Makalah ini
dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Perbandingan
Pendidikan”

Disusun oleh:
Ambar Achsani (2103152)
Nining Masruroh (210315262)
Yuliana Afifah (210315278)
KELAS PAI.H-KELOMPOK
9
Dosen pengampu
Zainur Rofik
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
MEI 2018
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah tonggak landasan yang sangat penting
bagi kehidupan suatu bangsa karena baik buruknya pendidikan mempengaruhi segala
sesuatu yang ada dalam sebuah negara baik ekonomi, politik, sosial bahkan
nilai-nilai moral suatu bangsa. Secara historis, setelah revolusi Islam di Iran
tahun 1979, sistem pendidikan Iran mengalami perubahan yang sangat mendasar,
dan semua upaya pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. prioritas harus diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan anak-anak
dan generasi muda sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan punya komitmen
pada penggunaan al-Qur’an, tradisi Islam, dan konstitusi Republik Islam di Iran
sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.
Pada tahap awal pemerintah Repubik Islam Iran berusaha membuka
peluang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat untuk bisa mengenyam pendidikan
formal, dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam
Iran menyatakan “Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran
gratis bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menegah dan
mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis hingga semampunya.[1]
Menyadari betapa pentingnya mengetahui pendidikan di Iran, maka
makalah ini membahas sistem pendidikan dan pendidikan Islam Iran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sistem pendidikan di Iran?
2.
Bagaimana struktur dan jenjang pendidikan di Iran?
3.
Bagaimana pengembangan pendidikan dan tenaga kependidikan?
4.
|
Bagaimana pendidikan Islam di Iran?
PEMBAHASAN
A.
Sistem Pendidikan di Iran
Iran (Republik Islam Iran) ber Ibu kota di Teheran. Negara
pegunungan yang terletak di daerah Timur Tengah di belahan bumi. Iran adalah
sebuah negara yang berbilang suku dan agama. Etnik mayoritas ialah etnik
persia, dan 70% rakyatnya adalah bangsa Iran, keturunan orang arya. Kebanyakan penduduk
bertutur dalam bahasa yang tergolong dalam keluarga bahasa Iran, termasuk
bahasa persia sebagai bahasa pemersatu. Kebanyakan penduduk Iran adalah muslim,
dimana syiah 90% dan 8% sunni. 2% lagi adalah penganut agama baha’i, mandea,
hindu, zoroastrianisme, yahudi, dan kristen. zoroastrianisme, yahudi, dan
kristen diakui oleh pemerintah Iran, dan turut mempunyai perwakilan di
parlemen. Agama baha’i tidak diakui.[2]
Di Iran pemerintah pusat lewat Kementrian pendidikan
bertanggugjawab untuk pembiyaan dan mengontrol administrasi pendidikan dasar
dan menengah. Ditingkat lokal, pendidikan diawasi melalui pemerintah provinsi
dan kantor kecamatan. Selain itu, Departermen pendidikan mengawasi ujian
nasional, memonitor standar, menyelenggarakan pelatihan guru, mengembangkan
kurikulum dan materi pendidikan, menandai pembagunan dan pemeliharaan sekolah. Sedangkan
Dewan Tinggi Pendidikan adalah badan legislatif yang menyetujui semua kebijakan
dan peraturan yang berhubungan dengan pendidikan.[3]
Tujuan pendidikan, pada 1957 M, Kementrian Pendidikan Republik
Islam Iran menumumkan bahwa tujuan pendidikan sebagai berikut:
1.
|
Untuk mengembangkan fisik, murid
harus belajar olahraga dan kesehatan.
2.
Untuk mengembangkan sosial, murid harus menghormati keluarga,
masyarakat dan kebebasan.
3.
Untuk mengembangkan intelektual, murid harus belajar berpikir,
kalau dapat melalui pengalaman sendiri.
4.
Untuk pengembangan moral, murid harus mengerti agama, kebudayaan
dan peradaban sehingga dengan itu mereka mampu mengendalikan diri sendiri.
5.
Untuk pengembangan estetika, murid harus cinta pada alam, dan
memperketat kepribadiannya melalui seni.
Setelah revolusi Islam di Iran 1979, sistem pendidikan Iran mengalami
perubahan yang sangat mendasar dan semua upaya pendidikan harus disesuaikan
dengan prinsip-prinsip Islam. Prioritas harus diletakkan pada terjaminnya usaha
mendidik anak-anak dan generasi muda sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan
punya komitmen yang tinggi terhadap agama Islam. Upaya pendidikan didasarkan
pada al-Qurān, tradisi Islam, dan konstitusi republik Islam Iran sebagai dasar
dalam merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.
Tujuan dan sasaran pendidikan dirumuskan dari berbagai sumber,
termasuk konstitusi dan laporan Dewan Tertinggi perubahan dasar pendidikan yang
ditunjuk oleh Dewan Tertinggi revolusi kebudayaan Iran. Sumber-sumber ini menggariskan
bahwa pembangunan nasional adalah sasaran utama pendidikan. Pendidikan harus
dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas, mewujudkan integrasi sosial,
moral, dan spiritual dengan penekanan utama untuk memperkuat dan mendorong
keimanan terhadap Islam. Pendidikan juga harus menekankan pentingnya
peningkatan kualitas tenaga kerja dalam semua jenis dan level perekonomian, dan
dengan demikian, pendidikan harus dipandang sebagai invetasi untuk masa depan.[4]
Biaya Pendidikan di Iran
Pendidikan di Iran didanai oleh pemerintah. Walaupun terdapat
sekolah-sekolah swasta pemerintah tetap memberikan subsidi atau subsidi guru
dan staf, walaupun sumbangan dari orangtua siswa juga ada untuk keperluan pemeliharaan
sekolah (maintenance). Biaya untuk uang sekolah pada sekolah swasta tidak
terlalu tinggi.
Konstitusi Republik Islam di Iran menggariskan kerangka dasar pengembangan
pendidikan. Pasal 3 menyatakan bahwa pemerintah bertanggungjawab menyediakan
pendidikan yang gratis sampai pendidikan tingkat menengah bagi semua penduduk
Iran. Hal yang sama ditegaskan lagi pada pasal 30, yakni pemerintah Iran
berkewajiban memberikan pendidikan yang gratis dan selanjutnya akses
kependidikan tinggi.[5]
Kurikulum
Untuk kurikulum pendidikan di negara Iran dilaksanakan secara
terpusat. Tetapi pada tahun 1970 ada usaha ke arah perluasan partisipasi dalam
proses penentuan isi dan penyiapan bahan pelajaran. Panitia khusus dibentuk
untuk melakukan pengkajian ulang atau reviu atas rekomendasi yang diajukan
panitia lokal dari daerah yang berbeda-beda dan oleh para ahli. Ditingkat pendidikan
tinggi, para dosenlah yang menentukan isi mata kuliah.[6]
B.
Struktur dan Jenjang Pendidikan
Pendidikan di Iran masih bersifat sentralistik terdiri pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah dibawah
naungan Departemen pendidikan (ministry ofeucation), sedangkan pendidikan
tinggi di bawah naungan dan pengawasan Departemen Ilmu dan Teknologi.
1.
Pendidikan Pra-Sekolah
Jenjang pendidikan di Iran dari taman kanak-kanak untuk anak yang
berkisar usia 5-6 tahun, lama pendidikan satu tahun, dimana tahap ini bersifat
opsional (tidak diwajibkan).
2.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar (Dabestan) untuk anak berumur antara 6 tahun sampai
11 tahun, jangka waktu pendidikan lima tahun, wajib diikuti semua warga negara.
Pendidikan menengah/siklus orientasi (Rahnamayi) untuk anak
berkisar antara 11 tahun sampai dengan 14 tahun, lama belajar tiga tahun, wajib
diikuti oleh setiap warga negara.[7]
Para siswa akan menghadapi ujian akhir pada tingkat kelas 5 dan 8,
apabila siswa gagal dalam ujian, harus mengulang dan dapat mengambil ujian lagi
tahun berikutnya. Jika siswa gagal untuk kedua kalinya, mereka harus mengikuti
pelatihan kejuruan dasar.[8]
3.
Pendidikan Menengah
Untuk tingkat SMA (Dabirestan), lama belajar tiga tahun, tidak
diwajibkan bagi setiap warga negara. Pada tingkat ini telah mengarah kepada
ketrampilan/ teknis dimana antara teori dan praktik untuk setiap program
diseimbangkan.[9]
Untuk teori terdiri atas matematika, fisika, ilmu-ilmu eksperimental, sastra,
dan humaniora.
Sebelum masuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau universitas,
setiap siswa diharuskan mengikuti persiapan masuk ke perguruan tinggi (Konkoor)
selama satu tahun. Setelah lulus persiapan masuk perguruan tinggi, mahasiswa
dapat melanjutkan ke program perguruan tingi dengan tahapan sebagai berikut:
1.
Teknik/vocational school (Fogh-e-Diplo atau Kardani) lama
pendidikan dua tahun.
2.
Universitas/bachelor degree (Karsenase atau licence)
lama pendidika empat tahun.
3.
Master degree (karsenase-ye Arsyad atau Fogh Lisence) lama
pendidikan dua tahun.
4.
Program doktor/PhD (Karsenasi-Arshad-napayyasteh atau Doktora)
lama pendidikan tiga tahun.[10]
Kalender pendidikan di Republik Islam Iran berlangsung selama 10
bulan dari bulan september sampai dengan bulan juni. Hari belajar sabtu sampai
dengan kamis.
C.
Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Semenjak tahun 1973 sampai revolusi Islam tahun 1979, hambatan
utama dalam bidang pendidikan di Iran adalah Sumber Daya Manusia, bukan uang.
Di daerah perkotaan persediaan guru cukup memadai untuk melayani pedidikan
dasar bagi semua orang walaupun cukup banyak diantara guru-guru itu memenuhi
syarat dan kelas cenderung besar. Krisis pendidikan di Iran yang masih belum
teratasi adalah penyediaan guru untuk daerah-daerah pedalaman.
Perkembangan pendidikan ini lambat disebabkan terbatasnya jumlah dosen
yang memenuhi kualifikasi. Untuk menghadapi masalah ini, berbagai langkah telah
diambil. Para lulusan sekolah menengah diangkat menjadi guru tanpa terlebih
dahulu mendapat latihan mengajar. Kekurangan guru juga terjadi pada tingkat
sekolah menengah terutama pada sekolah-sekolah kejuruan dan teknik.
Sama halnya dengan pertumbuhan yang cepat di tingkat pendidikan
tinggi menurut staff pengajar yang punya kualifikasi serta para administrator.
Ada kemajuan yang diperoleh dalam memenuhi persayaratan personil universitas
yaitu dengan mengangkat para lulusan yang pulang setelah menyelesaikan
pendidikan lanjutan diluar negeri. Kenyataanya bahwa hampir seperdua mahasiswa
Iran tingkat pendidikan tinggi belajar diluar negeri, juga memberi harapan dan
angin segar bagi pendidikan di Iran.[11]
D.
Pendidikan Islam di Iran
Dalam perkembangan sejarah Islam, bangsa Iran mempunyai peranan dan
andil yang sangat besar baik dari sisi penyebaran agama Islam, perluasan
wilayah peradaban Islam, dan pendidikan. Dari daerah ini muncul tokoh-tokoh
atau dari berbagai macam keahlian, diantaranya al-Biruni, Muhammad Musa
al-Khawarizmi, Umar Khayam, dan lain-lain.
Dizaman modern sekarang. Republik Islam di Iran menjadi perhatian
dunia dengan nuklirnya yang dianggap kontroversi. Terlepas dari itu semua,
kemampuan yang dimiliki Iran pada hakikatnya adalah buah dari hasil kemajuan
pendidikan yang diperoleh bangsa Iran pasca revolusi 1979.
Revolusi yang terjadi pada 1979 tidak hanya dalam aspek
pemerintahan, tetapi juga dalam bidang pendidikan yaitu islamisasi pengetahuan.
Setelah revolusi sekolah-sekolah swasta dinasionalisasi, semua siswa dipisahkan
menurut jenis kelamin, buku pelajaran yang mencerminkan ajaran Islam dicetak.
Banyak perguruan tinggi yang ditutup dan dibuka kembali secara berangsur-angsur
mulai 1982-1983 dengan menggunakan kurikulum yang Islami (Islamisasi Ilmu
Pengetahuan).
Pendidikan Islam di iran terintegrasi dalam semua mata pelajaran
yang diberikan kepada peserta didik melalui nilai-nilai keislaman dalam semua
materi pelajaran. Dalam praktiknya dilapangan, pelaksanaannya diawasi oleh
Komite Revolusi Kebudayaan yang didirikan pada 1980. Materi pelajaran agama
(religious education) diberikan selama dua jam setiap minggu ditambah materi
pelajaran tentang al-Qur’an.
Bagi mereka yang berkeinginan mempelajari secara mendalam tentang
ilmu keislaman dapat melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi pada Fakultas
Teologi atau universitas swasta setelah mereka lulus ujian masuk perguruan
tinggi. Terdapat universitas Islam swasta tebesar di Iran yaitu Islamic Azad
University, dimana cabangnya terbesar di semua provinsi di Iran dengan jumlah
mahasiswa mencapai 1,5 juta mahasiswa.
Disamping sistem pendidikan Islam formal, pendidikan Islam
nonformal juga diberikan di masjid atau maktab. Materi pembelajaran adalah
al-Qur’an, logika, bahsa Arab, dan gramatika (nahwu).[12]
KESIMPULAN
1.
Setelah revolusi Islam di Iran 1979, sistem pendidikan Iran
mengalami perubahan yang sangat mendasar dan semua upaya pendidikan harus
disesuaikan dengan prinsip-prinsip Islam. Prioritas harus diletakkan pada
terjaminnya usaha mendidik anak-anak dan generasi muda sehingga menjadi muslim
yang konsekuen dan punya komitmen yang tinggi terhadap agama Islam.
2.
Struktur dan Jenjang Pendidikan diantaranya; pendidikan pra-sekolah
(jenjang pendidikan di Iran dari taman kanak-kanak untuk anak yang berkisar
usia 5-6 tahun) lama pendidikan satu tahun, dimana tahap ini bersifat opsional
(tidak diwajibkan). Pendidikan dasar (pendidikan dasar (Dabestan) untuk anak
berumur antara 6 tahun sampai 11 tahun, jangka waktu pendidikan lima tahun,
wajib diikuti semua warga negara. Pendidikan menengah untuk tingkat SMA
(Dabirestan), lama belajar tiga tahun, tidak diwajibkan bagi setiap warga
negara.
3.
Semenjak tahun 1973 sampai revolusi Islam tahun 1979, hambatan
utama dalam bidang pendidikan di Iran adalah Sumber Daya Manusia, bukan uang.
Di daerah perkotaan persediaan guru cukup memadai untuk melayani pedidikan
dasar bagi semua orang walaupun cukup banyak diantara guru-guru itu memenuhi
syarat dan kelas cenderung besar. Krisis pendidikan di Iran yang masih belum
teratasi adalah penyediaan guru untuk daerah-daerah pedalaman.
4.
|
Revolusi yang terjadi pada 1979
tidak hanya dalam aspek pemerintahan, tetapi juga dalam bidang pendidikan yaitu
islamisasi pengetahuan. Setelah revolusi sekolah-sekolah swasta
dinasionalisasi, semua siswa dipisahkan menurut jenis kelamin, buku pelajaran
yang mencerminkan ajaran Islam dicetak. Banyak perguruan tinggi yang ditutup
dan dibuka kembali secara berangsur-angsur mulai 1982-1983 dengan menggunakan
kurikulum yang Islami (Islamisasi Ilmu Pengetahuan).
Fuady, M. Noor. “Pendidikan
Islam di Iran (Tinjauan Historis Pra dan Pasca Revolusi)”: Tarbiyah
Islamiyah Vol.6, No. 2 (Jui-Desember 2016).
Karya Ilmu Kumpulan Pelajaran Sekolah dan Perguruan Tinggi,
“Pendidikan Negara Iran”, karyailmu99.co.id.
Saleh, M Nurul Ikhsan. “Perbandingan Sistem Pendidikan di Tiga
Negara; Mesir, Iran dan Turki”: Jurnal Pendidikan Islam Vol, No. 1 (Juni
2015).
|
Yahya, Suya. “Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dengan
Negara Iran”, Universitas Islam Nahdlatul Ulama (2015/2016).
[1] Suya Yahya, “Perbandingan
Pendidikan Islam di Indonesia dengan Negara Iran”, Universitas Islam Nahdlatul
Ulama (2015/2016).
[2] M. Noor Fuady,
“Pendidikan Islam di Iran (Tinjauan Historis Pra dan Pasca Revolusi)”: Tarbiyah
Islamiyah Vol.6, No. 2 (Jui-Desember 2016), 101.
[3] Ibid.,
[4] M. Noor Fuady,
“Pendidikan Islam di Iran (Tinjauan Historis Pra dan Pasca Revolusi)”: Tarbiyah
Islamiyah Vol.6, No. 2 (Jui-Desember 2016), 103.
[5] Suya Yahya, “Perbandingan
Pendidikan Islam di Indonesia dengan Negara Iran”, Universitas Islam Nahdlatul
Ulama (2015/2016), diambil dari Agustiar syah Nuur, Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara (Bandung: Lubuk Agung, 2002).
[6] M. Noor Fuady,
“Pendidikan Islam di Iran (Tinjauan Historis Pra dan Pasca Revolusi)”: Tarbiyah
Islamiyah Vol.6, No. 2 (Jui-Desember 2016), 105.
[7] Ibid., 103-104.
[8] M Nurul Ikhsan
Saleh, “Perbandingan Sistem Pendidikan di Tiga Negara; Mesir, Iran dan Turki”: Jurnal
Pendidikan Islam Vol, No. 1 (Juni 2015), 58.
[9] M. Noor Fuady,
“Pendidikan Islam di Iran (Tinjauan Historis Pra dan Pasca Revolusi)”: Tarbiyah
Islamiyah Vol.6, No. 2 (Jui-Desember 2016), 104.
[10] Ibid.,
[11] Karya Ilmu
Kumpulan Pelajaran Sekolah dan Perguruan Tinggi, “Pendidikan Negara Iran”, karyailmu99.co.id.
[12] Suya Yahya,
“Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dengan Negara Iran”, Universitas
Islam Nahdlatul Ulama.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar