleh orangtua siswa, siswa, atau
bagian sekolah yang terkait.
4.
Perekrutan siswa. Caranya ialah melacak dan memantau kampanye
perekrutan siswa serta mengidentifikasi pemangku kepentingan di sekolah.
5.
Komunikasi sekolah dengan alumni. Cara mengatasinya ialah
me-ngelompokkan data alumni siswa berdasarkan wilayah geografi atau tahun
lulusan dan menjaga keakuratan datanya
6.
Komunikasi tentang program belajar jarak jauh. Cara mengatasinya
ialah menggunakan surat elektronik yang dapat mempermudah komunikasi antara
siswa dan guru
7.
Pengelolaan aliran administrasi. Cara mengatasinya ialah
memperbaiki proses administrasi sekolah sehingga pekerjaan administrasi sekolah
dapat diselesaikan secara efisien.
8.
Kolaborasi antara siswa, guru, dan karyawan sekolah. Cara
mengatasinya ialah bekerja sama ma dengan siswa, guru, dan karyawan siswa,
serta membantu pengelolaan program pembelajaran kolaborasi antara guru, bagian
yang ada di sekolah, dahleni aga terkait lainnya.[7]
D.
Dasar Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Keputusan pelanggan jasa pendidikan
(siswa) membeli produk jasa pendidikan adalah peristiwa
penting bagi pemasar jasa pendidikan. Pemasar jasa pendidikan tertarik dengan
proses pengambilan keputusan pelanggan jasa
pendidikan, yakni siswa memilih salah satu alternatif
dari banyak alternatif keputusan yang telah tersedia. Adapun tahapan
pengambilan keputusan tersebut sebagai berikut.
1.
Motivasi yang diperlukan. Sekolah membutuhkan karyawan sekolah yang
berkualitas
2.
Pengumpulan informasi. Pelanggan jasa pendidikan mempertimbangkan
sekolah berdasarkan pada pengumpulan informasi.
3.
Kumpulan pilihan yang dibentuk. Pelanggan jasa pendidikan memilih
sekolah berdasarkan kelompok sekolah peringkat atas sampai bawah. Kelompok
sekolah dikategorikan sebagai kumpulan sekolah yang disadari (sekolah yang
diketahui pelanggan jasa pendidikan) dan kumpulan sekolah yang tidak disadari
(sekolah yang tidak diketahui pelanggan jasa pendidikan).
4.
Penentuan kriteria evaluasi. Kriteria evaluasi berupa pertanyaan
yang diajukan pada pelanggan jasa pendidikan tentang alasan memilih sekolah
swasta atau negeri, jumlah siswa dalam kelas, jumlah masyarakat sekitar,
program pendidikan, biaya pendidikan, dan program olahraga.
5.
Evaluasi alternatif. Pelanggan jasa pendidikan dapat menggunakan
proses evaluasi pelanggan jasa pendidikan melalui enam konsep dasar, yaitu
gagasan mengenai pilihan pelanggan jasa pendidikan, atribut sekolah, presepsi
keberadaan sekolah pada setiap atribut sekolah, fungsi utilitas setiap atribut
sekolah, bobot penting dari atribut sekolah, dan prosedur evaluasi pelanggan
jasa pendidikan.[8]
6.
Pengambilan keputusan dan pelaksanaan. Pelanggan jasa pendidikan
dapat memilih sekolah terbaik atau sekolah yang menawarkan program pendidikan
menarik, lalu mempertimbangkan keunggulan biaya dari masing-masing sekolah
tersebut dan publikasi pemasaran jasa pendidikan.
7.
Pengaruh terhadap proses keputusan. Pemasaran jasa pendidikan perlu
mengetahui sumber informasi utama bagi calon siswa dan pengaruh yang
dimilikinya dengan memahami 5 peran pengaruh pada proses pengambilan keputusan,
yaitu sebagai berikut:
a.
Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali
menyarankan atau memikirkan ide untuk mendaftar atau memilih sekolah tertentu.
b.
Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang memberikan
saran yang membawa pengaruh pada keputusan akhir.
c.
Penentu (decider), yaitu orang yang akhirnya menetukan
setiap bagian dari seluruh keputusan, seperti apa, dimana, atau kapan waktu
mendaftar.
d.
Pengguna (user), yaitu orang yang mendaftar.
8.
Bergerak dari keputusan kepada tindakan. Pelanggan jasa pendidikan
membentuk berbagai pilihan sekolah (tujuan mendaftar dan kepastian diterima
disekolah) dari berbagai alternatif sekolah dengan menggunakan dua faktor
penting, yaitu: perilaku sekolah kompetitor dan faktor-faktor situasi sekolah.
9.
Penilaian sekolah setelah pendaftaran. Pemimpin sekolah harus
berupaya meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah pada berbagai jenjang atau
tingkat keterampilan akibat dari keterlibatan guru dan karyawan sekolah dan
proses belajar mengajar.[9]
10.
Tanggapan sekolah. Sekolah berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan
jasa pendidikan dengan menghitung manfaat dan biaya saat menawarkan potongan
uang sekolah dan keunggulannya bagi siswa.
E.
Proses Manajemen SDM Dalam Operasi Jasa Pendidikan
Menurut Heskett menyebutkan bahwa ada delapan mata rantai dalam
rantai manfaat jasa, yaitu sebagai berikut:
1.
Loyalitas pelanggan yang menggerakkan profitabilitas dan
pertumbuhan.
2.
Kepuasan pelanggan yang menggerakkan loyalitas pelanggan.
3.
Nilai yang menggerakkan kepuasan pelanggan.
4.
Produktivitas karyawan yang menggerakkan nilai.
5.
Loyalitas karyawan yang menggerakkan produktivitas.
6.
Kepuasan karyawan yang menggerakkan loyalitas.
7.
Kualitas internal yang menggerakkan kepuasan karyawan.
8.
Kepemimpinan manajemen puncak yang mendasari keberhasilan rantai.[10]
Adapun fungsi operasi
Jasa pendidikan meliputi:
1. Memperoleh sumber daya pendidikan yang
dibutuhkan.
2. Memelihara peralatan operasi jasa
pendidikan dan fasilitas pendidikan.
3. Mengelola tingkat kapasitas jasa
pendidikan di sepanjang waktu.
4. Mengubah input produk jasa
pendidikan menjadi output produk pendidikan secara efisien.
Jasa pendidikan bersifat padat karya (labor intensisive) kebutuhan
agar memperoleh keterampilan teknis semakin meningkat. Oleh karena itu, SDM jasa pendidikan dibutuhkan
untuk menjalankan tugas operasi jasa pendidikan, melaksanakan
tugas pemasaran jasa pendidikan, serta menyediakan dukungan administrasi
pendidikan. Kabachnick mengemukakan bahwa SDM jasa seharusnya dipandang sebagai
mitra konsultasi strategis yang memberikan solusi inovatif serta memengaruhi
keputusan dan kebijakan utama organisasi jasa. Apabila konsep Kabachnick diterapkan ke dunia pendidikan, SDM jasa pendidikan harus melakukan tugas sebagai berikut ini:
1.
Menempatkan sistem pengukuran keyakinan dan nilai calon karyawansekolah
sebagai pembanding terhadap keyakinan dan nilai yangdimiliki sekolah, untuk
mengganti "naluri" keputusan perekrutan karyawan sekolah yang
mengakibatkan tingkat perputaran karyawan sekolah menjadi cepat.
2.
Mempelajari sekolah serupa dan mengidentifikasi pelajaran yang bisa ditarik
dari kebijakan SDM jasa pendidikan.
3.
Menolak kebijakan karyawan sekolah jika kebijakan tersebut tidak cukup
rasional dilingkungan sekolah saat ini, dan menguraikan usulan perubahan yang
akan memengaruhi sasaran sekolah.
4.
Memperlihatkan bahwa SDM jasa pendidikan dikembangkan dan dipertahankan,
bukan hanya melakukan pelatihan karyawan sekolah.[11]
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
A.
Peran Penting SDM Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Payne, peran SDM jasa pendidikan dikelompokkan menjadi Penghubung, Pemodifikasi,
Pemberi pengaruh, dan Pemisah.
B. Pemasaran Internal Jasa Pendidikan
SDM
Tujuannya adalah untuk memotivasi dan memungkinkan karyawan
sekolah untuk memenuhi janji yang ditetapkan. Menurut Zeithaml dan Bitner, ada
empat strategi dalam pemasaran internal, yaitu mempekerjakan karyawan yang
tepat, mengembangkan karyawan untuk menyampaikan kualitas jasa, menyediakan
sistem pendukung, mempertahankan karyawan terbaik.
C.
Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Dalam melayani pelanggan jasa
pendidikan salah satu caranya adalah merangkul pelanggan jasa pendidikan (strategi Customer
Relationship Management (CRM)). Menurut
Campbell dan Robert, CRM
jasa pendidikan terdiri dari tiga tahap penting, yaitu: Manajemen Hubungan, Manajemen Kampanye, dan Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Data.
D.
Dasar Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Dalam membeli produk jasa
pendidikan, pelanggan jasa pendidikan melakukan pengambilan keputusan yang
selektif. Adapun tahapan pengambilan keputusan tersebut sebagai berikut: Motivasi, Pengumpulan
informasi, Kumpulan pilihan, Penentuan kriteria evaluasi, Evaluasi alternative, Pengambilan
keputusan dan pelaksanaan, Pengaruh terhadap proses keputusan, Bergerak dari
keputusan ke tindakan, Penilaian sekolah setelah pendaftaran dan Tanggapan
sekolah
E.
Proses Manajemen SDM Dalam Operasi Jasa Pendidikan
Menurut Kabachnick, SDM jasa pendidikan harus melakukan: 1)Menempatkan sistem pengukuran keyakinan dan nilai calon karyawan
sekolah. 2)Mempelajari sekolah serupa dan mengidentifikasi pelajaran yang bisa
ditarik dari kebijakan SDM jasa pendidikan. 3)Menolak
kebijakan karyawan sekolah yang irrasional, dan menguraikan usulan perubahan yang akan memengaruhi
sasaran sekolah. 4)Memperlihatkan bahwa SDM jasa pendidikan dikembangkan dan
dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, David. Pemasaran
Jasa Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar