Blog masa kini yang berisi kontent inspiratif

KELOMPOK 9 - MPP - ASPEK (SDM) DALAM PEMASARAN JASA PENDIDIKAN


ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM PEMASARAN JASA PENDIDIKAN
Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Manajemen Pemasaran  Pendidikan

Disusun oleh :
1.      Ali Ma’sum                                        (210315285)
2.      Oktiya Hayyu Liyandani                 (210315292)
3.      Yenni Maghfirah Nur Rohmah       (210315269)

KELAS PAI.H-KELOMPOK 7


Dosen pengampu :
Mella Mardayanti, S.Pd., M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
JUNI 2018

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, lembaga pendidikan sudah selayaknya memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Apabila lembaga pendidikan dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan ditentukan oleh kualitas mesin tersebut. Artinya, pengelolaan pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen secara umum yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing) dan Pengendalian (Controlling). Fungsi-fungsi manajerial tersebut hendaknya dilakukan oleh setiap pengelola lembaga pendidikan secara efektif dan efisien, dan secara khusus pimpinan atau kepala merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya lembaga pendidikan.
Pendidikan yang bermutu merupakan standar kesesuain tampilan (performance) terhadap atribut-atribut yang dianggap penting oleh para pelanggan/pengguna jasa pendidikan. Atribut-atribut mutu tersebut hendaknya diketahui oleh penyelenggara lembaga pendidikan, sehingga dalam operasional kegiatan dapat mengacu pada kepentingan mutu pelanggan. Karena kegiatan pendidikan di sekolah adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa (service) yang memiliki bentuk proses yang sirkuler bukan linier atau sekedar jual beli.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanan peran penting sumber daya manusia (SDM) dalam pemasaran jasa pendidikan?
2.      Bagaimanan pemasaran internal jasa pendidikan SDM?
3.      Bagaimana layanan konsumen jasa pendidikan?
4.      Bagaimana dasar layanan konsumen jasa pendidikan?
5.      Bagaimana proses manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam operasi jasa pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Peran Penting Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Payne, peran SDM di dalam organisasi jasa didalam oragnisasi jasa perlu dibedakan sehingga dapat dikelola lebih baik. Secara umum, SDM jasa pendidikan dikelompokkan atas beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut:
1.    Penghubung (contactor), yaitu SDM jasa pendidikan yang berhubungan intensif dengan pelanggan jasa pendidikan dan memilih aktivitas pemasaran jasa pendidikan secara konvensional.
2.    Pemodifikasi (modifier), yaitu SDM jasa pendidikan yang terlibat dalam aktivitas pemasaran jasa pendidikan.
3.    Pemberi pengaruh (influencer) yaitu SDM jasa jasa pendidikan. berfokus pada pelaksanaan strategi pemasaran riset pemasaran.
4.    Pemisah (isolated), yaitu SDM jasa pendidikan yang akan sulit berhasil jika tidak mendapat dukungan yang memadai dari pemimpin sekolah, terutama dukungan motivasi.
Menurut Lockhart, Sumber daya manusia jasa pendidikan merupakan orang-orang yang telah atau memiliki dampak terhadap sekolah. Selanjutnya, SDM jasa pendidikan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok berikut.
1.    Siswa. Siswa memainkan peran penting dalam penilaian kinerja sekolah. Oleh karena itu, kita dapat menilai prestasi, pendaftaran, kepuasan, dan kebutuhan siswa. Akan tetapi, kita juga perlu menyadari bahwa selain merupakan produk jasa pendidikan, siswa juga merupakan pelanggan jasa pendidikan.[1]
2.    Guru dan Karyawan Sekolah. Kualitas guru dan karyawan sekolah harus diperhatikan apabila kita akan menilai sekolah. Jika sekolah memiliki guru dan karyawan sekolah yang produktif serta bekerja dalam jangka panjang, kedudukan mereka sebagai guru dan karyawan sekolah bisa menunjukkan loyalitas, kelancaran serta stabilitas sekolah.
3.    Orangtua siswa dan wali siswa. Orangtua siswa dan wali siswa akan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi jika mereka memiliki kepuasan, aktif, serta menyetujui seluruh hag dilakukan sekolah. Oleh karena itu, orangtua dan wali siswa perlu mengetahui keterlibatannya dalam proses pendaftaran siswa, pembelajaran yang mereka ajarkan kepada siswa di rumah, hubungan mereka dengan siswa, aktivitas ekstrakurikuler siswa dan program pembelajaran jarak jauh mereka sarankan untuk siswa, serta aktivitas sosial lainnya.
B.  Pemasaran Internal Jasa Pendidikan SDM
Pemasaran internal jasa pendidikan harus dilakukan menggunakan pendekatan keputusan dan strategi SDM jasa Pendidikan. Adapun tujuan pemasaran internal jasa pendidikan adalah memotivasi dan memungkinkan karyawan sekolah untuk memenuhi janji yang ditetapkan sekolah.
Menurut Zeithaml dan Bitner, agar membangun budaya sekolah yang berorientasi pada pelanggan jasa pendidikan dan karyawan sekolah yang berorientasi melayani, sekolah harus mengikuti empat strategi utama:
1.    Mempekerjakan karyawan yang tepat.
a.    Bersaing mencari karyawan sekolah terbaik, dengan menemukan calon karyawan sekolah terbaik dan bersaing dengan sekolah lainnya untuk merekrutnya, mewawancarai calon karyawan sekolah pada setiap posisi yang diperlukan. dan meningkatkan standar perekrutan karyawan sekolah.[2]
b.    Mempekerjakan karyawan sekolah yang mempunyai kompeten dan kecenderungan melayani pelanggan jasa pendidikan. Calon karyawan sekolah harus memiliki dua kemampuan utama, yaitu kompetensi untuk melayani pelanggan dan kecenderungan untuk melayani pelanggan.
c.    Berusaha menjadi atasan yang disukai karyawan sekolah, yaitu menjadi atasan yang disukai oleh karyawan sekolah, memberi pelatihan, peluang kerja dan peningkatan karier, dukungan internal yang memadai.
2.    Mengembangkan karyawan untuk menyampaikan kualitas jasa. Terdapat tiga hal penting yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:
a.    Melatih karyawan sekolah agar mempunyai ketrampilan teknis dan interaksi, dengan merancang pelatihan tentang ketrampilan, pengetahuan teknis, serta ketrampilan interaksi.
b.    Memberdayakan karyawan sekolah dengan memberikan keterampilan, peralatan, serta otoritas kepada karyawan sekolah untuk melayani pelanggan jasa pendidikan, bergantung pada strategi pemasaran jasa pendidikan.
c.    Memajukan kerja tim disekolah, dengan mensosialisasikan slogan “setiap orang disekolah adalah pelanggan jasa pendidikan”, serta menentukan sasaran tim dengan penghargaan yang akan diterima tim berdasarkan prestasi dan kinerja.
3.    Menyediakan sistem pendukungan yang dibutuhkan. Ada tiga strategi penting yang perlu diperhatikan untuk dapat menjalankan sistem dukungan internal berbasis pelanggan jasa pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a.    Mengukur kualitas jasa pendidikan secara internal.
b.    Menyediakan tekhnologi dan peralatan pendukung.
c.    Mengembangkan proses internal berbasis jasa pendidikan.[3]
4.    Mempertahankan karyawan terbaik. Sekolah perlu menerapkan strategi pemasaran internal jasa pendidikan untuk memelihara karyawan terbaiknya, yaitu sebagai berikut:
a.    Melibatkan karyawan sekolah di dalam aktivitas penyusunan visi sekolah
b.    Memperlakukan karyawan sekolah sebagai pelanggan jasa pendidikan, dengan melakukan riset pemasaran internal jasa pendidikan secara berkala.
c.    Mengukur dan memberikan penghargaan bagi pelaku jasa pendidikan terbaik, dengan menyususn sistem remunerasi sejalan dengan visi sekolah dan hasil kerja yang dicapai karyawan sekolah.
C.  Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Salah satu caranya adalah merangkul pelanggan jasa pendidikan (siswa). Strategi ini dikenal dengan strategi manajemen hubungan pelanggan (Customer Relationship Management-CRM). CRM dikenal dengan sebutan “Manajemen Pelanggan,” yaitu pendekatan bisnis yang bertujuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan sasaran secara saksama agar dapat meningkatkan  nilai pelanggan dan profitabilitas perusahaan sehingga memaksimalkan nilai pemilik.
CRM sebagai suatu praktik yang menyediakan dapat pelanggan secara terpadu dan tergabung di seluruh bidang bisnis sehingga bisa dipastikan bahwa setiap pelanggan mendapatkan pelayanan terbaik.
Berdasarkan sudut pandang siswa sebagai pelanggan jasa pendidikan, CRM jasa pendidikan dapat menyediakan interaksi antar bidang yang terkait dengan siswa, seperti penerimaan siswa, pendaftaran siswa, bantuan keuangan siswa, dan sebagainya melalui sistem tunggal sehinggamenghasilkan pemahaman mendalam bagi setiap siswa yang memilikikeunikan tersendiri.[4]
Bagi guru dan karyawan sekolah, CRM jasa pendidikan mengoptimalkan interaksi antar bagian sekolah berkaitan dengan manfaat, pembayaran, pelatihan, teknologi informasi, atau fasilitas sekolah.
Berdasarkan sudut pandang sekolah, CRM jasa pendidikan dapat menghasilkan gambaran setiap pelanggan jasa pendidikan yang ada di sekolah serta segala aktivitasnya secara jelas dan lengkap.
Menurut Campbell dan Robert bahwa CRM jasa pendidikan terdiri dari tiga tahap penting, yaitu:
1.    Manajemen Hubungan (Contact Management). Merupakan filosofi yang menyebabkan sekolah dapat melacak aktivitas dan interaksi setiap pelanggan jasa pendidikan secara elektronik. Fokus manajemen hubungan adalah kedisiplinan memasukkan setiap poin penting yang perlu ditekankan dengan unsur-unsur sekolah secara konsisten ke database sekolah, sehingga menyebabkan seluruh informasi menjadi acuan atas interaksi tersebut dan dapat dibagikan kepada pihak lain yang berada di sekolah.
2.    Manajemen Kampanye (Campaign Manageement). Merupakan proses perancangan dan pengotomatisasian strategi sekolah dan menjadi alat sekolah yang sangat ampuh untuk membangun, menjadwalkan, serta melacak aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan. Manajemen kampanye dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
a.    Kampanye reaktif, yang dilakukan berdasarkan pada perilaku pelanggan jasa pendidikan.[5]
b.    Kampanye proaktif. yang digunakan untuk membantu sekolah dalam mencapai tujuan khususnya yang tidak akan tercapai tanpamelakukan pemasaran jasa pendidikan.
3.    Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data (Data-Driven Decision Making) CRM jasa pendidikan bertujuan untuk mengetahui cara sekolah dalam mengambil keputusan secara cerdas berdasarkan data yang berkualitas. Ada tiga unsur dari lembaga Pendidikan berdasarkan data, yaitu a)Komitmen untuk memperoleh data. b)Meningkatkan penggunaan data. c)Menganalisis data.
Adapun keuntungan penerapan CRM jasa pendidikan secara khusus yaitu sebagai berikut:
1.    Mempercepat dan memperlancar komunikasi antara siswa, guru dan karyawan sekolah, pemangku kepentingan sekolah lainnya.
2.    Mempermudah akses terhadap data siswa, guru, karyawan sekolah serta pemangku kepentingan sekolah lainnya.
3.    Mempermudah proses penilaian kinerja sekolah.
4.    Memiliki basis data alumni dan menjaga hubungan dengannya melalui komunikasi yang baik.
5.    Memperlancar komunikasi antara siswa dengan guru ketika mengikuti program belajar jarak jauh.
6.    Meningkatkan efisiensi pekerjaan administrasi sekolah.[6]
Dalam menerapkan CRM jasa pendidikan, sekolah dihadapkan dengan beberapa tantangan sebagai berikut:
1.    Melakukan surat-menyurat dengan pasar sasaran jasa pendidikan. Cara mengatasinya ialah membuat program administrasi sekolah sehingga sekolah dapat berkomunikasi secara cepat dan melaksanakan kampanye pemasaran jasa pendidikan kepada guru, orangtua siswa, dan sebagainya.
2.    Perekrutan tenaga kerja di sekolah serta program retensinya. Cara mengatasinya ialah memperbaiki sistem perekrutan guru untuk memenuhi kualifikasi yang baik dan peraturan pemerintah, berkomunikasi dengan guru, serta melakukan penilaian kinerja guru.
3.    Pengelolaan siswa. Cara mengatasinya ialah mengelola data siswa sehingga mudah diakses apabila diperlukan oleh orangtua siswa, siswa, atau bagian sekolah yang terkait.
4.    Perekrutan siswa. Caranya ialah melacak dan memantau kampanye perekrutan siswa serta mengidentifikasi pemangku kepentingan di sekolah.
5.    Komunikasi sekolah dengan alumni. Cara mengatasinya ialah me-ngelompokkan data alumni siswa berdasarkan wilayah geografi atau tahun lulusan dan menjaga keakuratan datanya
6.    Komunikasi tentang program belajar jarak jauh. Cara mengatasinya ialah menggunakan surat elektronik yang dapat mempermudah komunikasi antara siswa dan guru
7.    Pengelolaan aliran administrasi. Cara mengatasinya ialah memperbaiki proses administrasi sekolah sehingga pekerjaan administrasi sekolah dapat diselesaikan secara efisien.
8.    Kolaborasi antara siswa, guru, dan karyawan sekolah. Cara mengatasinya ialah bekerja sama ma dengan siswa, guru, dan karyawan siswa, serta membantu pengelolaan program pembelajaran kolaborasi antara guru, bagian yang ada di sekolah, dahleni aga terkait lainnya.[7]
D.  Dasar Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Keputusan pelanggan jasa pendidikan (siswa) membeli produk jasa pendidikan adalah peristiwa penting bagi pemasar jasa pendidikan. Pemasar jasa pendidikan tertarik dengan proses pengambilan keputusan pelanggan jasa pendidikan, yakni siswa memilih salah satu alternatif dari banyak alternatif keputusan yang telah tersedia. Adapun tahapan pengambilan keputusan tersebut sebagai berikut.
1.    Motivasi yang diperlukan. Sekolah membutuhkan karyawan sekolah yang berkualitas
2.    Pengumpulan informasi. Pelanggan jasa pendidikan mempertimbangkan sekolah berdasarkan pada pengumpulan informasi.
3.    Kumpulan pilihan yang dibentuk. Pelanggan jasa pendidikan memilih sekolah berdasarkan kelompok sekolah peringkat atas sampai bawah. Kelompok sekolah dikategorikan sebagai kumpulan sekolah yang disadari (sekolah yang diketahui pelanggan jasa pendidikan) dan kumpulan sekolah yang tidak disadari (sekolah yang tidak diketahui pelanggan jasa pendidikan).
4.    Penentuan kriteria evaluasi. Kriteria evaluasi berupa pertanyaan yang diajukan pada pelanggan jasa pendidikan tentang alasan memilih sekolah swasta atau negeri, jumlah siswa dalam kelas, jumlah masyarakat sekitar, program pendidikan, biaya pendidikan, dan program olahraga.
5.    Evaluasi alternatif. Pelanggan jasa pendidikan dapat menggunakan proses evaluasi pelanggan jasa pendidikan melalui enam konsep dasar, yaitu gagasan mengenai pilihan pelanggan jasa pendidikan, atribut sekolah, presepsi keberadaan sekolah pada setiap atribut sekolah, fungsi utilitas setiap atribut sekolah, bobot penting dari atribut sekolah, dan prosedur evaluasi pelanggan jasa pendidikan.[8]
6.   Pengambilan keputusan dan pelaksanaan. Pelanggan jasa pendidikan dapat memilih sekolah terbaik atau sekolah yang menawarkan program pendidikan menarik, lalu mempertimbangkan keunggulan biaya dari masing-masing sekolah tersebut dan publikasi pemasaran jasa pendidikan.
7.    Pengaruh terhadap proses keputusan. Pemasaran jasa pendidikan perlu mengetahui sumber informasi utama bagi calon siswa dan pengaruh yang dimilikinya dengan memahami 5 peran pengaruh pada proses pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut:
a.    Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan atau memikirkan ide untuk mendaftar atau memilih sekolah tertentu.
b.    Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang memberikan saran yang membawa pengaruh pada keputusan akhir.
c.    Penentu (decider), yaitu orang yang akhirnya menetukan setiap bagian dari seluruh keputusan, seperti apa, dimana, atau kapan waktu mendaftar.
d.    Pengguna (user), yaitu orang yang mendaftar.
8.    Bergerak dari keputusan kepada tindakan. Pelanggan jasa pendidikan membentuk berbagai pilihan sekolah (tujuan mendaftar dan kepastian diterima disekolah) dari berbagai alternatif sekolah dengan menggunakan dua faktor penting, yaitu: perilaku sekolah kompetitor dan faktor-faktor situasi sekolah.
9.    Penilaian sekolah setelah pendaftaran. Pemimpin sekolah harus berupaya meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah pada berbagai jenjang atau tingkat keterampilan akibat dari keterlibatan guru dan karyawan sekolah dan proses belajar mengajar.[9]
10.     Tanggapan sekolah. Sekolah berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan jasa pendidikan dengan menghitung manfaat dan biaya saat menawarkan potongan uang sekolah dan keunggulannya bagi siswa.

E.  Proses Manajemen SDM Dalam Operasi Jasa Pendidikan
Menurut Heskett menyebutkan bahwa ada delapan mata rantai dalam rantai manfaat jasa, yaitu sebagai berikut:
1.    Loyalitas pelanggan yang menggerakkan profitabilitas dan pertumbuhan.
2.    Kepuasan pelanggan yang menggerakkan loyalitas pelanggan.
3.    Nilai yang menggerakkan kepuasan pelanggan.
4.    Produktivitas karyawan yang menggerakkan nilai.
5.    Loyalitas karyawan yang menggerakkan produktivitas.
6.    Kepuasan karyawan yang menggerakkan loyalitas.
7.    Kualitas internal yang menggerakkan kepuasan karyawan.
8.    Kepemimpinan manajemen puncak yang mendasari keberhasilan rantai.[10]
Adapun fungsi operasi Jasa pendidikan meliputi:
1.    Memperoleh sumber daya pendidikan yang dibutuhkan.
2.    Memelihara peralatan operasi jasa pendidikan dan fasilitas pendidikan.
3.    Mengelola tingkat kapasitas jasa pendidikan di sepanjang waktu.
4.    Mengubah input produk jasa pendidikan menjadi output produk pendidikan secara efisien.
Jasa pendidikan bersifat padat karya (labor intensisive) kebutuhan agar memperoleh keterampilan teknis semakin meningkat. Oleh karena itu, SDM jasa pendidikan dibutuhkan untuk menjalankan tugas operasi jasa pendidikan, melaksanakan tugas pemasaran jasa pendidikan, serta menyediakan dukungan administrasi pendidikan. Kabachnick mengemukakan bahwa SDM jasa seharusnya dipandang sebagai mitra konsultasi strategis yang memberikan solusi inovatif serta memengaruhi keputusan dan kebijakan utama organisasi jasa. Apabila konsep Kabachnick diterapkan ke dunia pendidikan, SDM jasa pendidikan harus melakukan tugas sebagai berikut ini:
1.    Menempatkan sistem pengukuran keyakinan dan nilai calon karyawansekolah sebagai pembanding terhadap keyakinan dan nilai yangdimiliki sekolah, untuk mengganti "naluri" keputusan perekrutan karyawan sekolah yang mengakibatkan tingkat perputaran karyawan sekolah menjadi cepat.
2.    Mempelajari sekolah serupa dan mengidentifikasi pelajaran yang bisa ditarik dari kebijakan SDM jasa pendidikan.
3.    Menolak kebijakan karyawan sekolah jika kebijakan tersebut tidak cukup rasional dilingkungan sekolah saat ini, dan menguraikan usulan perubahan yang akan memengaruhi sasaran sekolah.
4.    Memperlihatkan bahwa SDM jasa pendidikan dikembangkan dan dipertahankan, bukan hanya melakukan pelatihan karyawan sekolah.[11]




BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
A.  Peran Penting SDM Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Payne, peran SDM jasa pendidikan dikelompokkan menjadi Penghubung, Pemodifikasi, Pemberi pengaruh, dan Pemisah.
B.  Pemasaran Internal Jasa Pendidikan SDM
Tujuannya adalah untuk memotivasi dan memungkinkan karyawan sekolah untuk memenuhi janji yang ditetapkan. Menurut Zeithaml dan Bitner, ada empat strategi dalam pemasaran internal, yaitu mempekerjakan karyawan yang tepat, mengembangkan karyawan untuk menyampaikan kualitas jasa, menyediakan sistem pendukung, mempertahankan karyawan terbaik.
C.  Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Dalam melayani pelanggan jasa pendidikan salah satu caranya adalah merangkul pelanggan jasa pendidikan (strategi Customer Relationship Management (CRM)). Menurut Campbell dan Robert, CRM jasa pendidikan terdiri dari tiga tahap penting, yaitu: Manajemen Hubungan, Manajemen Kampanye, dan Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data.
D.  Dasar Layanan Konsumen Jasa Pendidikan
Dalam membeli produk jasa pendidikan, pelanggan jasa pendidikan melakukan pengambilan keputusan yang selektif. Adapun tahapan pengambilan keputusan tersebut sebagai berikut: Motivasi, Pengumpulan informasi, Kumpulan pilihan, Penentuan kriteria evaluasi, Evaluasi alternative, Pengambilan keputusan dan pelaksanaan, Pengaruh terhadap proses keputusan, Bergerak dari keputusan ke tindakan, Penilaian sekolah setelah pendaftaran dan Tanggapan sekolah
E.  Proses Manajemen SDM Dalam Operasi Jasa Pendidikan
Menurut Kabachnick, SDM jasa pendidikan harus melakukan: 1)Menempatkan sistem pengukuran keyakinan dan nilai calon karyawan sekolah. 2)Mempelajari sekolah serupa dan mengidentifikasi pelajaran yang bisa ditarik dari kebijakan SDM jasa pendidikan. 3)Menolak kebijakan karyawan sekolah yang irrasional, dan menguraikan usulan perubahan yang akan memengaruhi sasaran sekolah. 4)Memperlihatkan bahwa SDM jasa pendidikan dikembangkan dan dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, David. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.


[1]David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 157-158.
[2]Ibid., 161.
[3]Ibid., 162-163.
[4]Ibid., 164-165.
[5]Ibid., 166.
[6]Ibid., 168.
[7]Ibid., 169-170.
[8]Ibid., 171-172.
[9]Ibid., 173.
[10]Ibid., 175.
[11]Ibid., 178.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Popular Posts

Blog Archive

PAI.H

PAI.H
Kita lebih dari sekedar teman, we are family