makalah
PERFORMING 6
Berisi sekumpulan video microteaching yang dilakukan oleh mahasiswa PAI-H semester VI
Video 6
PERFORMING 5
Berisi sekumpulan video microteaching yang dilakukan oleh mahasiswa PAI-H semester VI
Video 5
PERFORMING 4
Berisi sekumpulan video microteaching yang dilakukan oleh mahasiswa PAI-H semester VI
Video IV
MAKALAH 8 - Perbandingan Pendidikan - sistem dan kebijakan pendidikan di inggris
Makalah ini
dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Perbandingan Pendidikan”
Disusun oleh:
kelompok 8
April
Hardiansyah (210315266)
Jannatun Na’im (210315283)
Oktiya Hayyu Liyandani (210315292)
KELAS PAI.H
Dosen pengampu
Zainur Rofik
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa
ini peradaban manusia dihadapkan pada perkembangan tekhnologi menuju kearah
puncak kejayaan. Munculnya berbagai inovasi tekhnologi dalam berbagai Negara
merupakan indikator dari adanya
kemajuan tersebut. Indikator kemajuan tersebut tidak bisa dilepaskan dari
sumber daya manusia yang unggul dan sistem pendidikan yang berkembang di negara
itu sendiri.
Manusia yang unggul akan melahirkan karya-karya
yang inovatif, sedangkan sistem pendidikan dikembangkan untuk membentuk input
manusia biasa menjadi output manusia yang unggul, baik dalam hal
intelektual maupun emosional. Diantara negara yang berhasil mencetak output
yang unggul adalah negara Inggris.
Berikut ini akan dibahas mengenai potret
sistem pendidikan di inggris dimulai dari kurikulum, kebijakan pendidikan, dan
lain sebagainya yang dapat dijadikan sebgai pembanding terhadap potret sistem
pendidikan yang diterapkan di Indonesia sekarang ini sehingga diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana sistem pendidikan di inggris?
2.
Bagaimana kurikulum pendidikan di inggris?
3.
Bagaimana kebijakan di bidang pendidikan agama
di inggris?
4.
Bagaimana
perbedaan sistem pendidikan di inggris dan di Indonesia?
|
1
|
`BAB II
A.
Sistem Pendidikan Di Inggris
Sistem
pendidikan di inggris dibagi menjadi empat bagian yang tergabung didalamnya
yaitu England,Skotlandia, wales dan irlandia utama. Pemerintah inggris
bertanggung jawab atas England, dan pemerintahan skotlandia, wales dan irlandia
bertanggungjawab atas Negara masing- masing. Adapun struktur dasar pendidikan
di Inggris yaitu:
1.
Pra-
primer (pre-primary education), usia 3-4 tahun.
Pendidikan
pra- dasar diikuti peserta didika yang berusia dibawah 5 tahun. Adapun
pembelajaran yang dilakukan dengan cara bermain, Area pembelajaan meliputi bahasa dan
komunikasi, perkembangan fisik, perkembangan pribadi, sosial dan emosional, literasi, matematika,
pemahaman tentangdunia, seni dan rupa. Tidak ada ujian
khusus untuk menyelesaikan pendidikan ini. Pemerintah menyediakan pendidikan
pra-dasar tanpa biaya, 15 jam per-minggunya untuk anak berusia tiga tahunke
atas selama 38 minggu.[1]
2.
Primer
(pre-primary education), usia 4-11 tahun.
|
2
|
3.
Pendidikan
sekunder (secondary school), usia 11- 16 tahun
Pendidikan menengah berlangsung selama lima hingga tujuh tahun.
Peserta didik pendidikan menengah tingkat pertama berusia 11–16 tahun. Ada dua Key
Stage yaitu Key Stage 3 (untuk tahun ketujuh hingga kesembilan) dan Key
Stage 4 (untuk tahun kesepuluh hingga kesebelas).
4.
Pendidikan
lanjutan (further school), usia 16-18 tahun
Setelah
menyelesaikan Key Stage 4 (usia 16 tahun), peserta didik akan mengambil ujian
General Certificate of Secondary Education (GCSE). Setelah menyelesaikan
GCSE, peserta didik dapat memilih untuk melanjutkan ke pendidikan menengah atas
(jalur akademik), pendidikan vokasi (vokasional), program magang (vokasional),
pendidikan berkelanjutan (further education), atau langsung
bekerja.[3]
5.
Pendidikan
tinggi (higher edication), usia diatas 18 tahun.
Pendidikan tinggi diikuti oleh mahasiswa berusia di atas 18 tahun.
Ada tiga jenjang yang dapat ditempuh yaitu S1 (undergraduate)
yang berdurasi tiga tahun, S2 (Master) yang biasanya berdurasi satu tahun,
dan S3 (PhD.) yang berdurasi minimal tiga tahun. Di universitas
tertentu ada beberapa program yang mengkombinasikan jenjang S1 dan S2 dalam satu
program, sehingga di akhir empat tahun pembelajaran mahasiswa langsung
menerima gelar S2 (Master).[4]
Seperti juga di Indonesia, struktur pendidikan tinggi di Inggris
terdiri dari universitas, fakultas, department (jurusan) dan bagian
(subdepartment). Disamping itu terdapat
lembaga-lembaga atau pusat-pusat (institute,
centre) ada yang langsung berada di bawah universitas,
fakultas bahkan jurusan. Universitas dipimpin oleh seorang
chancellor yang biasanya diberikan pada orang-orang terhormat/keluarga
kerajaan, akan tetapi kegiatan sehari-hari dilakukan
oleh vice chancellor. Wewenang fakultas hanya mengurus administrasi
pendidikan, seperti pendaftaran mahasiswa baru dan sebagainya.
Wewenang penerimaan itu sendiri dan penyelenggaraan pendidikan
pada umumnya ada pada jurusan, terutama subdepartmnet (laboratorium/bagian). Bagian
(sub-department) sangat berperanan dalam struktur pendidikan
tinggi ini. Bagian ini merupakan pengelola satu bidang ilmu
yang diketuai (pada umumnya) oleh seorang profesor, dan hanya ada
satu profesor dalam satu bagian. Seluruh kegiatan pendidikan dan
pengawasan penelitian dikelola oleh bagian. Ketua jurusan adalah
seorang profesor yang mengelola administrasi pendidikan, penelitian
dan seminar.[5]
B.
Kurikulum Pendidikan Di Inggris
Terdapat dua jenjang pendidikan yang diatur di dalam Kurikulum
Nasional untuk England (National Curriculum), yaitu: Pendidikan
Pra-Primer dan Pendidikan Primer dan Sekunder. Education Act 2002 Chapter 32
adalah undang-undang yang mendasari pengaturan ini. Di dalam undang-undang
ini, Kurikulum Nasional untuk Wales pun juga diatur, tepatnya di Part 7 (26).
Perbedaan di antara keduanya hanya terletak pada keberadaan mata pelajaran
Bahasa Welsh di dalam Kurikulum Nasional untuk Wales.
Tidak terdapat kurikulum yang baku untuk Pendidikan Lanjutan dan
Pendidikan Tinggi. Hal ini dikarenakan beragamnya kualifikasi yang ada di
jenjang pendidikan pasca 16 tahun. Setiap kualifikasi memiliki kurikulumnya
masing-masing. Siswa pada tahap ini sudah dianggap cukup dewasa untuk memilih.
Beberapa kualifikasi yang ada menawarkan pelatihan keterampilan praktis
sehingga dapat langsung bekerja selepas itu. Beberapa menawarkan persiapan
sebelum masuk ke universitas dan sebagainya.
1.
Pendidikan
Pra-Primer
Berdasarkan undang-undang, pendidikan pra-primer adalah pendidikan
untuk anak-anak yang belum memasuki usia wajib belajar (anak yang belum berusia
5 tahun). Pendidikan ini dapat disediakan di sekolah, misalnya di taman
kanak-kanak atau kelas nursery di sekolah dasar, atau di mana saja.
Untuk anak-anak usia 3 bulan sampai 3 tahun, umumnya pendidikan
disediakan oleh sektor swasta dan voluntary, dengan orang tua membayar
biaya pendidikan dan tidak diwajibkan (non-compulsory). Untuk anak-anak
berusia 3 dan 4 tahun terdapat pendidikan gratis bagi orang tua yang ingin
menyekolahkan anaknya.
Berdasarkan undang-undang yang diatur Childcare Act 2006,
saat ini telah diberlakukan sistem Early Years Foundation Stage (EYFS). EYFS
ditujukan untuk bayi sejak lahir hingga usia 5 tahun. Terdapat enam bidang
pembelajaran dan pengembangan, yaitu: pengembangan pribadi, sosial dan emosi; komunikasi,
bahasa dan melek huruf; pemecahan masalah, reasoning dan angka;
pengetahuan umum dan pemahaman terhadap dunia; olah raga, dan pengembangan
kreatifitas.
Kurikulum perkembangan anak, atau disebut foundation
stage di dalam Kurikulum Nasional sejak diberlakukannya Education Act
2002, disusun dalam beberapa bidang pembelajaran.[6]
2. Pendidikan Primer dan Sekunder
Terdapat dua tahap pendidikan yang termasuk di
dalam program paket wajib belajar, yaitu:
a.
Pendidikan Primer
(usia 5-11 tahun), dan
b.
Pendidikan Sekunder
(usia 11-16 tahun)
Umumnya siswa melanjutkan dari
sekolah primer ke sekolah sekunder di usia 11 tahun. Namun, ada beberapa daerah
di Inggris menggunakan 3 jenjang (3-tier) dan menyediakan sekolah
menengah (middle schools) untuk siswa usia 8 atau 9 tahun sampai 12 atau
13 tahun. Banyak dari sekolah sekunder setelah menyelesaikan tahap pendidikan
wajib belajar juga menyediakan pendidikan tingkat lanjutan untuk siswa usia 16
sampai 18 tahun.[7]
C.
Kebijakan Di Bidang Pendidikan Agama Di
Inggris
Pendidikan
Agama adalah mata pelajaran wajib dalam sistem pendidikan di Negara Inggris.
Sekolah diminta untuk mengajarkan program studi agama sesuai dengan pedoman lokal dan nasional.
Pendidikan Agama di inggris diamanatkan oleh Undang-Undang
Pendidikan 1944 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Reformasi
Pendidikan 1988 dan Standart Sekolah dan Kerangka Undang-Undang 1998. Pemberian
pendidikan agama adalah wajib disemua sekolah yang didanai negara, akan tetapi
tidak wajib bagi setiap anak-anak untuk mengambil subjek (mata pelajaran).
Subjek terdiri dari studi agama-agama, pemimpin agama, dari tema agama dan
moral yang berbeda. Namun, kurikulum yang dipakai didominasi dari agama kristen
merupakan mayoritas isi subjek. Semua orang tua memiliki hak untuk menarik anak
dari pendidikan agama, yang sekolah harus menyetujuinya.[8]
Pendidikan Agama Islam yang dijalankan
masyarakat minoritas muslim di inggris sesungguhnya merupakan upaya untuk
memberikan pendidikan kepada keluarga masing-masing sesuai dengan norma yang
dianutnya. Kurikulum pendidikan islam yang dikombinasikan dengan mata pelajaran
yang lain, selain pelajaran agama merupakan suatu terobosan positif yang
dilakukan oleh kaum muslimin di inggris dan memberikan pembelajaran bahwa
pendidikan agama tidak bertolak belakang dengan ilmu-ilmu yang lain, bahkan
bisa dikatakan adanya sinkronisasi atar ilmu pengetahuan tersebut.[9]
D.
Perbedaan Sistem pendidikan di inggris dan di Indonesia
|
No.
|
Aspek perbandingan
|
INDONENESIA
|
INGGRIS
|
|
1.
|
Masa Belajar
|
6 Tahun
|
7 Tahun
|
|
2.
|
Tahun Akademik
|
Juli - Juni
|
September - Juli
|
|
3.
|
Pembiayaan Pendidikan
|
sekolah
negeri dibiayai oleh pemerintah sedangkan sekolah swasta hanya mendapat
subsidi
|
Sekolah
negeri dibiayai oleh oleh pemerintah sedangkan swasta hanya mendapat subsidi
|
|
4.
|
Waktu Belajar
|
a.
Pada
umumnya hari senin- sabtu
b.
Pada
umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
c.
Waktu
belajar 34 minggu/tahun jumlah belajar 27-38 minggu
|
a.
Pada
umunya hari senin- jum’at.
b.
Pada
umunya jam belajar per hari sebanyak 4,5 jam
c.
Hari
efektif selama 200 hari (20 minggu hari tahun), jumlah jam belajar 23,5
jam/minggu
|
|
5.
|
Kurikulum Mata Pelajaran
|
a.
Pendidikan
agama
b.
Pendidikan
kewarganegaraan
c.
Bahasa
Indonesia
d.
Matematika
e.
IPA
f.
IPS
g.
SBDP
h.
PJOK
i.
Muatan
lokal
|
a.
Bahasa
spanyol
b.
Matematika
c.
Ilmu
pengetahuan alam
d.
Ilmu
pengetahuan sosial
e.
Pelatihan
(musik, seni estetika, dan kerajinan tangan)
f.
Pendidikan
jasmani
|
|
6.
|
Evaluasi
|
Ujian Nasional
|
A-Levels
|
|
7.
|
Konsekuensi UN
|
Jika
siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1 Siswa harus mengikuti UN tahap 2,
mereka harus mengikutiprogram kejar paket
|
jika
siswa tidak lulus pada ujian nasional tahap 1 maka siswa harus mengikuti ujian
tahap 2, jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengulang
pelajaran dari awal.
|
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1.
Sistem Pendidikan Di Inggris
Sistem
pendidikan dinggri s di bagi menjadi:
a.
Pra-
primer (pre-primary education), usia 3-4 tahun.
b.
Primer
(pre-primary education), usia 4-11 tahun.
c.
Pendidikan
sekunder (secondary school), usia 11- 16 tahun
d.
Pendidikan
lanjutan (further school), usia 16-18 tahun
e.
Pendidikan
tinggi (higher edication), usia diatas 18 tahun
2.
Kurikulum Pendidikan Di Inggris
a.
Pra
primer
b.
Pendidikan Primer
(usia 5-11 tahun), dan
c.
Pendidikan Sekunder
(usia 11-16 tahun)
3.
Kebijakan Di Bidang Pendidikan Agama Di Inggris
Masyarakat muslim inggris memiliki
pandangan dan madzhab yang beragam, namun dalam hal pendidikan agama ada
beberapa factor yang mebuat cara pandang mereka menjadi sama disebabkan karena
keadaan lingkungan mereka mengatakan bahwa faktor dan motivasi orang muslim di
inggris untuk mendapatkan layanan pendidikan agama islam.
Spirit keagamaan menjadi daya dorong utama bahwa
kehidupan senantiasa di inspirasi dari semangat beragama. Ekspresi keagamaan
tidaklah bertentangan dengan kewarganegaraan. Sehingga bisa saja, semangat
beragama tetap sejalan dengan tuntutan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks
ini, masyarakat minoritas muslim inggris tetap memegang teguh prinsip-prinsip beragama,
pada saat yang sama juga menjadi warga negara dan berkontribusi bagi
kebersamaan dalam konteks kenegaraan.
|
8
|
4.
Perbedaan
sistem pendidikan di Indonesia dan di inggris
|
No.
|
Aspek perbandingan
|
INDONENESIA
|
INGGRIS
|
|
1.
|
Masa Belajar
|
6 Tahun
|
7 Tahun
|
|
2.
|
Tahun Akademik
|
Juli - Juni
|
September - Juli
|
|
3.
|
Pembiayaan Pendidikan
|
sekolah
negeri dibiayai oleh pemerintah sedangkan sekolah swasta hanya mendapat subsidi
|
Sekolah
negeri dibiayai oleh oleh pemerintah sedangkan swasta hanya mendapat subsidi
|
|
4.
|
Waktu Belajar
|
d.
Pada
umumnya hari senin- sabtu
e.
Pada
umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
f.
Waktu
belajar 34 minggu/tahun jumlah belajar 27-38 minggu
|
d.
Pada
umunya hari senin- jum’at.
e.
Pada
umunya jam belajar per hari sebanyak 4,5 jam
f.
Hari
efektif selama 200 hari (20 minggu hari tahun), jumlah jam belajar 23,5
jam/minggu
|
|
5.
|
Kurikulum Mata Pelajaran
|
j.
Pendidikan
agama
k.
Pendidikan
kewarganegaraan
l.
Bahasa
Indonesia
m.
Matematika
n.
IPA
o.
IPS
p.
SBDP
q.
PJOK
r.
Muatan
lokal
|
g.
Bahasa
spanyol
h.
Matematika
i.
Ilmu
pengetahuan alam
j.
Ilmu
pengetahuan sosial
k.
Pelatihan
(musik, seni estetika, dan kerajinan tangan)
l.
Pendidikan
jasmani
|
|
6.
|
Evaluasi
|
Ujian Nasional
|
A-Levels
|
|
7.
|
Konsekuensi UN
|
Jika
siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1 Siswa harus mengikuti UN tahap 2,
mereka harus mengikutiprogram kejar paket
|
jika
siswa tidak lulus pada ujian nasional tahap 1 maka siswa harus mengikuti
ujian tahap 2, jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengulang
pelajaran dari awal.
|
Adziman M.
Fauzan dan Soelaiman Fauzi, Sistem Pendidikan Di Inggris London: Kantor
Atase Pendidikan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI),2014
Utami Aprillyana Dwi, Pratikta Arihdya Caesar,dkk, Sistem Pendidikan Vokasi Di Inggris, London: Kantor
Atase Pendidikan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI),2018
Wekke Ismail Suardi dan Tang Ambo, Kultur
Pendidikan Islam di Minoritas Muslim Inggris, Taqafiyyat, vol.17, no.1,
juni 2016
Msholihul, Sistem
Pendidikan Tinggi di Inggris, dalam
https://Msholihul.files.wordpress.com/2012/05/bukupanduaninggris.pdf
Http://en.wikipedia.org/wiki/Religious_Education_In_Primary_And_Secondary_Education.
Diakses pada tanggal 19 Mei 2018
http://irmansarigamiarsrsih.blogspot.co.id/2013/03/nama-irmasarigamiarsih-nim-09108244030.html/m=1
diakses 21/05/2018
[1] Fauzi
Soelaiman dan M. Fauzan Adziman, Sistem Pendidikan Di Inggris (London:
Kantor Atase Pendidikan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI),2014),9-10
[2]Aprillyana Dwi Utami, Arihdya Caesar Pratikta,dkk,Sistem
Pendidikan Vokasi Di Inggris (London: Kantor Atase Pendidikan, Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI),2018),3.
[5] Msholihul, Sistem
Pendidikan Tinggi di Inggris, dalam
https://Msholihul.files.wordpress.com/2012/05/bukupanduaninggris.pdf
[6] Fauzi
Soelaiman dan M. Fauzan Adziman, Sistem Pendidikan Di Inggris,hlm.9.
[7] Ibid.,21-22
[8] Http://en.wikipedia.org/wiki/Religious_Education_In_Primary_And_Secondary_Education.
Diakses pada tanggal 19 Mei 2018












“Orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu itu adalah dua sekutu yang berserikat pada kebaikan dan manusia yang lainnya adalah bodoh. Hendaklah engkau menjadi orang yang berilmu atau belajar atau mendengar, dan jangan engkau menjadi orang yang keempat (tidak salah seorang dari yang tiga tadi), maka binasalah engkau"
“Ilmu itu kehidupan hati daripada kebutaan, sinar penglihatan daripada kezaliman dan tenaga badan daripada kelemahan.”
(Imam Al Ghazali)
